SMPN
4 Laung Tuhup sedang mempersiapkan diri menjadi sekolah Adiwiyata tingkat
kabupaten Murung Raya. Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang berbasis
lingkungan. Sekolah sebagai tempat belajar mengajar yang terintegrasi dengan
lingkungan bertujuan menumbuhkan karakter cinta lingkungan, disiplin, dan
pembiasaan hidup bersih pada peserta didik.
Menurut
Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup,
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan
perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain. Kesatuan ruang dengan semua benda berkaitan dengan
lingkungan fisik.
SMPN
4 Laung Tuhup mengajak peserta didik untuk berkomitmen menciptakan lingkungan
sekolah menjadi lestari melalui beberpa program. Program tersebut antara lain
lomba kebersihan kelas, pembuatan taman sekolah, kebun TOGA, green house, dan
kegiatan ekstrakurikuler.
SMPN
4 Laung Tuhup memberikan bimbingan pada siswa melalui program ekstrakurikuler.
Siswa bahkan dapat memilih ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakatnya.
Kegiatan ekstrakurikuler diadakan setiap hari Jumat. Salah satu ekstrakurikuler
di SMPN 4 Laung Tuhup adalah ekstrakurikuler Lingkungan.
Ekstrakurikuler
lingkungan mengajarkan siswa untuk memelihara, melestarikan, dan menjaga
lingkungan sekolah melalui penanggulangan sampah dengan cara pemilahan sampah.
Sampah dipilah menjadi sampah non-organik dan sampah organik. Sampah
non-organik terdiri dari sampah plastik dan botol air mineral yang kemudian
diolah menjadi hiasan kelas. Sedangkan sampah organik yang terdiri dari daun-daun
dimanfaatkan untuk diolah menjadi pupuk kompos.
Langkah
awal yang dilakukan SMPN 4 Laung Tuhup dalam pengolahan sampah adalah memberi
materi tentang jenis-jenis sampah pada seluruh siswa SMPN 4 Laung Tuhup. Seluruh
siswa memiliki pemahaman untuk memilah sampah. Kemudian, ketika jumat bersih
siswa ekskul lingkungan mengolah sampah daun menjadi pupuk kompos.
Sampah
organik yang telah terurai akan menjadi serbuk pupuk kompos berwarna coklat
kehitam-hitaman menyerupai tanah. Proses sampah organik menjadi pupuk kompos
organik memerlukan waktu 3-4 minggu. Pupuk kompos yang sudah jadi siap untuk
digunakan memupuk tanaman di sekolah SMPN 4 Laung Tuhup.
Pupuk
kompos memiliki manfaat sebagai pupuk alami untuk menutrisi tanaman dan dapat
mengembalikan unsur hara tanah yang tandus, sehingga tanaman dapat tumbuh
subur.
Pengolahan
pupuk kompos untuk menyuburkan tanaman juga bernilai ekonomis karena tidak
perlu lagi membeli pupuk kimia. Pengolahan pupuk kompos di SMPN 4 Laung Tuhup telah
mampu menumbuhkan karakter peserta didik untuk mencintai lingkungannya dengan
tidak membuang sampah sembarangan melainkan memanfaatkan sampah melalui
ekstrakurikuler lingkungan. Mengolah sampah menjadi pupuk dan menciptakan
lingkungan SMPN 4 Laung Tuhup menjadi lebih bersih dan sehat adalah tujuan dari
ekstrakurikuler lingkungan.(ila/CTK)