25.2 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

Isu Ideologi Jangan Jadi Alat Pukul

PALANGKA RAYA – Kabar menggembirakan datang dari kalangan
pemuda Palangka Raya. Ya. Sejumlah aktivis Palangka Raya semakin aktif
berbicara. Melalui Forum Group Discussion (FGD) dimotori Pemuda Katolik Komcab
Palangka Raya dan Lakpesdam Kalteng, berbagai perwakilan organisasi kepemudaan
(OKP) dan organisasi kemasyarakatan (Ormas) diskusi santai terkait refleksi
kebangsaan dan keberagaman.

Dosen Universitas Palangka Raya
Doni Lasedauw saat ikut
diskusi, mengatakan dalam bingkai kebangsaan dan keberagaman, gerakan pemuda
tidak memandang apa latar belakang suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).
Pancasila hanya lahir di Indonesia, menjadi alat pemersatu dan pengingat.

“Jangan isu ideologi menjadi alat
memukul orang yang kritis. Semua perbedaan disatukan dengan ideologi
Pancasila,” tuturnya di Fusion Café Palangka Raya, Kamis (3/10/2019) sore.

Baca Juga :  Maju di Pilkada Kotim, Halikinnor Usung Program Ini

Ketua PW Lakpesdam Kalteng M
Rozikin juga menyampaikan pentingnya diskusi lintas generasi dan saling
mengisi, karena menurutnya banyak orang Kalteng lulusan luar negeri dan nasional
yang diharapkannya memberikan pengalaman dan cerita yang luas bagi generasi
muda, sehingga khasanah dan wawasan dengan literasi semakin terpenuhi.

Ketua KNPI Kalteng Rahmad Handoko
mengatakan, sebagai refleksi kebangsaan dan keberagaman, semua memang tidak
sama. Karena itu, kata Handoko, ada Bhinneka Tunggal Ika sebagai pegangan
masyarakat agar saling memahami peran dan fungsi sehingga saling toleransi.

Dipandu moderator Sekjen Pemuda
Katolik Palangka Raya Moses Agus Purwanto, FGD yang bakal rutin digelar kali
ini dihadiri perhimpunan mahasiswa katolik (PMKRI), KNPI Kalteng, GMNI, PMII,
HMI, Fordayak, Pemuda Pancasila, KMHDI, Karang Taruna, dan lainnya. (abe/nto)

Baca Juga :  Sakit Meninggal

PALANGKA RAYA – Kabar menggembirakan datang dari kalangan
pemuda Palangka Raya. Ya. Sejumlah aktivis Palangka Raya semakin aktif
berbicara. Melalui Forum Group Discussion (FGD) dimotori Pemuda Katolik Komcab
Palangka Raya dan Lakpesdam Kalteng, berbagai perwakilan organisasi kepemudaan
(OKP) dan organisasi kemasyarakatan (Ormas) diskusi santai terkait refleksi
kebangsaan dan keberagaman.

Dosen Universitas Palangka Raya
Doni Lasedauw saat ikut
diskusi, mengatakan dalam bingkai kebangsaan dan keberagaman, gerakan pemuda
tidak memandang apa latar belakang suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).
Pancasila hanya lahir di Indonesia, menjadi alat pemersatu dan pengingat.

“Jangan isu ideologi menjadi alat
memukul orang yang kritis. Semua perbedaan disatukan dengan ideologi
Pancasila,” tuturnya di Fusion Café Palangka Raya, Kamis (3/10/2019) sore.

Baca Juga :  Maju di Pilkada Kotim, Halikinnor Usung Program Ini

Ketua PW Lakpesdam Kalteng M
Rozikin juga menyampaikan pentingnya diskusi lintas generasi dan saling
mengisi, karena menurutnya banyak orang Kalteng lulusan luar negeri dan nasional
yang diharapkannya memberikan pengalaman dan cerita yang luas bagi generasi
muda, sehingga khasanah dan wawasan dengan literasi semakin terpenuhi.

Ketua KNPI Kalteng Rahmad Handoko
mengatakan, sebagai refleksi kebangsaan dan keberagaman, semua memang tidak
sama. Karena itu, kata Handoko, ada Bhinneka Tunggal Ika sebagai pegangan
masyarakat agar saling memahami peran dan fungsi sehingga saling toleransi.

Dipandu moderator Sekjen Pemuda
Katolik Palangka Raya Moses Agus Purwanto, FGD yang bakal rutin digelar kali
ini dihadiri perhimpunan mahasiswa katolik (PMKRI), KNPI Kalteng, GMNI, PMII,
HMI, Fordayak, Pemuda Pancasila, KMHDI, Karang Taruna, dan lainnya. (abe/nto)

Baca Juga :  Sakit Meninggal

Terpopuler

Artikel Terbaru