27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Memulai Karier dari Marketing, Kini Membawahi Tiga Hotel

Apa pun jenis pekerjaan, jika dilakukan dengan
serius dan sungguh-sungguh, maka akan
menuai hasil yang memuaskan. Sebab, meski emas ditaruh di mana pun, ia tetaplah emas. Akan dicari dan
punya harga.

 

AZUBA, Palangka Raya

==========

PRINSIP ini dipegang Murianson
dalam meniti karier
nya. Termasuk 13 tahun bersama Care
Internasional yang terbilang gemilang. Hasilnya, setelah
menyelesaiakan
kontrak
, ia ditawarkan untuk melanjutkan kerja
sama ke
luar Kalteng. Namun
, karena saat itu ia sudah menikah dan
tak ingin jauh dari keluarga, ia memilih berhenti bekerja di lembaga NGO
internasional tersebut.

Tak perlu waktu lama.
Dengan bermodal pengalaman yang
dimiliki, ia diterima bekerja di PT RRC (Rimba Raya Conservation). Saat itu
Murianson menjadi manajer dan ditempatkan di Kabupaten Seruyan.

Banyak kendala yang ia alami dalam
menyelamatkan pengambilan kayu dan mengubahnya menjadi wilayah konservasi.
Belum lagi, ia mendapatkan staf
dengan latar belakang
pendidikan
minim. Ia harus bisa mengubah
mereka
. Dari yang tidak bisa
menulis
, menjadi bisa menulis. Ia mengajari bagimana menggunakan komputer, bahkan hingga cara membuat peta.

Melihat kinerjanya saat itu, pimpinan ingin ia
dikontrak
kembali. Akan tetapi, ia lebih memilih
mengundurkan diri
karena alasan keluarga.

Saat sudah tak memiliki pekerjaan, Murianson mengunjungi
Palangka Fair
, menemani temannya mencari pekerjaan. Di sana ia bertemu
dengan teman lain yang justru menawari dirinya untuk menjadi marketing di Grand
Hotel.
Ia sempat menolak, tapi karena temannya terus menawarkan,
akhirnya ia pergi untuk mengikuti interview.

Baca Juga :  Semua Pihak Punya Tanggung Jawab Akhiri Pandemi

Ketika melihat sederet
pengalaman
kerjanya, owner Global
merasa kurang yakin.
“Kamu
yakni mau kerja menjadi karyawan di sini,” ucap Murianson
menirukan owner Global saat mewawancarainya.

“Saya jawab; tidak. Saya bilang
lagi
, saya mau jadi ownernya,”
cerita Murianson kepada Kalteng Pos.

Owner Global tertawa sambil bilang bahwa
dirinya belum pernah mewawancara seseorang yang justru ingin jadi pemilik.

“Karena kalau saya ngelamar di sini mau jadi
karyawan, maka saya bekerja sebatas saya mampu. Tapi jika saya bekerja karena
ingin jadi pemilik, maka saya akan berpikir seperti yang bapak pikirkan,”
jawabnya saat itu.

Akhirnya, pada 2016 Murianson resmi diterima
bekerja di hotel tersebut. Proses demi proses berjalan
. Pelaporan
yang
dibuatnya bagai seorang
profesional.
Bosnya pun dempat tak percaya. Saat itu ia juga
membuat pelaporan pola yang bisa dibaca di mana saja menggunakan
ponsel.

Karena
itulah
ia
dipromosikan membantu
untuk urursan manajemen hotel. Untuk
menguji kemampuannya, owner juga sempat melakukan rolling antara manajemen
Grand Hotel dan Global Hotel.

Tak
disangka,

ia dipercaya
kan menjadi manajer hotel. Seiring
waktu berjalan, ia
sempat
berhenti mengelola hotel, lantaran ia diterima menjadi
panwaslu
kota.
Sempat terpikirkan olehnya untuk berhenti bekerja
di hotel. Akan tetapi ia kembali dipanggil,
bekerja di tempat yang sama menjadi mana
jer
sales. Pada
2018
lalu, ia pun diangkat menjadi general
manager (GM) yang membawahi tiga hotel.

Baca Juga :  Ketika PSBB Bikin Kesenian Beralih ke Dunia Maya

Diakuinya, perjalanan kariernya
ini tak mudah. Tapi ia selalu yakin, mau ditaruh di mana

pun, emas
tetaplah emas. Selalu dicari dan
memiliki harga. Selain itu,
ia juga memiliki prinsip
bahwa apa
pun jenis
pekerjaan
, jika dilakukan dengan serius
dan sungguh-sungguh, maka akan
menuai hasil yang memuaskan.

Murianson
menambahkan
,
kesuksesan yang diraihnya saat ini tak lepas dari dukungan orang

tua.
Mungkin karena ayahnya pernah menjadi seorang TNI,
ia
dan

delapan saudaranya
didik sejak kecil dalam kedisiplinan.

Waktu untuk tidur, belajar, maupun bangun
pagi sudah diatur. Bahkan pesan ayahnya selalu tern
giang di telinganya,
bahwa ia dan saudaranya boleh menjadi apa saja, asalkan tak menjadi guru. Ia
tak mengetahui
alasan pasti ayahnya . Mungkin
saja karena kehidupan ekonomi guru
saat itu tak senyaman sekarang ini.

“Anak-anak harus lebih hebat dari orang
tua. Orang
tua bisa
memberikan harta kekayaan, tapi itu hanya bisa bertahan satu hingga 10 tahun ke
depan
. Namun jika yang diwariskan adalah pendidikan, maka ilmu yang didapatkan itu
tak akan
pernah hilang,” ucapMurianson menirukan
ucapan
sang ayah yang kini telah tiada.

Kini Murianson boleh menikmati
hasil perjuangan yang telah ia investasikan.
Meski
sudah bekerja keras hingga
menjabat
posisi
GM, ia mengaku baru
mengeluarkan 30 persen potensi yang
dimilikinya. Ada 70
persen potensi lagi yang akan ia kembangkan
ke depan. (*/ce/bersambung)

Apa pun jenis pekerjaan, jika dilakukan dengan
serius dan sungguh-sungguh, maka akan
menuai hasil yang memuaskan. Sebab, meski emas ditaruh di mana pun, ia tetaplah emas. Akan dicari dan
punya harga.

 

AZUBA, Palangka Raya

==========

PRINSIP ini dipegang Murianson
dalam meniti karier
nya. Termasuk 13 tahun bersama Care
Internasional yang terbilang gemilang. Hasilnya, setelah
menyelesaiakan
kontrak
, ia ditawarkan untuk melanjutkan kerja
sama ke
luar Kalteng. Namun
, karena saat itu ia sudah menikah dan
tak ingin jauh dari keluarga, ia memilih berhenti bekerja di lembaga NGO
internasional tersebut.

Tak perlu waktu lama.
Dengan bermodal pengalaman yang
dimiliki, ia diterima bekerja di PT RRC (Rimba Raya Conservation). Saat itu
Murianson menjadi manajer dan ditempatkan di Kabupaten Seruyan.

Banyak kendala yang ia alami dalam
menyelamatkan pengambilan kayu dan mengubahnya menjadi wilayah konservasi.
Belum lagi, ia mendapatkan staf
dengan latar belakang
pendidikan
minim. Ia harus bisa mengubah
mereka
. Dari yang tidak bisa
menulis
, menjadi bisa menulis. Ia mengajari bagimana menggunakan komputer, bahkan hingga cara membuat peta.

Melihat kinerjanya saat itu, pimpinan ingin ia
dikontrak
kembali. Akan tetapi, ia lebih memilih
mengundurkan diri
karena alasan keluarga.

Saat sudah tak memiliki pekerjaan, Murianson mengunjungi
Palangka Fair
, menemani temannya mencari pekerjaan. Di sana ia bertemu
dengan teman lain yang justru menawari dirinya untuk menjadi marketing di Grand
Hotel.
Ia sempat menolak, tapi karena temannya terus menawarkan,
akhirnya ia pergi untuk mengikuti interview.

Baca Juga :  Semua Pihak Punya Tanggung Jawab Akhiri Pandemi

Ketika melihat sederet
pengalaman
kerjanya, owner Global
merasa kurang yakin.
“Kamu
yakni mau kerja menjadi karyawan di sini,” ucap Murianson
menirukan owner Global saat mewawancarainya.

“Saya jawab; tidak. Saya bilang
lagi
, saya mau jadi ownernya,”
cerita Murianson kepada Kalteng Pos.

Owner Global tertawa sambil bilang bahwa
dirinya belum pernah mewawancara seseorang yang justru ingin jadi pemilik.

“Karena kalau saya ngelamar di sini mau jadi
karyawan, maka saya bekerja sebatas saya mampu. Tapi jika saya bekerja karena
ingin jadi pemilik, maka saya akan berpikir seperti yang bapak pikirkan,”
jawabnya saat itu.

Akhirnya, pada 2016 Murianson resmi diterima
bekerja di hotel tersebut. Proses demi proses berjalan
. Pelaporan
yang
dibuatnya bagai seorang
profesional.
Bosnya pun dempat tak percaya. Saat itu ia juga
membuat pelaporan pola yang bisa dibaca di mana saja menggunakan
ponsel.

Karena
itulah
ia
dipromosikan membantu
untuk urursan manajemen hotel. Untuk
menguji kemampuannya, owner juga sempat melakukan rolling antara manajemen
Grand Hotel dan Global Hotel.

Tak
disangka,

ia dipercaya
kan menjadi manajer hotel. Seiring
waktu berjalan, ia
sempat
berhenti mengelola hotel, lantaran ia diterima menjadi
panwaslu
kota.
Sempat terpikirkan olehnya untuk berhenti bekerja
di hotel. Akan tetapi ia kembali dipanggil,
bekerja di tempat yang sama menjadi mana
jer
sales. Pada
2018
lalu, ia pun diangkat menjadi general
manager (GM) yang membawahi tiga hotel.

Baca Juga :  Ketika PSBB Bikin Kesenian Beralih ke Dunia Maya

Diakuinya, perjalanan kariernya
ini tak mudah. Tapi ia selalu yakin, mau ditaruh di mana

pun, emas
tetaplah emas. Selalu dicari dan
memiliki harga. Selain itu,
ia juga memiliki prinsip
bahwa apa
pun jenis
pekerjaan
, jika dilakukan dengan serius
dan sungguh-sungguh, maka akan
menuai hasil yang memuaskan.

Murianson
menambahkan
,
kesuksesan yang diraihnya saat ini tak lepas dari dukungan orang

tua.
Mungkin karena ayahnya pernah menjadi seorang TNI,
ia
dan

delapan saudaranya
didik sejak kecil dalam kedisiplinan.

Waktu untuk tidur, belajar, maupun bangun
pagi sudah diatur. Bahkan pesan ayahnya selalu tern
giang di telinganya,
bahwa ia dan saudaranya boleh menjadi apa saja, asalkan tak menjadi guru. Ia
tak mengetahui
alasan pasti ayahnya . Mungkin
saja karena kehidupan ekonomi guru
saat itu tak senyaman sekarang ini.

“Anak-anak harus lebih hebat dari orang
tua. Orang
tua bisa
memberikan harta kekayaan, tapi itu hanya bisa bertahan satu hingga 10 tahun ke
depan
. Namun jika yang diwariskan adalah pendidikan, maka ilmu yang didapatkan itu
tak akan
pernah hilang,” ucapMurianson menirukan
ucapan
sang ayah yang kini telah tiada.

Kini Murianson boleh menikmati
hasil perjuangan yang telah ia investasikan.
Meski
sudah bekerja keras hingga
menjabat
posisi
GM, ia mengaku baru
mengeluarkan 30 persen potensi yang
dimilikinya. Ada 70
persen potensi lagi yang akan ia kembangkan
ke depan. (*/ce/bersambung)

Terpopuler

Artikel Terbaru