26.1 C
Jakarta
Thursday, April 17, 2025

Kantor Tak Boleh Kosong, 24 Jam Mengamati Data Cuaca

Ketika musim hujan melanda
sebagaimana yang terjadi akhir-akhir ini, m
aka dibutuhkan
sumber informasi yang akurat bagi masyarakat untuk mengetahui kondisi cuaca setiap hari. Sumber yang
bisa menjadi pegangan data yang dikeluarkan oleh
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

 

AGUS JAYA, Palangka Raya

 

KEMAJUAN teknologi yang
pesat membuat informasi perkiraan tentang cuaca mudah didapatkan dan diketahui.
Kapan bakal turun hujan, kemarau, dan lainnya. Bahkan, pesatnya kemajuan teknologi
ini semakin memudahkan manusia untuk mengetahui tentang kondisi cuaca di sekitarnya
hanya
dengan
mengakses secara online info BMKG. Hal itu dibenarkan oleh prakirawan BMKG, Roland
Binery.

“Masyarakat bisa download aplikasi info BMKG. Aplikasi
ini bisa juga diakses lewat
ponsel,” terangnya
saat
berbincang dengan
Kalteng Pos, di Kantor Operasional Stasiun
Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya, kemarin (11/1).

Terkait prakiraan kondisi cuaca di musim hujan
seperti
saat ini, kata Roland, BMKG Kalteng sudah
mengeluarkan informasi  peringatan dini
cuaca ekstr
em. Berdasarkan data yang dihimpun BMKG,
pada Januari ini
hampir
sebagian besar  wilayah Kal
imantan Tengah (Kalteng) mengalami puncak musim
hujan
. Hampir setiap hari  diguyur hujan lebat bahkan
disertai
petir dan angin kencang.

 â€œContohnya
di Sampit. Angin kencang sampai merobohkan pohon
. Dari
pantauan
kami, saat  ini di wilayah Pangkalan
Bun dan Sukamara
sedang dilanda hujan lebat disertai angin
kencang,” jelas Roland lagi.

Berdasarkan data yang
di
miliki pihaknya,
curah hujan tinggi
akan terus terjadi di wilayah Palangka
Raya dan Pulang Pisau bagian utara hingga Maret nanti.

Dijelaskan
Roland
Binery
, BMKG merupakan salah satu badan
pemerintah non
departemen yang bertanggung jawab langsung kepada presiden.
Kantor Stasiun Meteorologi
Kelas I
Tjilik Riwut sudah berdiri sejak 1978 lalu. Hampir
beriringan dengan beroperasionalnya 
Bandar Udara
Tjilik Riwut Palangka Raya.

Baca Juga :  Ketika PSBB Bikin Kesenian Beralih ke Dunia Maya

Saat ini Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangka
Raya bertindak sebagai koordinator provinsi untuk  lima kantor stasiun pengamatan meteorologi
yang ada di Kal
teng. Selain Stasiun
Meteorologi Palangka Raya,
BMKG
juga  mempunyai kantor stasiun
meteorologi di Sampit, Pangkalan Bun, Muara Teweh
, dan Buntok.

Stasiun tersebut merupakan
unit pelaksana teknis di
lingkungan Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika
dan
b
ertanggung jawab langsung
dengan
kepala
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
. Saat ini Catur Winarti
dipercayakan memimpin
Stasiun Meteorologi
Tjilik Riwut Kelas I Palangka Raya.

Dikatakan
Roland,
jumlah prakirawan yang saat
ini bertugas di Stasiun Meteorologi
Tjilik Riwut berjumlah lima orang,
yakni
Lian
Adriani,
Ika Friti, Weny Anggi, Cindy Putri, dan dirinya sendiri.

“Pada prinsipnya kantor ini tidak ada libur dan
tidak boleh kosong
. Jadi
kami bekerja di
sini  sistem shift alias bergantian.
Harus stand by 24 jam penuh untuk
mengamati data perkiraan cuaca.”
tuturnya.

Tugas seorang prakirawan, sebutnya, yakni menganalisa
data meteorologi, klimatologi, kualitas udara
, dan geofisika sesuai dengan prosedur dan barometer khusus, mengobservasi sekaligus mengolah data  informasi
cuaca
yang
sudah dikumpulkan
itu, sekaligus membuat prakiraan ke
depannya.

Dalam menjalankan tugas,
seorang prakirawan selalu ditemani
oleh seorang pengamat cuaca. Tugas seorang pengamat cuaca adalah menghimpun dan
mengamati unsur-unsur cuaca yang didata 
berdasarkan pengamatan langsung. Selanjutnya data tersebut dikirim
ke  pihak maskapai penerbangan dan
pengawas lalu lintas udara.
Diketahui ada enam orang yang
bertugas sebagai pengamat cuaca
di Stasiun Meteorologi Tjilik
Riwut.

Untuk membuat prakiraan cuaca dan mengolah data
cuaca, seorang prakirawan dibantu oleh berbagai peralatan yang berada di taman
alat. Lokasinya di pinggir runway Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya. Alat-alat
yang dipakai untuk mengetahui kondisi cuaca
, antara lain termometer
untuk mengukur suhu udara,
aninometer untuk mengukur
arah
dan kecepatan angin, barometer untuk mengukur tekanan udara,
ambrometer untuk mengukur curah hujan,
evaporimeter,
serta beberapa alat lain lagi.

Baca Juga :  Menikmati Wisata Sei Gohong, Dekat dan Murah Tidak Murahan

“Untuk pemeliharaan alat-alat itu, kami memiliki teknisi
khusus
. Setiap hari mereka mengecek sekaligus membersihkan
alat
-alat itu,” ucap pria berusia 28
tahun ini.

Selain mengandalkan
peralatan
darat
, BMKG juga memanfaatkan data yang dihimpun dari radar cuaca
dan data satelit.
Ada dua radar cuaca yang digunakan. Pertama, radar cuaca yang berada
di
Pangkalan Bun untuk
memantau cuaca di wilayah barat Kalteng. Sementara radar kedua
berada d
i
Palangka Raya. Sedangkan untuk data
satelit,
BMKG se-Indonesia
menggunakan data
dari satelit cuaca Himawari. Sedangkan khusus
untuk memantau
persebaran hotspot,
pihak BMKG bekerja sama dengan Lapan,
khusus
nya melalui satelit NOAH,
TERRA,
dan AQUA
.

Menurut Roland, sebelum
bekerja menjadi seorang prakirawan cuaca, ia dididik
di sekolah kedinasan khusus
, yakni Sekolah
Tinggi Meteorologi dan Klimato
logi dan Geofisika (STMKG).
 

“STMKG itu ada di Tangerang
Selatan di
Bintaro. Lulusan STMKG ditugaskan ke
kantor
-kantor BMKG di seluruh Indonesia,”
terang
lulusan STMKG 2013 lalu itu.

Menurut Roland, membandingkan wilayah Kalteng
yang terbilang cukup luas ini,  25 orang
pegawai yang bekerja pada Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik
Riwut
ini terasa masih kurang.

“Kalau pada stasiun BMKG di Jawa dan Sumatera,  jumlah pegawainya bisa mencapai 60 orang. Jelas di sini masih sangat kurang pegawai,” pungkasnya.
(*/
ce/ala)

Ketika musim hujan melanda
sebagaimana yang terjadi akhir-akhir ini, m
aka dibutuhkan
sumber informasi yang akurat bagi masyarakat untuk mengetahui kondisi cuaca setiap hari. Sumber yang
bisa menjadi pegangan data yang dikeluarkan oleh
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

 

AGUS JAYA, Palangka Raya

 

KEMAJUAN teknologi yang
pesat membuat informasi perkiraan tentang cuaca mudah didapatkan dan diketahui.
Kapan bakal turun hujan, kemarau, dan lainnya. Bahkan, pesatnya kemajuan teknologi
ini semakin memudahkan manusia untuk mengetahui tentang kondisi cuaca di sekitarnya
hanya
dengan
mengakses secara online info BMKG. Hal itu dibenarkan oleh prakirawan BMKG, Roland
Binery.

“Masyarakat bisa download aplikasi info BMKG. Aplikasi
ini bisa juga diakses lewat
ponsel,” terangnya
saat
berbincang dengan
Kalteng Pos, di Kantor Operasional Stasiun
Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya, kemarin (11/1).

Terkait prakiraan kondisi cuaca di musim hujan
seperti
saat ini, kata Roland, BMKG Kalteng sudah
mengeluarkan informasi  peringatan dini
cuaca ekstr
em. Berdasarkan data yang dihimpun BMKG,
pada Januari ini
hampir
sebagian besar  wilayah Kal
imantan Tengah (Kalteng) mengalami puncak musim
hujan
. Hampir setiap hari  diguyur hujan lebat bahkan
disertai
petir dan angin kencang.

 â€œContohnya
di Sampit. Angin kencang sampai merobohkan pohon
. Dari
pantauan
kami, saat  ini di wilayah Pangkalan
Bun dan Sukamara
sedang dilanda hujan lebat disertai angin
kencang,” jelas Roland lagi.

Berdasarkan data yang
di
miliki pihaknya,
curah hujan tinggi
akan terus terjadi di wilayah Palangka
Raya dan Pulang Pisau bagian utara hingga Maret nanti.

Dijelaskan
Roland
Binery
, BMKG merupakan salah satu badan
pemerintah non
departemen yang bertanggung jawab langsung kepada presiden.
Kantor Stasiun Meteorologi
Kelas I
Tjilik Riwut sudah berdiri sejak 1978 lalu. Hampir
beriringan dengan beroperasionalnya 
Bandar Udara
Tjilik Riwut Palangka Raya.

Baca Juga :  Ketika PSBB Bikin Kesenian Beralih ke Dunia Maya

Saat ini Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangka
Raya bertindak sebagai koordinator provinsi untuk  lima kantor stasiun pengamatan meteorologi
yang ada di Kal
teng. Selain Stasiun
Meteorologi Palangka Raya,
BMKG
juga  mempunyai kantor stasiun
meteorologi di Sampit, Pangkalan Bun, Muara Teweh
, dan Buntok.

Stasiun tersebut merupakan
unit pelaksana teknis di
lingkungan Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika
dan
b
ertanggung jawab langsung
dengan
kepala
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
. Saat ini Catur Winarti
dipercayakan memimpin
Stasiun Meteorologi
Tjilik Riwut Kelas I Palangka Raya.

Dikatakan
Roland,
jumlah prakirawan yang saat
ini bertugas di Stasiun Meteorologi
Tjilik Riwut berjumlah lima orang,
yakni
Lian
Adriani,
Ika Friti, Weny Anggi, Cindy Putri, dan dirinya sendiri.

“Pada prinsipnya kantor ini tidak ada libur dan
tidak boleh kosong
. Jadi
kami bekerja di
sini  sistem shift alias bergantian.
Harus stand by 24 jam penuh untuk
mengamati data perkiraan cuaca.”
tuturnya.

Tugas seorang prakirawan, sebutnya, yakni menganalisa
data meteorologi, klimatologi, kualitas udara
, dan geofisika sesuai dengan prosedur dan barometer khusus, mengobservasi sekaligus mengolah data  informasi
cuaca
yang
sudah dikumpulkan
itu, sekaligus membuat prakiraan ke
depannya.

Dalam menjalankan tugas,
seorang prakirawan selalu ditemani
oleh seorang pengamat cuaca. Tugas seorang pengamat cuaca adalah menghimpun dan
mengamati unsur-unsur cuaca yang didata 
berdasarkan pengamatan langsung. Selanjutnya data tersebut dikirim
ke  pihak maskapai penerbangan dan
pengawas lalu lintas udara.
Diketahui ada enam orang yang
bertugas sebagai pengamat cuaca
di Stasiun Meteorologi Tjilik
Riwut.

Untuk membuat prakiraan cuaca dan mengolah data
cuaca, seorang prakirawan dibantu oleh berbagai peralatan yang berada di taman
alat. Lokasinya di pinggir runway Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya. Alat-alat
yang dipakai untuk mengetahui kondisi cuaca
, antara lain termometer
untuk mengukur suhu udara,
aninometer untuk mengukur
arah
dan kecepatan angin, barometer untuk mengukur tekanan udara,
ambrometer untuk mengukur curah hujan,
evaporimeter,
serta beberapa alat lain lagi.

Baca Juga :  Menikmati Wisata Sei Gohong, Dekat dan Murah Tidak Murahan

“Untuk pemeliharaan alat-alat itu, kami memiliki teknisi
khusus
. Setiap hari mereka mengecek sekaligus membersihkan
alat
-alat itu,” ucap pria berusia 28
tahun ini.

Selain mengandalkan
peralatan
darat
, BMKG juga memanfaatkan data yang dihimpun dari radar cuaca
dan data satelit.
Ada dua radar cuaca yang digunakan. Pertama, radar cuaca yang berada
di
Pangkalan Bun untuk
memantau cuaca di wilayah barat Kalteng. Sementara radar kedua
berada d
i
Palangka Raya. Sedangkan untuk data
satelit,
BMKG se-Indonesia
menggunakan data
dari satelit cuaca Himawari. Sedangkan khusus
untuk memantau
persebaran hotspot,
pihak BMKG bekerja sama dengan Lapan,
khusus
nya melalui satelit NOAH,
TERRA,
dan AQUA
.

Menurut Roland, sebelum
bekerja menjadi seorang prakirawan cuaca, ia dididik
di sekolah kedinasan khusus
, yakni Sekolah
Tinggi Meteorologi dan Klimato
logi dan Geofisika (STMKG).
 

“STMKG itu ada di Tangerang
Selatan di
Bintaro. Lulusan STMKG ditugaskan ke
kantor
-kantor BMKG di seluruh Indonesia,”
terang
lulusan STMKG 2013 lalu itu.

Menurut Roland, membandingkan wilayah Kalteng
yang terbilang cukup luas ini,  25 orang
pegawai yang bekerja pada Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik
Riwut
ini terasa masih kurang.

“Kalau pada stasiun BMKG di Jawa dan Sumatera,  jumlah pegawainya bisa mencapai 60 orang. Jelas di sini masih sangat kurang pegawai,” pungkasnya.
(*/
ce/ala)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru