PALANGKA
RAYA โ Kepala Dinas Sosial Kota Palangka Raya H Akhmad Fauliansyah mengatakan, pihaknya
tidak ada melakukan pemulangan terhadap para mantan pekerja seks komersial atau
wanita tuna susila (WTS) yang berada di lokalisasi Bukit Sungkai.
Katanya,
Dinsos ingin membantu para WTS ini untuk dipulangkan ke daerah asalnya, namun mereka
menolak dan lebih memilih pulang dengan biaya sendiri. รขโฌลDengan catatan mereka
membuat perjanjian bahwa tidak akan melakukan praktik prostitusi lagi,รขโฌย
katanya, Selasa.
Lantaran
pulang sendiri, lanjut dia, pihaknya tidak bisa memantau kepulangan mereka,
baik menggunakan jalur darat, laut ataupun udara. Penutupan lokalisasi bukan hanya
keinginan pihak pemko saja, tetapi merupakan keinginan Kementerian Sosial yang
membuat program 2019 Indonesia bebas prostitusi dengan cara menutup lokalisasi.
Dengan
adanya penutupan lokalisasi ini Dinsos mengadakan pelatihan keterampilan kepada
para WTS. โAgar mereka dapat tetap mencari uang, tanpa melakukan praktik
prostitusi,โ ucapnya.
Pada
Rabu lalu (16/10), lanjut dia, pihaknya bersama Disnaker melakukan pembinaan
kepada 20 eks WTS. Mereka, dilatih membuat kue kering. Di akhir pelatihan ini
masing-masing peserta mendapatkan satu buah mixer dan satu buah blender.
โKami hanya memberikan pelatihan keterampilan saja, tapi tidak dengan
pemberian modalnya, karena keterbatasan anggaran,โ bebernya.
Saat
deklarasi beberapa waktu lalu, beber Faul, pihaknya telah meminta pemilik
karaoke untuk membongkar kamar yang ada di karaoke tersebut. รขโฌลSehingga yang
tersisa hanyalah bilik-bilik karaoke saja, tapi tidak dengan kamar-kamarnya. Yang
kami tutup, prostitusinya bukan permukimannya,โ ujarnya.
Untuk
bisnis karaoke, terang dia, tetap berjalan karena ada legalitasnya. Dengan
adanya izin ini, maka tempat karaoke itu akan dipantau setiap bulan. รขโฌลBila
ditemukan kasus masih ada prostitusi, kami akan menindak tegas serta melapor ke
instansi terkait agar izin karaoke tersebut dicabut,โ pungkasnya. (*ahm/ami/iha/CTK)