27.8 C
Jakarta
Friday, November 22, 2024

Digitalisasi Sektor Pertanian di Kota Palangka Raya

Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dalam pengembangan ekonomi rakyat Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020 akan ada sekitar 33,4 juta petani yang menggeluti semua komoditas di sector pertanian. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan jumlah petani yang mencapai 34,53 juta pada 2019.

Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki potensi untuk memberikan kontribusi bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian nasional dan daerah. Sektor pertanian berperan dalam penyediaan pangan bagi ketahanan pangan masyarakat, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan sebagai sumber pendapatan masyarakat.

Palangka Raya adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah, terletak di antara Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Katingan. Kota Palangka Raya meliputi wilayah seluas 2.853,12 km2 dan secara administrative terdiri dari 5 kecamatan dan 30 kelurahan. Kota Palangka Raya memiliki potensi investasi yang cukup menarik, apalagi dengan kekayaan sumber daya alamnya yang sebagian besar belum dimanfaatkan oleh masyarakat.

Potensi ekonomi Kota Palangka Raya terletak pada sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan, industri dan pariwisata. Di Palangka Raya sendiri, sektor pertanian tetap menjanjikan dan memiliki potensi pengembangan, serta adanya lahan kosong yang tersedia untuk pertanian. Secara implisit, pertanian merupakan proyek yang didukung oleh pemerintah pusat dan daerah, serta menjadi proyek utama yang sangat prioritaskan.

Hal ini dapat dibuktikan dengan Pemkot Palangka Raya melalui dinas terkait diminta memperhatikan petani yang serius menekuni bidang ini. Salah satunya adalah memberikan bantuan benih atau financial kepada mereka yang tidak mampu baik secara financial maupun komersial. Sektor pertanian memiliki potensi, khususnya tanaman pangan.

Komoditas potensial seperti tanaman sekunder, hortikultura (sayuran dan buah-buahan) dan tanaman padi gogo. Selama pandemi Covid-19, sector ekonomi pangan dan sektor digital adalah dua sektor yang bertahan dari pandemi, dan jika kedua factor ini digabungkan, Indonesia akan semakin maju sebagai negara agraris.

Baca Juga :  Stok Beras Mencukupi Hingga Idulfitri

Digitalisasi pertanian di Indonesia diluncurkan tahun lalu oleh Presiden Joko Widodo. Kementerian Pertanian menggelar Tani On Stage (ToS) di atas panggung untuk memahami pentingnya petani, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan hortikultura menggunakan teknologi digital. Apalagi di masa pandemi Covid 19 ini, kegiatan bisnis lebih banyak memanfaatkan teknologi digital.

Seperti yang kita tahu bahwa sebelumnya keberadaan posisi petani local hanya sebagai penggarap lahan dan tidakmemiliki akses pasar. Hal tersebut dikarenakan jarak menuju pasar yang cukup jauh sehingga membuat petani enggan bepergian serta membutuhkan transportasi dan bahan bakar yang cukup menguras energi dan biaya. Begitu juga petani tidak bisa melakukan pengendalian harga produksi yang telah dihasilkan karena para petani masih menggantungkan penjualan mereka kepada tengkulak sehingga harga jual produk sangat murah.

Oleh karena itu dengan adanya teknologi digital saat ini diharapkan dapat membantu para petani untuk meningkatkan penjualan yang lebih efektif dan efisien. Beberapa aplikasi digital yang dapat membantu kita terhubung dengan petani lokal adalah tanihub, tukang sayur.co, sayurbox, simbah, dll.

Keberadaan aplikasi pertanian memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat, terutama bagi mereka yang bekerja di dunia pertanian. Beberapa aplikasi pertanian dan pangan telah membawa manfaat besar bagi masyarakat sejak diperkenalkan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini berlaku bagi petani dan masyarakat luas. Beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan dari aplikasi pertanian digital adalah:

  1. Membuat informasi lebih mudah diakses oleh petani
Baca Juga :  Nekat! 2 Pemuda Ini Simpan 9,85 Gram Sabu, Kini Masuk Penjara

Manfaat terbesar aplikasi pangan dan pertanian bagi masyarakat adalah sebagai sarana komunikasi. Di sini, petani bisa berkonsultasi langsung dengan ahli pertanian di daerahnya. Begitu pula dengan berbagai kelompok tani yang ada.

  1. Pemasaran petani

Karena model pemasaranproduk, petani mendapatkan hasil yang sedikit. Sering kali, petani akan menjual produknya ketengkulak dengan harga yang cukup murah. Mereka kemudian dijual kembali oleh tengkulak dengan harga yang jauh lebih tinggi. Jadi petani mendapat untung kecil dan tengkulak mendapat lebih banyak.

Oleh karena itu, dengan aplikasi pertanian dapat dikurangi. Alhasil, petani bisa langsung menjual produknya ke konsumen tanpa melalui tengkulak. Petani sendiri bisa menikmati langsung buahnya. Mereka kemudian dapat memasuki pasar yang lebih besar dari pada pemasaran tradisional.

  1. Menjaga ketahanan pangan masyarakat.

Disadari atau tidak, keberadaan aplikasi pangan dan pertanian turut membantu menjaga ketahanan pangan di masyarakat. Sebab, masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan pangan yang diinginkan dari petani setempat. Entah itu sayuran atau bahan pokok daging. Selainitu, masyarakat dapat memantau harga pangan dan produk pertanian di pasar secara real time.

Adanya aplikasi digital berbasis pertanian dapat meningkatkan kesejahteraan petani lokal sekaligus memasok kebutuhan konsumen akan produk pertanian.Oleh karena itu perhatian dari pemerintah khususnya terhadap petani local dapat membantu melancarkan digitalisasi pertanian di Kota Palangka Raya melalui cara memberikan penyuluhan kepada petani lokal, melibatkan generasi muda khususnya pelajar atau mahasiswa untuk lebih mengenal dunia pertanian, serta memfasilitasi perusahaan digital aplikasi untuk bekerjasama dengan petani local sehingga digitalisasi pertanian dapat terwujud.

 

*) DosenTeknologi Industri Pertanian Universitas Palangka Raya)

Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dalam pengembangan ekonomi rakyat Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020 akan ada sekitar 33,4 juta petani yang menggeluti semua komoditas di sector pertanian. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan jumlah petani yang mencapai 34,53 juta pada 2019.

Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki potensi untuk memberikan kontribusi bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian nasional dan daerah. Sektor pertanian berperan dalam penyediaan pangan bagi ketahanan pangan masyarakat, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan sebagai sumber pendapatan masyarakat.

Palangka Raya adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah, terletak di antara Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Katingan. Kota Palangka Raya meliputi wilayah seluas 2.853,12 km2 dan secara administrative terdiri dari 5 kecamatan dan 30 kelurahan. Kota Palangka Raya memiliki potensi investasi yang cukup menarik, apalagi dengan kekayaan sumber daya alamnya yang sebagian besar belum dimanfaatkan oleh masyarakat.

Potensi ekonomi Kota Palangka Raya terletak pada sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan, industri dan pariwisata. Di Palangka Raya sendiri, sektor pertanian tetap menjanjikan dan memiliki potensi pengembangan, serta adanya lahan kosong yang tersedia untuk pertanian. Secara implisit, pertanian merupakan proyek yang didukung oleh pemerintah pusat dan daerah, serta menjadi proyek utama yang sangat prioritaskan.

Hal ini dapat dibuktikan dengan Pemkot Palangka Raya melalui dinas terkait diminta memperhatikan petani yang serius menekuni bidang ini. Salah satunya adalah memberikan bantuan benih atau financial kepada mereka yang tidak mampu baik secara financial maupun komersial. Sektor pertanian memiliki potensi, khususnya tanaman pangan.

Komoditas potensial seperti tanaman sekunder, hortikultura (sayuran dan buah-buahan) dan tanaman padi gogo. Selama pandemi Covid-19, sector ekonomi pangan dan sektor digital adalah dua sektor yang bertahan dari pandemi, dan jika kedua factor ini digabungkan, Indonesia akan semakin maju sebagai negara agraris.

Baca Juga :  Stok Beras Mencukupi Hingga Idulfitri

Digitalisasi pertanian di Indonesia diluncurkan tahun lalu oleh Presiden Joko Widodo. Kementerian Pertanian menggelar Tani On Stage (ToS) di atas panggung untuk memahami pentingnya petani, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan hortikultura menggunakan teknologi digital. Apalagi di masa pandemi Covid 19 ini, kegiatan bisnis lebih banyak memanfaatkan teknologi digital.

Seperti yang kita tahu bahwa sebelumnya keberadaan posisi petani local hanya sebagai penggarap lahan dan tidakmemiliki akses pasar. Hal tersebut dikarenakan jarak menuju pasar yang cukup jauh sehingga membuat petani enggan bepergian serta membutuhkan transportasi dan bahan bakar yang cukup menguras energi dan biaya. Begitu juga petani tidak bisa melakukan pengendalian harga produksi yang telah dihasilkan karena para petani masih menggantungkan penjualan mereka kepada tengkulak sehingga harga jual produk sangat murah.

Oleh karena itu dengan adanya teknologi digital saat ini diharapkan dapat membantu para petani untuk meningkatkan penjualan yang lebih efektif dan efisien. Beberapa aplikasi digital yang dapat membantu kita terhubung dengan petani lokal adalah tanihub, tukang sayur.co, sayurbox, simbah, dll.

Keberadaan aplikasi pertanian memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat, terutama bagi mereka yang bekerja di dunia pertanian. Beberapa aplikasi pertanian dan pangan telah membawa manfaat besar bagi masyarakat sejak diperkenalkan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini berlaku bagi petani dan masyarakat luas. Beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan dari aplikasi pertanian digital adalah:

  1. Membuat informasi lebih mudah diakses oleh petani
Baca Juga :  Nekat! 2 Pemuda Ini Simpan 9,85 Gram Sabu, Kini Masuk Penjara

Manfaat terbesar aplikasi pangan dan pertanian bagi masyarakat adalah sebagai sarana komunikasi. Di sini, petani bisa berkonsultasi langsung dengan ahli pertanian di daerahnya. Begitu pula dengan berbagai kelompok tani yang ada.

  1. Pemasaran petani

Karena model pemasaranproduk, petani mendapatkan hasil yang sedikit. Sering kali, petani akan menjual produknya ketengkulak dengan harga yang cukup murah. Mereka kemudian dijual kembali oleh tengkulak dengan harga yang jauh lebih tinggi. Jadi petani mendapat untung kecil dan tengkulak mendapat lebih banyak.

Oleh karena itu, dengan aplikasi pertanian dapat dikurangi. Alhasil, petani bisa langsung menjual produknya ke konsumen tanpa melalui tengkulak. Petani sendiri bisa menikmati langsung buahnya. Mereka kemudian dapat memasuki pasar yang lebih besar dari pada pemasaran tradisional.

  1. Menjaga ketahanan pangan masyarakat.

Disadari atau tidak, keberadaan aplikasi pangan dan pertanian turut membantu menjaga ketahanan pangan di masyarakat. Sebab, masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan pangan yang diinginkan dari petani setempat. Entah itu sayuran atau bahan pokok daging. Selainitu, masyarakat dapat memantau harga pangan dan produk pertanian di pasar secara real time.

Adanya aplikasi digital berbasis pertanian dapat meningkatkan kesejahteraan petani lokal sekaligus memasok kebutuhan konsumen akan produk pertanian.Oleh karena itu perhatian dari pemerintah khususnya terhadap petani local dapat membantu melancarkan digitalisasi pertanian di Kota Palangka Raya melalui cara memberikan penyuluhan kepada petani lokal, melibatkan generasi muda khususnya pelajar atau mahasiswa untuk lebih mengenal dunia pertanian, serta memfasilitasi perusahaan digital aplikasi untuk bekerjasama dengan petani local sehingga digitalisasi pertanian dapat terwujud.

 

*) DosenTeknologi Industri Pertanian Universitas Palangka Raya)

Terpopuler

Artikel Terbaru