32.9 C
Jakarta
Sunday, October 6, 2024

Bersaing dengan Pandemi, Wanita Malam di Lokasi Bukit Sungkai Berani T

Cuaca gerimis mulai turun
menghiasi malam. Dua buah tempat karaoke yang berdampingan, di antara sisa-sisa
tempat hiburan yang masih beroperasi di kompleks lokalisasi Bukit Sungkai,
Jalan Tjilik Riwut Km 12 Palangka Raya terlihat sepi pengunjung.

PROKALTENG.CO – Seorang perempuan terlihat duduk sendiri di teras
depan salah satu karaoke. Sementara tiga perempuan lain juga terlihat asyik dengan
smartphone-nya di teras karaoke di samping. Sementara di bagian dalam, tak
terlihat aktivitas apa pun. Tak juga terlihat ada tamu maupun suara musik khas
di tempat hiburan tersebut.

Tim prokalteng.co kemudian
menghentikan kendaraan di depan karaoke yang hanya terlihat seorang perempuan
penghibur stand by menunggu pelanggan.

Obrolan-obrolan ringan pun berlangsung
dengan sang perempuan yang mengaku bernama DY (inisial, red).

“Sepi ya, malah kedengaran
suara kodoknya yang lebih keras,” celetuk salah satu dari tim yang dibalas
DY dengan celetukan pula. “Kodok pun bikin telur cuaca dingin begini.”

Setelah berbincang singkat di
teras, tim pun sepakat untuk membeli minuman yang disediakan di tempat itu.

“Biar ngobrolnya semakin lancar,”
kata DY sembari menuangkan minuman ke gelas, saat tim sudah berada di ruangan
dalam dimana biasa para tamu berkaraoke ria.

Di sela obrolan, DY menawarkan tambahan
perempuan lain untuk menemani tim saat itu. Namun tawaran itu secara halus kami
tolak.

Sembari ngobrol yang diselingi
dengan guyonan-guyonan santai, tim pun mencoba menggali informasi lebih dalam
tentang aktivitas di lokalisasi yang sejatinya telah ditutup secara resmi oleh
Pemerintah Kota Palangka Raya pada akhir 2019 lalu.

Baca Juga :  Dirayakan Bersama Anak Panti Asuhan, Didoakan Menjadi Perempuan Saliha

Meski telah nyaris lebih dari
separuh tempat hiburan telah tutup total dan sekitar 60 persen lebih wanita
penghibur di tempat itu pergi, namun hingga kini aktivitas esek-esek di tempat
itu masih ada.

“300 ribu saja sekali main,”
sebut DY, saat mencoba menawarkan tim untuk menikmati layanan plus-plusnya.

“Tapi kami banyak, dan mbak DY
kan Cuma sendiri, masa keroyokan,” jawab salah seorang personel tim yang
disambut gelak tawa.

“Ya yang lain ada kok, nanti
saya panggil. Ceweknya mau nambah berapa orang,” timpal DY sambil menuangkan
minuman ke gelas di atas meja.

Perbincangan pun semakin dalam, DY
pun sedikit bercerita jika di masa pandemi Covid-19 di tempat mereka cukup sepi.
Meskipun masih ada saja pelanggan atau tamu yang datang, tapi jumlahnya tidak
sebanyak sebelum pandemi.

“Pokoknya selama corona ini
ya begini. Kalau saya enggak menetap tinggal disini, biasa pulang, karena
tinggal di kota, datang ke sini saat malam untuk kerja saja, esok pagi pulang,”
ujarnya.

Perbincangan malam itu masih
berlanjut, suasana santai yang dihiasi sedikit gurauan pun masih terasa. DY
yang duduk di tengah-tengah tim pun kembali mencoba menawarkan untuk layanan
yang tersedia di tempat mereka.

Baca Juga :  Lihat Pocong Bermata Hitam sampai Tak Bisa Bergerak

Tidak tanggung-tanggung,
perempuan itu rupanya sedikit terpancing dari ucapan salah satu rekan tim,
bahkan ia pun menawarkan jika lima lawan satu mereka pun siap untuk melayani.
Lima lawan satu yang dimaksud adalah, lima orang cewek dan satu orang laki-laki
pada layanan kamar. Hanya saja, saat itu perempuan tersebut tidak menyampaikan
soal harga terkait tawaran itu.

“Ayo mau masuk (kamar, red)
kah, aduh kalau disini (ruang tamu, red) ya enggak hangat, kalau masuk ke dalam
kamar yang hangat. Enggak bisa, kalau mas nya sendiri, kami ceweknya berlima
bisa aja,” tawarnya dengan sedikit rayuan.

Bahkan, DY juga memberikan tahu
kalau di daerah sekitar tempat ia bekerja itu juga ada yang menyediakan layanan
pijat. Hanya saja layanan pijat yang dimaksud, bukan seperti layanan pijat pada
umumnya, yang ada hanyalah pijat plus-plus.

“Disitu kalau mau pijat juga
ada, tapi yang dipijat yang lainnya. Ya yang di pijatnya yang lain gitu,”
ujarnya sambil memberi senyuman.

Tim tidak mengiyakan dari tawaran
atau informasi tersebut, karena hanya ingin berbincang ditempat tersebut,
hingga waktu yang hampir tengah malam tim pun memutuskan untuk segera beranjak
dari tempat tersebut. “Enggak mbak, kita cuman ingin santai sambil jalan-jalan
saja disini,” jawab salah satu anggota tim sembari berpamitan seiring
habisnya dua botol minuman yang tersedia di meja. 

Cuaca gerimis mulai turun
menghiasi malam. Dua buah tempat karaoke yang berdampingan, di antara sisa-sisa
tempat hiburan yang masih beroperasi di kompleks lokalisasi Bukit Sungkai,
Jalan Tjilik Riwut Km 12 Palangka Raya terlihat sepi pengunjung.

PROKALTENG.CO – Seorang perempuan terlihat duduk sendiri di teras
depan salah satu karaoke. Sementara tiga perempuan lain juga terlihat asyik dengan
smartphone-nya di teras karaoke di samping. Sementara di bagian dalam, tak
terlihat aktivitas apa pun. Tak juga terlihat ada tamu maupun suara musik khas
di tempat hiburan tersebut.

Tim prokalteng.co kemudian
menghentikan kendaraan di depan karaoke yang hanya terlihat seorang perempuan
penghibur stand by menunggu pelanggan.

Obrolan-obrolan ringan pun berlangsung
dengan sang perempuan yang mengaku bernama DY (inisial, red).

“Sepi ya, malah kedengaran
suara kodoknya yang lebih keras,” celetuk salah satu dari tim yang dibalas
DY dengan celetukan pula. “Kodok pun bikin telur cuaca dingin begini.”

Setelah berbincang singkat di
teras, tim pun sepakat untuk membeli minuman yang disediakan di tempat itu.

“Biar ngobrolnya semakin lancar,”
kata DY sembari menuangkan minuman ke gelas, saat tim sudah berada di ruangan
dalam dimana biasa para tamu berkaraoke ria.

Di sela obrolan, DY menawarkan tambahan
perempuan lain untuk menemani tim saat itu. Namun tawaran itu secara halus kami
tolak.

Sembari ngobrol yang diselingi
dengan guyonan-guyonan santai, tim pun mencoba menggali informasi lebih dalam
tentang aktivitas di lokalisasi yang sejatinya telah ditutup secara resmi oleh
Pemerintah Kota Palangka Raya pada akhir 2019 lalu.

Baca Juga :  Dirayakan Bersama Anak Panti Asuhan, Didoakan Menjadi Perempuan Saliha

Meski telah nyaris lebih dari
separuh tempat hiburan telah tutup total dan sekitar 60 persen lebih wanita
penghibur di tempat itu pergi, namun hingga kini aktivitas esek-esek di tempat
itu masih ada.

“300 ribu saja sekali main,”
sebut DY, saat mencoba menawarkan tim untuk menikmati layanan plus-plusnya.

“Tapi kami banyak, dan mbak DY
kan Cuma sendiri, masa keroyokan,” jawab salah seorang personel tim yang
disambut gelak tawa.

“Ya yang lain ada kok, nanti
saya panggil. Ceweknya mau nambah berapa orang,” timpal DY sambil menuangkan
minuman ke gelas di atas meja.

Perbincangan pun semakin dalam, DY
pun sedikit bercerita jika di masa pandemi Covid-19 di tempat mereka cukup sepi.
Meskipun masih ada saja pelanggan atau tamu yang datang, tapi jumlahnya tidak
sebanyak sebelum pandemi.

“Pokoknya selama corona ini
ya begini. Kalau saya enggak menetap tinggal disini, biasa pulang, karena
tinggal di kota, datang ke sini saat malam untuk kerja saja, esok pagi pulang,”
ujarnya.

Perbincangan malam itu masih
berlanjut, suasana santai yang dihiasi sedikit gurauan pun masih terasa. DY
yang duduk di tengah-tengah tim pun kembali mencoba menawarkan untuk layanan
yang tersedia di tempat mereka.

Baca Juga :  Lihat Pocong Bermata Hitam sampai Tak Bisa Bergerak

Tidak tanggung-tanggung,
perempuan itu rupanya sedikit terpancing dari ucapan salah satu rekan tim,
bahkan ia pun menawarkan jika lima lawan satu mereka pun siap untuk melayani.
Lima lawan satu yang dimaksud adalah, lima orang cewek dan satu orang laki-laki
pada layanan kamar. Hanya saja, saat itu perempuan tersebut tidak menyampaikan
soal harga terkait tawaran itu.

“Ayo mau masuk (kamar, red)
kah, aduh kalau disini (ruang tamu, red) ya enggak hangat, kalau masuk ke dalam
kamar yang hangat. Enggak bisa, kalau mas nya sendiri, kami ceweknya berlima
bisa aja,” tawarnya dengan sedikit rayuan.

Bahkan, DY juga memberikan tahu
kalau di daerah sekitar tempat ia bekerja itu juga ada yang menyediakan layanan
pijat. Hanya saja layanan pijat yang dimaksud, bukan seperti layanan pijat pada
umumnya, yang ada hanyalah pijat plus-plus.

“Disitu kalau mau pijat juga
ada, tapi yang dipijat yang lainnya. Ya yang di pijatnya yang lain gitu,”
ujarnya sambil memberi senyuman.

Tim tidak mengiyakan dari tawaran
atau informasi tersebut, karena hanya ingin berbincang ditempat tersebut,
hingga waktu yang hampir tengah malam tim pun memutuskan untuk segera beranjak
dari tempat tersebut. “Enggak mbak, kita cuman ingin santai sambil jalan-jalan
saja disini,” jawab salah satu anggota tim sembari berpamitan seiring
habisnya dua botol minuman yang tersedia di meja. 

Terpopuler

Artikel Terbaru