PALANGKA
RAYA, PROKALTENG.CO
– Masa depan ekosistem hutan di Kalimantan Tengah sangat tergantung pada
kesadaran generasi muda menjaga kelangsungan hutan di provinsi ini. Oleh karena
itu, pendidikan lingkungan hidup untuk anak usia dini yang simultan dan holistik,
menjadi upaya yang sangat relevan dan penting guna menjaga masa depan hutan.
Hal tersebut disampaikan oleh Manajer Edukasi
Dwi Riyan dalam acara talkshow yang bertema “Membangun Kesadaran Konservasi
Sejak Usia Dini melalui Pendidikan Lingkungan Hidupâ€, yang diselenggarakan
Borneo Nature Foundation (BNF) Indonesia, melalui platform zoom webinar, Sabtu
(28/11).
Koordinator
Anak Sebangau Petricia Hutasoit sedang memberikan materi bersama sejumlah
anggota Anak Sebangau di Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya. (FOTO : BNF)
Acara
tersebut merupaan rangkaian kegiatan Festival Anak Sebangau (FAS) 2020, yang
digelar BNF sebagai bentuk apresiasi untuk partisipasi dan semangat Anak
Sebangau mengikuti PLH yang diinisiasi BNF.
Selain Riyan, hadir pula sebagai pembicara di
talkshow tersebut antara lain, Founder Sejiwa Dienna Haryana, Kepala Bidang SMK
Dinas Provinsi Kalimantan Tengah Eka Aprilianti, dan selaku moderator adalah
Founder Sekolah Sahabat Alam Palangka Raya Qonita Tajuddin.
“Melalui pendidikan lingkungan hidup (PLH),
banyak hal yang dapat diubah dan dibangun, di antaranya kesadaran akan arti
penting kelestarian lingkungan. Perspektif dan perilaku terhadap lingkungan
yang dulunya cenderung tidak peduli dengan lingkungan dapat berubah,†ungkap Riyan.
Oleh karena itu, lanjutnya, sejak tahun 2016,
BNF melalui program edukasi membentuk Anak Sebangau, yaitu komunitas anak di
Kelurahan Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya yang peduli lingkungan.
Riyan mengharapkan, melalui PLH, Anak
Sebangau mendapatkan bekal pengetahuan dan sarana untuk memulai tindakan
konservasi sendiri sehingga dapat menjadi fasilitator untuk perubahan di masa
depan.
Saat ini, ada 30 anak di Kereng Bangkirai
yang menjadi anggota Anak Sebangau. Koordinator Anak Sebangau Petricia Hutasoit
menambahkan, anak-anak yang tergabung dalam Anak Sebangau juga diharapkan
menjadi kader-kader konservasi di masa depan.
Salah satu masalah utama yang kerap menyertai
adalah sikap tidak peduli terhadap lingkungan, serta kurangnya pengetahuan dan
kesadaran akan arti penting kelestarian lingkungan hidup.
“Maka, disinilah pendidikan lingkungan hidup
semestinya mengambil peran penting. Festival Anak Sebangau sendiri untuk
mempromosikan program Anak Sebangau, apa yang mereka lalukan selama setahun
untuk dibagikan kepada keluarga dan masyarakat sehingga memberikan inspirasi
bagi anak muda lainnya untuk mengambil peran yang sama.†sambungnya.
Menurut Kepala Bidang SMK Dinas Provinsi
Kalimantan Tengah Eka Aprilianti PLH dapat membantu siswa mengembangkan
pengetahuan nyata tentang lingkungan alam, khususnya yang berhubungan dengan
cara ekosistem bekerja.
“Dengan PLH juga kita
dapat mengetahui dampak perilaku manusia
terhadap lingkungan, dan menciptakan persepsi yang lebih positif tentang nilai
alam semesta, mengembangkan kebiasaan yang ramah lingkungan, serta melibatkan
siswa dalam program pengelolaan lingkungan mengembangkan psikologi siswa dan
hubungan sipitual siswa dengan alam,” pungkasnya.Â