25.2 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Melihat Koleksi Kerajinan Rotan di Indang Apang Galery Palangka Raya

Produk Lokal yang Tembus ke Pasar Nasional dan Internasional

UMKM Indang Apang menyajikan hasil kerajinan berbahan dasar anyaman rotan milik Amelia (38) ini, banyak dilirik pembeli. Baik lokal, nasional, bahkan mancanegara. Bahkan omsetnya pun perbulannya bisa menyentuh di angka Rp10.000.000 hingga Rp15.000.000. Seperti apa produk yang ditawarkan di sana? Berikut penelusuran Prokalteng.co di lokasi galeri tersebut.

Muhammad Hafidz, Palangka Raya

_

BERAGAM hasil kerajinan berbahan dasar anyaman rotan berjejer rapi di display ruangan berukuran 22 meter persegi. Produk anyaman rotan yang dikemas dengan rapi itu berupa tas, dompet, sepatu, sandal. Sebagian besar menonjolkan motif khas Kalimantan Tengah. Semuanya tersusun rapi dan siap dipasarkan. Ya, produk-produk itu berada di Indang Apang Galery. Memang tak begitu menyolok gallery tersebut, karena masih berupa bangunan rumah yang ada di Jalan Tjilik Riwut Kilometer 7,5 Gang Bethel 1, Kota Palangka Raya.

Rumah yang sengaja dijadikan sebagai gallery prodauk kerajinan rotan itu, milik Amelia (38). Tempat usahanya tersebut dinamai Indang Apang Galery. Ia mengaku mulai menggeluti usaha tersebut sejak 2015. Namun demikian, usahanya baru mendapatkan izin resmi pada tahun 2019.

Baca Juga :  Pemkab Seruyan Diminta Perhatikan UMKM, Ini Alasannya

“Jualannya sudah tahun 2015 dan izin resmi berusaha tahun 2019,” ujarnya, saat dibincangi, Sabtu (5/11).

Dia menyebutkan produk hasil kerajinan rotan miliknya itu berbagai macam. Diantaranya tas, dompet,sepatu, sendal, dan gantungan kunci. Bahkan pemesan bisa meminta sesuai dengan desain sendiri.

“Ada tas, dompet, sepatu, sendal, gantungan kunci. Custom desain dari pembeli pun bisa. Kalau permintaan biasanya banyak tas dan sepatu,”ujarnya.

Disinggung soal harga, Amelia menuturkan berkisar antara Rp35.000 hingga Rp2.000.000. Produk yang paling murah menurutnya yakni gelang yang dibanderol dengan harga Rp35.000. Sedangkan yang paling mahal adalah produk tas anyaman rotan dengan harga Rp2.000.000.

Soal pangsa pasarnya, ia mengaku produknya kerap dibeli orang lokal hingga nasional. Tak hanya itu, pernah juga hasil kerajinan tangannya itu, pun menjadi pilihan oleh-oleh untuk dibawa ke luar negeri.

“Kalau luar negeri, biasanya mereka beli untuk oleh-oleh. Di mana pembelinya juga temannya yang dari luar negeri. Bisa di Prancis, Belanda, Inggris, Amerika Serikat,” bebernya.

Baca Juga :  Mengedepankan Prinsip Disiplin, Usaha dan Doa, Kerjakan Sesuatu dengan

Sementara ketika diterpa pandemi Covid-19 dua tahun lalu, Amelia mengaku usaha yang digelutinya itu tak terlalu berdampak. Justru dia mengatakan kalau usahanya semakin ramai. Dia memanfaatkan celahnya dengan memasarkan produk kerajinannya itu secara daring.  Tak luput anak-anak muda pun banyak membeli produknya itu.

Berbicara soal omsetpenjualan, diceritakannya sampai berkisar antara Rp10 juta hinga Rp15 juta perbulan. Sedang untuk prosesd pembuatan, satu produk tas ia mengaku memerlukan waktu 2 bulan pengerjaan.

“Dari panen rotan sampai jadi produk seperti tas ini, memakan waktu 2 bulan. Proses pembuatan sendiri bekerjasama dengan mitra penjahit di seluruh Indonesia.  Kita ngirim rotan terus mereka jahit, dan kita mendesain. Yang pasti desainnya satu orang di sini,” katanya.

Dari usaha ini, ia berharap kepada generasi muda agar mengembangkan kearifan lokal. Sehingga bisa mengharumkan nama daerah asal. Selain itu,  ia menginginkan bahan rotan bisa dikenal di mata lokal, nasional, bahkan internasional. “Yang pastinya rotan dikenal di mata dunia, lokal nasional maupun internasional,” pungkasnya.(*)






Reporter: M Hafidz

UMKM Indang Apang menyajikan hasil kerajinan berbahan dasar anyaman rotan milik Amelia (38) ini, banyak dilirik pembeli. Baik lokal, nasional, bahkan mancanegara. Bahkan omsetnya pun perbulannya bisa menyentuh di angka Rp10.000.000 hingga Rp15.000.000. Seperti apa produk yang ditawarkan di sana? Berikut penelusuran Prokalteng.co di lokasi galeri tersebut.

Muhammad Hafidz, Palangka Raya

_

BERAGAM hasil kerajinan berbahan dasar anyaman rotan berjejer rapi di display ruangan berukuran 22 meter persegi. Produk anyaman rotan yang dikemas dengan rapi itu berupa tas, dompet, sepatu, sandal. Sebagian besar menonjolkan motif khas Kalimantan Tengah. Semuanya tersusun rapi dan siap dipasarkan. Ya, produk-produk itu berada di Indang Apang Galery. Memang tak begitu menyolok gallery tersebut, karena masih berupa bangunan rumah yang ada di Jalan Tjilik Riwut Kilometer 7,5 Gang Bethel 1, Kota Palangka Raya.

Rumah yang sengaja dijadikan sebagai gallery prodauk kerajinan rotan itu, milik Amelia (38). Tempat usahanya tersebut dinamai Indang Apang Galery. Ia mengaku mulai menggeluti usaha tersebut sejak 2015. Namun demikian, usahanya baru mendapatkan izin resmi pada tahun 2019.

Baca Juga :  Pemkab Seruyan Diminta Perhatikan UMKM, Ini Alasannya

“Jualannya sudah tahun 2015 dan izin resmi berusaha tahun 2019,” ujarnya, saat dibincangi, Sabtu (5/11).

Dia menyebutkan produk hasil kerajinan rotan miliknya itu berbagai macam. Diantaranya tas, dompet,sepatu, sendal, dan gantungan kunci. Bahkan pemesan bisa meminta sesuai dengan desain sendiri.

“Ada tas, dompet, sepatu, sendal, gantungan kunci. Custom desain dari pembeli pun bisa. Kalau permintaan biasanya banyak tas dan sepatu,”ujarnya.

Disinggung soal harga, Amelia menuturkan berkisar antara Rp35.000 hingga Rp2.000.000. Produk yang paling murah menurutnya yakni gelang yang dibanderol dengan harga Rp35.000. Sedangkan yang paling mahal adalah produk tas anyaman rotan dengan harga Rp2.000.000.

Soal pangsa pasarnya, ia mengaku produknya kerap dibeli orang lokal hingga nasional. Tak hanya itu, pernah juga hasil kerajinan tangannya itu, pun menjadi pilihan oleh-oleh untuk dibawa ke luar negeri.

“Kalau luar negeri, biasanya mereka beli untuk oleh-oleh. Di mana pembelinya juga temannya yang dari luar negeri. Bisa di Prancis, Belanda, Inggris, Amerika Serikat,” bebernya.

Baca Juga :  Mengedepankan Prinsip Disiplin, Usaha dan Doa, Kerjakan Sesuatu dengan

Sementara ketika diterpa pandemi Covid-19 dua tahun lalu, Amelia mengaku usaha yang digelutinya itu tak terlalu berdampak. Justru dia mengatakan kalau usahanya semakin ramai. Dia memanfaatkan celahnya dengan memasarkan produk kerajinannya itu secara daring.  Tak luput anak-anak muda pun banyak membeli produknya itu.

Berbicara soal omsetpenjualan, diceritakannya sampai berkisar antara Rp10 juta hinga Rp15 juta perbulan. Sedang untuk prosesd pembuatan, satu produk tas ia mengaku memerlukan waktu 2 bulan pengerjaan.

“Dari panen rotan sampai jadi produk seperti tas ini, memakan waktu 2 bulan. Proses pembuatan sendiri bekerjasama dengan mitra penjahit di seluruh Indonesia.  Kita ngirim rotan terus mereka jahit, dan kita mendesain. Yang pasti desainnya satu orang di sini,” katanya.

Dari usaha ini, ia berharap kepada generasi muda agar mengembangkan kearifan lokal. Sehingga bisa mengharumkan nama daerah asal. Selain itu,  ia menginginkan bahan rotan bisa dikenal di mata lokal, nasional, bahkan internasional. “Yang pastinya rotan dikenal di mata dunia, lokal nasional maupun internasional,” pungkasnya.(*)






Reporter: M Hafidz

Terpopuler

Artikel Terbaru