duka kita, duka yang penuh
gejolak, sophia
lihatlah, orang-orang merumahkan
cemas
tapi kata, berhamburan ke
mana-mana
korona! korona! aku terpana
korona! korona! dunia merana
dari balkon, pada hari yang lain
kita saksikan seorang lelaki
bermain saksofon
tanpa bayar, tapi terasa mahal.
lalu jarak jadi bikin sadar
â€setiap tatapan kita tak lagi
sekadar rindu, sayang,†begitu ujarmu
ini mungkin hari-hari yang tak
terlupakan
penuh kesakitan, pengorbanan, dan
pengharapan
sophia, jangan lupakan cinta
kata itu telah lama ada
di pangkal senjata, di entakan
langkah tari
di ujung bibirmu yang garis
juga di balik pintu-pintu rumah
yang semoga, bisa segera kita
buka lagi lebar-lebar
jangan tanya, sampai kapan kesakitan
ini menggores jiwa
kunci saja kamar itu, dalam sujud
yang paling khusyuk
dan sebelum tidurmu lelap,
angkatlah topi
untuk para pejuang di garis depan
_____________________________
GANDA CIPTA: Alumnus Sastra
Indonesia Universitas Andalas. Lahir di Padang, 4 Mei 1984. Selain menulis
puisi, Ganda meresensi buku dan menjadi seorang wartawan. Saat ini dia
berdomisili di Padang.