Desainer Wignyo Rahadi
mengajak masyarakat semakin mencintai kain nusantara. Lewat tangan dinginnya,
Wignyo kini menghadirkan koleksi busana dari tenun ikat Maluku motif Tanimbar.
Setidaknya ada 13 koleksi yang
dihadirkan dengan ragam warna. Yakni coklat, terakota, dan hitam serta warna
lebih terang seperti oranye diaplikasikan dalam ragam gaya busana yang praktis
dan terkesan modern.
Berbagai jenisnya
seperti dress dengan
siluet ringan, padanan blus dengan varian celana maupun rok, serta
dilengkapi outer yang
terkesan dinamis. Tenun Ikat Tanimbar dikombinasikan pula dengan daya tarik
bahan Tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Permainan potongan asimetris dan
draperi merupakan elemen ornamen yang turut menjadi sentra perhatian pada
koleksi ini.
“Serta diharapkan dapat
menginspirasi masyarakat luas untuk memakai Tenun Tanimbar bukan hanya sebagai
kain sarung, tetapi juga sebagai ready
to wear atau busana siap pakai, termasuk kalangan desainer
mode untuk mengolah material Tenun Tanimbar menjadi berbagai jenis dan gaya
busana siap pakai,†papar Desainer Wignyo Rahadi dalam keterangan tertulis,
Kamis (9/1) lalu.
Beberapa pekan sebelumnya,
Wignyo Rahadi juga mengusung kain nusantara dalam koleksinya. Salah satunya
kain Ulos asal Tapanuli yang diubahnya menjadi lebih cantik.
Saat itu Wignyo memilih Ulos
Harungguan yang disebut sebagai ‘Raja’ Ulos di Tanah Tapanuli karena di masa
lampau hanya dipakai oleh Raja dan kalangan terpandang sehingga dianggap
memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan jenis Ulos lain. Keistimewaan Ulos
Harungguan memiliki motif kompleks yang menggabungkan semua motif Ulos,
sehingga tak ada pengulangan motif. Ulos Harungguan hanya dibuat oleh penenun
di Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
“Ikut mengangkat warisan
budaya leluhur, yang disajikan dalam tampilan modern yang disukai semua
generasi,†jelasnya. (jpc)