Site icon Prokalteng

Berdasar Survei Selama Pandemi, Pasangan Tega Selingkuh dengan Mantan

berdasar-survei-selama-pandemi-pasangan-tega-selingkuh-dengan-mantan

Masalah
dan stres meningkat selama pandemi Covid-19. Kondisi ini menyebabkan
orang-orang khususnya pasangan merasa bosan berada di rumah saja. Akhirnya
perselingkuhan rentan terjadi.

Bahkan
survei menunjukkan, sebagian orang tega kembali ke masa lalu. Mereka jatuh ke
dalam pelukan mantan. Bahkan ketika mereka sudah menjalin hubungan yang
berkomitmen.

Dilansir
dari Body and Soul, Selasa (1/12), menurut situs kencan Ashley Madison, yang
melayani orang-orang menikah yang berselingkuh, lebih dari 17 ribu orang
mendaftar di seluruh dunia setiap hari selama penguncian. Pada Juli, sebuah
laporan berjudul Infidelity In The Time Of Covid-19, oleh psikolog AS Kristina
Coop Gordon dan Erica A Mitchell, diterbitkan dalam jurnal akademik yang
ditinjau oleh rekan sejawat.

Temuan
mereka mengungkapkan bahwa pasangan terlibat dalam perselingkuhan sebagai
akibat terjebak dalam jarak dekat, dan tanpa pelarian dari pekerjaan dan
interaksi sosial. Faktanya, sebuah survei menemukan bahwa sebanyak 13 persen
orang menghubungi mantan selama pandemi.

“Seorang
mantan dapat kembali pada pikiran di masa lalu di mana mereka ingat mantan dan
merasakan kebebasan,” jelas psikolog klinis dan kolumnis Body and Soul, Jo Lamble.

“Perasaan
kangen terhadap seorang mantan dapat dengan cepat muncul kembali dan itu dapat
membuat bersemangat. Sayangnya potensi perselingkuhan bisa muncul yang dapat
mengarah pada jalan kehancuran pernikahan,” tukasnya.

Para
ahli mengatakan hal itu juga merupakan pandemi mendorong orang menghidupkan
kembali hubungan dengan mantan. Psikolog yang berbasis di Melbourne Meg Foreman
mengatakan seseorang dapat mencari hubungan dengan mantan pasangan karena
kerinduan.

“Mereka
mengenal dengan baik dan merasa aman bersama mantan. Jadi ketika mereka tidak
bahagia dalam hubungan saat ini, seseorang bisa melupakan kenangan buruk
bersama mantan. Justru hal-hal indah yang akan diingat,” jelas Meg Foreman.

Perilaku
ini diyakini Lamble sebagai aksi sampingan selama pandemi 10 bulan terakhir.
“Banyak pasangan yang bosan selama Covid-19 karena mereka menghabiskan lebih
banyak waktu bersama daripada sebelumnya,” katanya.

Psikolog
Meg Foreman menasihati agar pasangan introspeksi diri. Dan jika mengetahui
pasangan berselingkuh, lebih baik membahas alasan di balik perselingkuhan,
sehingga akan mencegah perilaku yang sama di kemudian hari.

Exit mobile version