25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Dituding Jual Mobil Bodong dan Diremehkan Sales

Rupanya Bejo belum
terbebas dari ujian dan cobaan. Masih pada tahun 2010, Palangka Raya gempar.
Bejo Motor dituding menjual mobil bodong. Karena tidak bisa mengeluarkan BPKB
untuk sekitar 20-an unit mobil yang dibeli konsumen.

SUDIYONO,
Palangka Raya

 

SEBENARNYA, sebanyak
20-an BPKB yang tertahan di finance dia
tebus dan diberikan kepada para pemiliknya. Masalah selesai. Konsumen sudah
mendapatkan haknya. Tapi tidak mudah bagi Bejo untuk memulihkan kepercayaan
masyarakat. Tidak mudah menghilangkan stempel menjual mobil bodong yang
tersemat pada BM. Maka dengan semangat dan trik bisnisnya, Bejo tidak
segan-segan menjual mobil dengan harga rugi.

“Saya harus menjual
rugi terus untuk memulihkan kepercayaan. Ada sekitar Rp 250-an juta yang saya
tanggung untuk memulihkan kepercayaan. Tetapi alhamdulillah, dalam kurun waktu
satu tahun, kami closing di angka Rp 5 M,” jelasnya.

Dengan omzet dan
pendapatan yang besar, Bejo tidak melupakan komitmentnya untuk melaksanakan
perintah agamanya. Dia keluarkan zakatnya. Saat mengeluarkan zakat yang
pertama, dia lebihkan dua kali lipat dari ketentuan. Tapi muncul masalah baru.
Petugas penerima bingung. Zakat kedua disalurkan di kampung halamannya di Jawa.

Baca Juga :  Bantu Pemadaman, Relawan Ini Hampir Dijemput Maut Karena Kabel Listrik

Dari pengalaman bisnis yang mengalami
pasang surut itu, Bejo bisa menarik pelajaran dan menyimpulkan bahwa bisnis
harus menghindari 3M; jangan malas, jangan malu dan jangan mogok
(berhenti/putus asa). Bejo juga menerapkan prinsip profesional. Bahkan terhadap
keluarganya. Bejo mengajarkan bagaimana berbisnis. Terhadap konsumen, dia
mengajarkan keramahan, mengenali karakter calon pembeli, semangat, meyakinkan
calon pembeli, menomorsatukan kejujuran, dan memberikan kepercayaan kepada
orang lain.

“Kunci sukses itu dari
kita sendiri. Saya percaya kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa dan percaya (dalam
hal bisnis) kepada manusia. Memang percaya kepada manusia itu susah. Tapi sejak
percaya kepada manusia, saya bisa melepas pekerjaan yang selama ini saya
tangani sendiri,” katanya.

Bejo juga memegang erat
prinsip bahwa kunci sukses selain doa sendiri, doa orangtua, doa istri, doa
saudara juga ucapan diri sendiri. Bejo juga tidak mengubah karakternya sebagai
sosok yang sederhana, tidak segan-segan makan di warung pinggir jalan. Bahkan
karena kesederhaannnya itu, Bejo pernah diremehkan seorang sales mobil di
Jakarta.

Baca Juga :  Pesan Capcai, Jeruk Hangat, Jus Alpukat dan Jus Mangga

“Saat itu saya mau
membeli mobil Toyota Land Cruiser di sebuah showroom di Jakarta. Karena saya
turun dari mobil Avanza, maka saya seolah tidak digubris oleh salesnya yang
berjas mentereng,” kenangnya.

Saking sederhananya, di
kalangan rekan-rekan sejawat Bejo kerap jadi bahan olok-olokan. Sampai
sekarang. Bejo diejek sebagai pengusaha sukses yang tidak berani menikah lagi.
Tapi ejekan dan olokan itu tidak mempan baginya. Bagi dia, bersyukur dan
menekuni keyakinannya jauh lebih utama ketimbang menuruti nafsu.

Di akhir pembicaraan, Bejo kembali menyampaikan
prinsip bisnis yang kedua; juga 3M; yaitu menabung, menabur dan mencukupkan
bekal ke akhirat. Saat ini Bejo sedang memulai ekspansi bisnis ke bisnis
property dengan membangun 20 unit rumah tipe 70 dan 60 unit tipe 45 di kawasan
Jalan Adonis Samad. Bisnis ini dijalankan oleh adiknya dan untuk membuka
lapangan kerja. Karena sejatinya dia sudah ingin istirahat. (*) 

Rupanya Bejo belum
terbebas dari ujian dan cobaan. Masih pada tahun 2010, Palangka Raya gempar.
Bejo Motor dituding menjual mobil bodong. Karena tidak bisa mengeluarkan BPKB
untuk sekitar 20-an unit mobil yang dibeli konsumen.

SUDIYONO,
Palangka Raya

 

SEBENARNYA, sebanyak
20-an BPKB yang tertahan di finance dia
tebus dan diberikan kepada para pemiliknya. Masalah selesai. Konsumen sudah
mendapatkan haknya. Tapi tidak mudah bagi Bejo untuk memulihkan kepercayaan
masyarakat. Tidak mudah menghilangkan stempel menjual mobil bodong yang
tersemat pada BM. Maka dengan semangat dan trik bisnisnya, Bejo tidak
segan-segan menjual mobil dengan harga rugi.

“Saya harus menjual
rugi terus untuk memulihkan kepercayaan. Ada sekitar Rp 250-an juta yang saya
tanggung untuk memulihkan kepercayaan. Tetapi alhamdulillah, dalam kurun waktu
satu tahun, kami closing di angka Rp 5 M,” jelasnya.

Dengan omzet dan
pendapatan yang besar, Bejo tidak melupakan komitmentnya untuk melaksanakan
perintah agamanya. Dia keluarkan zakatnya. Saat mengeluarkan zakat yang
pertama, dia lebihkan dua kali lipat dari ketentuan. Tapi muncul masalah baru.
Petugas penerima bingung. Zakat kedua disalurkan di kampung halamannya di Jawa.

Baca Juga :  Bantu Pemadaman, Relawan Ini Hampir Dijemput Maut Karena Kabel Listrik

Dari pengalaman bisnis yang mengalami
pasang surut itu, Bejo bisa menarik pelajaran dan menyimpulkan bahwa bisnis
harus menghindari 3M; jangan malas, jangan malu dan jangan mogok
(berhenti/putus asa). Bejo juga menerapkan prinsip profesional. Bahkan terhadap
keluarganya. Bejo mengajarkan bagaimana berbisnis. Terhadap konsumen, dia
mengajarkan keramahan, mengenali karakter calon pembeli, semangat, meyakinkan
calon pembeli, menomorsatukan kejujuran, dan memberikan kepercayaan kepada
orang lain.

“Kunci sukses itu dari
kita sendiri. Saya percaya kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa dan percaya (dalam
hal bisnis) kepada manusia. Memang percaya kepada manusia itu susah. Tapi sejak
percaya kepada manusia, saya bisa melepas pekerjaan yang selama ini saya
tangani sendiri,” katanya.

Bejo juga memegang erat
prinsip bahwa kunci sukses selain doa sendiri, doa orangtua, doa istri, doa
saudara juga ucapan diri sendiri. Bejo juga tidak mengubah karakternya sebagai
sosok yang sederhana, tidak segan-segan makan di warung pinggir jalan. Bahkan
karena kesederhaannnya itu, Bejo pernah diremehkan seorang sales mobil di
Jakarta.

Baca Juga :  Pesan Capcai, Jeruk Hangat, Jus Alpukat dan Jus Mangga

“Saat itu saya mau
membeli mobil Toyota Land Cruiser di sebuah showroom di Jakarta. Karena saya
turun dari mobil Avanza, maka saya seolah tidak digubris oleh salesnya yang
berjas mentereng,” kenangnya.

Saking sederhananya, di
kalangan rekan-rekan sejawat Bejo kerap jadi bahan olok-olokan. Sampai
sekarang. Bejo diejek sebagai pengusaha sukses yang tidak berani menikah lagi.
Tapi ejekan dan olokan itu tidak mempan baginya. Bagi dia, bersyukur dan
menekuni keyakinannya jauh lebih utama ketimbang menuruti nafsu.

Di akhir pembicaraan, Bejo kembali menyampaikan
prinsip bisnis yang kedua; juga 3M; yaitu menabung, menabur dan mencukupkan
bekal ke akhirat. Saat ini Bejo sedang memulai ekspansi bisnis ke bisnis
property dengan membangun 20 unit rumah tipe 70 dan 60 unit tipe 45 di kawasan
Jalan Adonis Samad. Bisnis ini dijalankan oleh adiknya dan untuk membuka
lapangan kerja. Karena sejatinya dia sudah ingin istirahat. (*) 

Terpopuler

Artikel Terbaru