30.1 C
Jakarta
Tuesday, April 22, 2025

Tifa dan Aerith Bikin FF VII Remake Kian Sempurna

PARA
penggemar seri game RPG Final Fantasy masih dibuai oleh keapikan Final Fantasy
VII Remake yang rilis pada 10 April lalu. Lebih dari sekadar sensasi nostalgia,
FF VII Remake juga menawarkan gameplay yang sama sekali baru dan diterima
dengan positif oleh kebanyakan gamer.

Selain
gameplay, kekuatan utama dari FF VII Remake terletak pada penokohan dan desain
para karakternya yang berhasil dieksekusi dengan sangat baik. Dari sederet
tokoh ikonik yang pernah muncul pada game pendahulunya 23 tahun silam di
platform Playstation generasi pertama (PSX), ada dua nama yang kehadirannya
sangat ditunggu-tunggu: Tifa Lockhart dan Aerith Gainsborough.

Bagi
yang mengikuti atau pernah memainkan FF VII di PSX, Tifa dan Aerith tentunya
sudah tidak asing lagi. Keduanya digambarkan sebagai sosok wanita cantik dengan
karakter yang bertolak belakang: Tifa adalah sosok gadis baik hati dan lembut
namun punya kekuatan dan kemampuan bertarung luar biasa, sementara Aerith
merupakan gadis periang nan genit dengan ilmu sihir mumpuni.

Dalam
FF VII, karakter keduanya sudah bisa tergambar cukup baik meski masih dalam
tampilan pixelated dan belum melibatkan pengisi suara di dalamnya. Di
FF VII Remake yang rilis secara eksklusif untuk Playstation 4 (PS4), Tifa dan
Aerith boleh dibilang sukses membuat para fans kepincut. Selain karena tampilan
grafis yang sudah mumpuni, kehadiran pengisi suara keduanya juga sukses membuat
karakter kedua gadis yang ‘memperebutkan’ tokoh sentral Cloud Strife itu
semakin hidup.

Adalah
Britt Baron dan Briana White, dua pengisi suara yang sukses menjalankan tugas
mereka dengan sangat baik. Didapuk untuk mengisi dua karakter perempuan
bersejarah di dunia Final Fantasy, keduanya mengaku sangat puas dan bersyukur
para fans sangat senang dengan penjiwaan mereka.

Baca Juga :  70 Modifikator Bersaing di IAM MBtech 2019 Batam

Baron,
pengisi suara Tifa, menuturkan bahwa ia cukup banyak melakukan riset di
internet untuk bisa menyatu dengan karakter bartender di bar Seventh Heaven
tersebut. Salah satu topik yang menarik perhatiannya adalah kisah asmara cinta
segitiga antara Tifa, Aerith dan Cloud.

Perdebatan
ini sendiri memang bukan hal baru di kalangan fans seluruh dunia. Meskipun
tidak terlalu menjadi sorotan utama dalam keseluruhan kisah FF VII, namun
romansa antara ketiga tokoh tersebut harus diakui menjadi bumbu cerita yang
menarik untuk dibahas. Ibarat film Si Doel Anak Sekolahan, Cloud ibarat
Bang Doel yang dihadapkan kepada keputusan berat untuk memilih Sarah atau
Zaenab.

“Di
internet, banyak sekali Tim Tifa dan Tim Aerith. Mereka memperdebatkan siapa
yang lebih layak menjadi kekasih hati Cloud Strife. Jadi, aku awalnya berpikir
bahwa aku harus memerankan karakter yang sedang berada di tengah kompetisi
asmara,” ujar Baron seperti dilansir Gizmodo.

Namun,
lewat riset mendalam, Baron akhirnya memahami bahwa baik Tifa maupun Aerith
adalah dua sosok perempuan tangguh yang bersedia menjadi support
system bagi Cloud dan para karakter lainnya. Ia juga mensyukuri bahwa
dalam FF VII Remake, Tifa dan Aerith lebih banyak digambarkan sebagai sepasang
sahabat ketimbang pesaing.

“Jika
aku harus memerankan Tifa yang berjuang setengah mati mengambil hati Cloud,
mungkin aku akan kecewa. Tapi pada akhirnya aku senang sekali karena karakter
Tifa maupun Aerith yang sesungguhnya sebagai dua perempuan hebat yang tetap
bisa bekerjasama dengan baik meski menyukai pria yang sama,” ujar Baron.

Senada
dengan Baron, White sang pengisi suara Aerith pun mengutarakan pendapat yang
sama. Ia bersyukur bumbu-bumbu asmara dalam FF VII Remake tidak diromantisasi
sedemikian rupa layaknya film-film drama.

Baca Juga :  Bikin Video untuk Promosikan Karya

“Kekuatan
dari Final Fantasy adalah penokohan kuat dan hubungan satu karakter dengan
karakter lain yang begitu nyata dan hidup. Aerith dan Tifa, dalam game ini,
sedang berjuang untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran. Maka dari itu, tentu
jadi sangat tidak masuk akal jika mereka harus saling menjatuhkan atau bahkan
bertarung untuk memperebutkan seorang pria,” ujar White.

‘Keadilan’
untuk Tifa dan Aerith ihwal menjalin hubungan dengan Cloud juga dirancang
sedemikian rupa oleh Square Enix agar keduanya bisa punya porsi yang imbang.
Dalam game ini, seperti di FF VII terdahulu, pemain akan disuguhkan sejumlah
opsi yang pada akhirnya akan menentukan siapa yang punya ikatan lebih dekat
dengan Cloud.

“Kami
sadar betul di luar sana ada banyak pendapat soal Tifa dan Aerith. Maka dari
itu, kami sengaja merancang jalan cerita dengan seimbang. Ada masa di mana
Cloud akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan Tifa, dan di waktu berikutnya
ia akan lebih lama dengan Aerith,” ujar Co Director FF VII Remake Naoki
Hamaguchi seperti dilansir CBS.

Keputusan
ini pada akhirnya terbukti sangat tepat. Karakter Tifa maupun Aerith berhasil
dikembangkan dengan sedemikian rupa dan menyentuh hati para penggemar yang
memainkan game ini.

Jalan
cerita maupun kisah asmara antara Tifa, Aerith dan Cloud mungkin tidak lebih
seru dari drama Korea. Namun, yang pasti, pesona keduanya sukses membuat FF VII
Remake menjadi game yang nyaris sempurna di mata para fans.

PARA
penggemar seri game RPG Final Fantasy masih dibuai oleh keapikan Final Fantasy
VII Remake yang rilis pada 10 April lalu. Lebih dari sekadar sensasi nostalgia,
FF VII Remake juga menawarkan gameplay yang sama sekali baru dan diterima
dengan positif oleh kebanyakan gamer.

Selain
gameplay, kekuatan utama dari FF VII Remake terletak pada penokohan dan desain
para karakternya yang berhasil dieksekusi dengan sangat baik. Dari sederet
tokoh ikonik yang pernah muncul pada game pendahulunya 23 tahun silam di
platform Playstation generasi pertama (PSX), ada dua nama yang kehadirannya
sangat ditunggu-tunggu: Tifa Lockhart dan Aerith Gainsborough.

Bagi
yang mengikuti atau pernah memainkan FF VII di PSX, Tifa dan Aerith tentunya
sudah tidak asing lagi. Keduanya digambarkan sebagai sosok wanita cantik dengan
karakter yang bertolak belakang: Tifa adalah sosok gadis baik hati dan lembut
namun punya kekuatan dan kemampuan bertarung luar biasa, sementara Aerith
merupakan gadis periang nan genit dengan ilmu sihir mumpuni.

Dalam
FF VII, karakter keduanya sudah bisa tergambar cukup baik meski masih dalam
tampilan pixelated dan belum melibatkan pengisi suara di dalamnya. Di
FF VII Remake yang rilis secara eksklusif untuk Playstation 4 (PS4), Tifa dan
Aerith boleh dibilang sukses membuat para fans kepincut. Selain karena tampilan
grafis yang sudah mumpuni, kehadiran pengisi suara keduanya juga sukses membuat
karakter kedua gadis yang ‘memperebutkan’ tokoh sentral Cloud Strife itu
semakin hidup.

Adalah
Britt Baron dan Briana White, dua pengisi suara yang sukses menjalankan tugas
mereka dengan sangat baik. Didapuk untuk mengisi dua karakter perempuan
bersejarah di dunia Final Fantasy, keduanya mengaku sangat puas dan bersyukur
para fans sangat senang dengan penjiwaan mereka.

Baca Juga :  70 Modifikator Bersaing di IAM MBtech 2019 Batam

Baron,
pengisi suara Tifa, menuturkan bahwa ia cukup banyak melakukan riset di
internet untuk bisa menyatu dengan karakter bartender di bar Seventh Heaven
tersebut. Salah satu topik yang menarik perhatiannya adalah kisah asmara cinta
segitiga antara Tifa, Aerith dan Cloud.

Perdebatan
ini sendiri memang bukan hal baru di kalangan fans seluruh dunia. Meskipun
tidak terlalu menjadi sorotan utama dalam keseluruhan kisah FF VII, namun
romansa antara ketiga tokoh tersebut harus diakui menjadi bumbu cerita yang
menarik untuk dibahas. Ibarat film Si Doel Anak Sekolahan, Cloud ibarat
Bang Doel yang dihadapkan kepada keputusan berat untuk memilih Sarah atau
Zaenab.

“Di
internet, banyak sekali Tim Tifa dan Tim Aerith. Mereka memperdebatkan siapa
yang lebih layak menjadi kekasih hati Cloud Strife. Jadi, aku awalnya berpikir
bahwa aku harus memerankan karakter yang sedang berada di tengah kompetisi
asmara,” ujar Baron seperti dilansir Gizmodo.

Namun,
lewat riset mendalam, Baron akhirnya memahami bahwa baik Tifa maupun Aerith
adalah dua sosok perempuan tangguh yang bersedia menjadi support
system bagi Cloud dan para karakter lainnya. Ia juga mensyukuri bahwa
dalam FF VII Remake, Tifa dan Aerith lebih banyak digambarkan sebagai sepasang
sahabat ketimbang pesaing.

“Jika
aku harus memerankan Tifa yang berjuang setengah mati mengambil hati Cloud,
mungkin aku akan kecewa. Tapi pada akhirnya aku senang sekali karena karakter
Tifa maupun Aerith yang sesungguhnya sebagai dua perempuan hebat yang tetap
bisa bekerjasama dengan baik meski menyukai pria yang sama,” ujar Baron.

Senada
dengan Baron, White sang pengisi suara Aerith pun mengutarakan pendapat yang
sama. Ia bersyukur bumbu-bumbu asmara dalam FF VII Remake tidak diromantisasi
sedemikian rupa layaknya film-film drama.

Baca Juga :  Bikin Video untuk Promosikan Karya

“Kekuatan
dari Final Fantasy adalah penokohan kuat dan hubungan satu karakter dengan
karakter lain yang begitu nyata dan hidup. Aerith dan Tifa, dalam game ini,
sedang berjuang untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran. Maka dari itu, tentu
jadi sangat tidak masuk akal jika mereka harus saling menjatuhkan atau bahkan
bertarung untuk memperebutkan seorang pria,” ujar White.

‘Keadilan’
untuk Tifa dan Aerith ihwal menjalin hubungan dengan Cloud juga dirancang
sedemikian rupa oleh Square Enix agar keduanya bisa punya porsi yang imbang.
Dalam game ini, seperti di FF VII terdahulu, pemain akan disuguhkan sejumlah
opsi yang pada akhirnya akan menentukan siapa yang punya ikatan lebih dekat
dengan Cloud.

“Kami
sadar betul di luar sana ada banyak pendapat soal Tifa dan Aerith. Maka dari
itu, kami sengaja merancang jalan cerita dengan seimbang. Ada masa di mana
Cloud akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan Tifa, dan di waktu berikutnya
ia akan lebih lama dengan Aerith,” ujar Co Director FF VII Remake Naoki
Hamaguchi seperti dilansir CBS.

Keputusan
ini pada akhirnya terbukti sangat tepat. Karakter Tifa maupun Aerith berhasil
dikembangkan dengan sedemikian rupa dan menyentuh hati para penggemar yang
memainkan game ini.

Jalan
cerita maupun kisah asmara antara Tifa, Aerith dan Cloud mungkin tidak lebih
seru dari drama Korea. Namun, yang pasti, pesona keduanya sukses membuat FF VII
Remake menjadi game yang nyaris sempurna di mata para fans.

Terpopuler

Artikel Terbaru