Oleh KHADIJAH ABBAS
Buku ini tak hanya membahas wacana tentang perbedaan psikologis antara wanita dan pria, tapi juga dinamika hubungan interpersonal, mental health issues, dan fenomena sosiobiopsikologis. Sangat sayang kalau cuma dibaca kalangan wanita.
TUHAN menciptakan manusia secara umum dan gender secara khusus sesuai kodrat masing-masing. Keduanya ibarat dua titian panjang yang beriringan menempuh satu tujuan kebahagiaan hidup, meski tentu saja keduanya memiliki perbedaan khas karakter masing-masing.
Satu hal yang saya ingat pasca membaca buku Men Are from Mars, Women Are from Venus karya John Gray pada 2017 lalu adalah pernyataan bahwa wanita tak butuh solusi.
Ia hanya butuh didengarkan, diberi bahu untuk bersandar. Sementara pria tak butuh kritik dan saran (kecuali ia meminta). Ia butuh dihargai dan dihormati. Hal yang sama persis saya temukan pula kaidah tersebut di bagian awal The Psychology of Women karya Nevzat Tarhan ini.
Namun, tak hanya wacana tentang perbedaan psikologis antara wanita dan pria, dinamika hubungan interpersonal, mental health issues, dan fenomena sosiobiopsikologis. Poin lebihnya adalah buku ini membahas pula psikologis wanita dari sisi agama, ekonomi, sosial, dan budaya dalam membentuk pandangan dan pengalaman wanita.
Bahkan, dari sisi sains-biologi, Nevzat Tarhan mengupas secara detail bagaimana perbedaan sistem kerja wanita dan pria sehingga keduanya pun menghasilkan budaya dan karsa yang berbeda. Mengingat perkembangan kebudayaan modernitas saat ini yang cenderung menempatkan posisi wanita sebagai objek, sudah selayaknya buku ini ditelaah wanita dan pria.
Menurut saya, sangat disayangkan bila dibaca kaum wanita saja. Sebab, saat masing-masing karakter saling bertemu, berinteraksi dan bekerja sama, bukan tidak mungkin bila konflik, persaingan dan perdebatan sengit akan terjadi.
Dalam jalinan pernikahan, misalnya. Apabila wanita dan pria tak mampu saling memahami perbedaan karakter psikologis pasangan, fungsi dan tujuan pernikahan akan sulit dicapai secara efektif. Peperangan keduanya pun dimulai, bahkan meski sebenarnya mereka saling mencintai. Akhirnya, inilah yang saya sebut ketika sama-sama cinta, namun berbeda bahasa.
Begitu pula dalam menjalin hubungan antarteman di sekolah, antarrekan kerja di kantor, bahkan relasi antaranak dengan orang tua serta lawan dalam komunitas dan organisasi-organisasi tertentu. Maka, penting sekali mempelajari perbedaan karakter manusia secara umum demi mencapai keseimbangan hubungan dan komunikasi serta kerja sama yang baik dan berkualitas dalam mengarungi kehidupan.
Poin menonjol lainnya, buku ini membahas psikologis wanita dari segi agama Islam secara khusus. Islam pada dasarnya memberikan pesan-pesan yang selaras dengan perkembangan manusia.
Misalnya, Islam mendorong pentingnya memperlakukan wanita dengan adil dan baik di berbagai sisi kehidupan bermasyarakat. Ia juga melarang perlakuan buruk dan berlaku tidak adil terhadap wanita. Maka, kelirulah apabila ada yang berpendapat bahwa Islam menindas dan memperlakukan tidak baik terhadap wanita. Barangkali, hanya pengaruh budaya patriarkilah yang masih meminggirkan perempuan.
Selain dari segi keluasan penjelasan tentang psikologis wanita (terutama di Bab Pernikahan), buku ini pun dapat dinikmati dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti dan mengalir serta hasil terjemahan yang lezat. Dari sisi sains hingga agama, dari sisi budaya, ekonomi, hingga sosial, dan dari sisi seksualitas hingga cinta keibuan, semuanya dibahas dengan tuntas dan nyaris sempurna.
Seusai membaca buku ini, menurut saya sudah selayaknya bila masyarakat meluruskan penilaian terhadap wanita dengan berhenti membandingkan wanita dengan pria dan menjadikan keduanya saling melengkapi melalui pengokohan masing-masing karakteristik gender. Must have, must read! (*)
—
*) KHADIJAH ABBAS, Pegiat literasi; pengabdi di Ponpes Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep
—
Judul: The Psychology of Women
Penulis: Nevzat Tarhan
Alih bahasa: Abdul Aziz & A. Suryadi
Penerbit: Qaf
Tebal: 442 halaman
ISBN: 978-623-6219-812