32.7 C
Jakarta
Friday, November 22, 2024

Gayus Ike

Anda sudah tahu: sampai di hari penutupan pendaftaran kemarin sudah 796 orang ingin jadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Yang 142 orang mendaftar sebagai calon anggota dewan pengawas. Sedang pendaftar calon ketua KPK sebanyak 210 orang.

Kejaksaan Agung kirim lima calon sebagai unsur Kejaksaan. Polri pun demikian.

Dua orang pendaftar perorangan Anda juga sudah tahu: Sudirman Said dan Ike Edwin.

Sudirman adalah menteri ESDM yang diberhentikan karena berbeda misi dengan Presiden Jokowi.

Ia juga calon gubernur Jawa Tengah yang kalah oleh incumbent Ganjar Pranowo. Terakhir ia menjadi co-captain tim pemenangan Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Disway hari ini akan mengulas calon satunya: Ike Edwin. Lima tahun lalu Ike hampir terpilih. Terakhir ia kalah oleh Firli Bahuri. Keduanya sama-sama dari lingkaran kepolisian negara. Juga sama-sama jenderal bintang tiga.

Firli Bahuri Anda sudah kenal luar dalam. Doa Anda saat itu mungkin lebih pada Irjen Pol (Purn) Dr H Ike Edwin SIK SH MH MM –dan doa Anda waktu itu belum terkabul. Tuhan lebih memberi kesempatan pada Firli Bahuri.

Kali ini Anda akan bingung: mendoakan siapa untuk menduduki jabatan ketua KPK. Sudirman atau Ike. Dua-duanya dikenal punya kepribadian dan lurus.

Sudirman orang Purwokerto. Ike orang Lampung. Di Lampung Ike biasa dipanggil Dang Gusti Ike Edwin. Atau Dang Ike saja.

Dang adalah sapaan akrab dalam bahasa Lampung yang berarti abang. Tapi sebenarnya punya arti lebih khusus: abang untuk saudara nomor tiga.

Baca Juga :  Paranjoy Kerikil

Ike memang putra ketiga Mayor Penerbang (Purn) M. Bunyamin. Ayahnya itu seorang pahlawan kemerdekaan. Namanya diabadikan sebagai nama Pangkalan Udara di Lampung yakni Lanud Pangeran M. Bunyamin.

Dang Ike juga merupakan cucu Haji Suhaimi, salah satu raja di Kerajaan Skala Bkhak.

Di Lampung huruf ”r” ditulis dengan ”kh”. Maka Bkhak bisa juga ditulis dengan ”Brak”.

Kerajaan Skala Brak. Di lereng gunung Pesagi, kini masuk kabupaten Lampung Barat.

Darah pejuang yang mengalir dalam nadinya membuat Dang Ike sejak awal berusaha memperjuangkan kepentingan masyarakat banyak.

Istri Dang Ike, Aida Sofin, seorang dokter lulusan Universitas Trisakti, Jakarta. Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Lampung pernah menganugerahinyi sebagai “Perempuan Inspiratif “. Terutama dalam menangani anak yatim.

Setamat Akademi Polisi tahun 1985, Ike bertugas di Korps Brigade Mobile (Brimob). Pernah juga jadi Kapolwil Surabaya.

Saat menjabat sebagai direktur Tindak Pidana Korupsi (Dirtipidkor) Bareskrim Polri pada 2010, Dang Ike berhasil mengungkap kasus besar mafia pajak: Gayus Tambunan.

Sebagai tokoh Lampung Ike mendapat gelar adat Gusti Batin Mangku Negara.

Tapi puncak karir Ike mentok di Kapolda. Yakni Kapolda Lampung pada 2016. Meski begitu Ike sudah sangat puas. Jabatan Kapolda Lampung adalah cita-citanya sebelum pensiun. Dang Ike begitu ingin mengabdi pada tanah kelahirannya.

Begitu jadi kapolda Dang Ike langsung menarik simpati masyarakat. Ia memutuskan untuk berkantor di tenda. Berpindah-pindah. Tidak berkantor di gedung Polda Lampung.

Baca Juga :  Butet Suci

Itu dimaksudkan agar masyarakat bisa langsung mengadu kepadanya. Tidak harus ke Polda. Saat berkantor di tenda itu, Dang Ike didampingi pejabat utama Polda. Dengan demikian begitu ada pengaduan dari masyarakat langsung diselesaikan di tenda itu juga.

Saya menghubungi wartawan Disway Radar Lampung: Taufik Wijaya. Saya ingin tahu seberapa terkenal Ike.

“Beliau sering mampir ke kantor koran kami. Sering kali secara mendadak,” ujar Taufik yang ketika di SMA dipanggil Piping.

“Saat beliau datang biasanya membawa nasi bungkus,” ujar Taufik. “Pernah juga beliau datang membawa satu pikap durian. Jadilah kami pesta durian bersama pak kapolda,” tambahnya.

Piping alumnus fakultas ekonomi Universitas Lampung. Ia sudah 15 tahun jadi wartawan di Radar Lampung. Saat itulah Taufik kenal dengan Ike.

Menurut Taufik, Ike pernah mendaftar sebagai calon pimpinan KPK. Tahun 2019. Gagal terpilih.

Setahun kemudian Ike mendaftar sebagai calon wali kota Bandar Lampung. Saat itu lawannya berat: incumbent, Zulkifli Anwar.

Waktu itu semua partai sudah habis dipakai dua pasangan calon. Ike nekat lewat jalur independen.

Sudah gagal dua incaran, Ike masuk Partai Demokrat. Ia menjadi calon anggota DPR dari dapil Lampung di Pileg 2024. Tidak terpilih.

Belum menyerah. Kali ini Ike kembali mendaftar sebagai calon pimpinan KPK.

Anda mungkin mendoakannya, Tuhan mungkin mendengarkan doa Anda, tapi anggota DPR yang akan menentukannya.(Dahlan Iskan)

Anda sudah tahu: sampai di hari penutupan pendaftaran kemarin sudah 796 orang ingin jadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Yang 142 orang mendaftar sebagai calon anggota dewan pengawas. Sedang pendaftar calon ketua KPK sebanyak 210 orang.

Kejaksaan Agung kirim lima calon sebagai unsur Kejaksaan. Polri pun demikian.

Dua orang pendaftar perorangan Anda juga sudah tahu: Sudirman Said dan Ike Edwin.

Sudirman adalah menteri ESDM yang diberhentikan karena berbeda misi dengan Presiden Jokowi.

Ia juga calon gubernur Jawa Tengah yang kalah oleh incumbent Ganjar Pranowo. Terakhir ia menjadi co-captain tim pemenangan Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Disway hari ini akan mengulas calon satunya: Ike Edwin. Lima tahun lalu Ike hampir terpilih. Terakhir ia kalah oleh Firli Bahuri. Keduanya sama-sama dari lingkaran kepolisian negara. Juga sama-sama jenderal bintang tiga.

Firli Bahuri Anda sudah kenal luar dalam. Doa Anda saat itu mungkin lebih pada Irjen Pol (Purn) Dr H Ike Edwin SIK SH MH MM –dan doa Anda waktu itu belum terkabul. Tuhan lebih memberi kesempatan pada Firli Bahuri.

Kali ini Anda akan bingung: mendoakan siapa untuk menduduki jabatan ketua KPK. Sudirman atau Ike. Dua-duanya dikenal punya kepribadian dan lurus.

Sudirman orang Purwokerto. Ike orang Lampung. Di Lampung Ike biasa dipanggil Dang Gusti Ike Edwin. Atau Dang Ike saja.

Dang adalah sapaan akrab dalam bahasa Lampung yang berarti abang. Tapi sebenarnya punya arti lebih khusus: abang untuk saudara nomor tiga.

Baca Juga :  Paranjoy Kerikil

Ike memang putra ketiga Mayor Penerbang (Purn) M. Bunyamin. Ayahnya itu seorang pahlawan kemerdekaan. Namanya diabadikan sebagai nama Pangkalan Udara di Lampung yakni Lanud Pangeran M. Bunyamin.

Dang Ike juga merupakan cucu Haji Suhaimi, salah satu raja di Kerajaan Skala Bkhak.

Di Lampung huruf ”r” ditulis dengan ”kh”. Maka Bkhak bisa juga ditulis dengan ”Brak”.

Kerajaan Skala Brak. Di lereng gunung Pesagi, kini masuk kabupaten Lampung Barat.

Darah pejuang yang mengalir dalam nadinya membuat Dang Ike sejak awal berusaha memperjuangkan kepentingan masyarakat banyak.

Istri Dang Ike, Aida Sofin, seorang dokter lulusan Universitas Trisakti, Jakarta. Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Lampung pernah menganugerahinyi sebagai “Perempuan Inspiratif “. Terutama dalam menangani anak yatim.

Setamat Akademi Polisi tahun 1985, Ike bertugas di Korps Brigade Mobile (Brimob). Pernah juga jadi Kapolwil Surabaya.

Saat menjabat sebagai direktur Tindak Pidana Korupsi (Dirtipidkor) Bareskrim Polri pada 2010, Dang Ike berhasil mengungkap kasus besar mafia pajak: Gayus Tambunan.

Sebagai tokoh Lampung Ike mendapat gelar adat Gusti Batin Mangku Negara.

Tapi puncak karir Ike mentok di Kapolda. Yakni Kapolda Lampung pada 2016. Meski begitu Ike sudah sangat puas. Jabatan Kapolda Lampung adalah cita-citanya sebelum pensiun. Dang Ike begitu ingin mengabdi pada tanah kelahirannya.

Begitu jadi kapolda Dang Ike langsung menarik simpati masyarakat. Ia memutuskan untuk berkantor di tenda. Berpindah-pindah. Tidak berkantor di gedung Polda Lampung.

Baca Juga :  Butet Suci

Itu dimaksudkan agar masyarakat bisa langsung mengadu kepadanya. Tidak harus ke Polda. Saat berkantor di tenda itu, Dang Ike didampingi pejabat utama Polda. Dengan demikian begitu ada pengaduan dari masyarakat langsung diselesaikan di tenda itu juga.

Saya menghubungi wartawan Disway Radar Lampung: Taufik Wijaya. Saya ingin tahu seberapa terkenal Ike.

“Beliau sering mampir ke kantor koran kami. Sering kali secara mendadak,” ujar Taufik yang ketika di SMA dipanggil Piping.

“Saat beliau datang biasanya membawa nasi bungkus,” ujar Taufik. “Pernah juga beliau datang membawa satu pikap durian. Jadilah kami pesta durian bersama pak kapolda,” tambahnya.

Piping alumnus fakultas ekonomi Universitas Lampung. Ia sudah 15 tahun jadi wartawan di Radar Lampung. Saat itulah Taufik kenal dengan Ike.

Menurut Taufik, Ike pernah mendaftar sebagai calon pimpinan KPK. Tahun 2019. Gagal terpilih.

Setahun kemudian Ike mendaftar sebagai calon wali kota Bandar Lampung. Saat itu lawannya berat: incumbent, Zulkifli Anwar.

Waktu itu semua partai sudah habis dipakai dua pasangan calon. Ike nekat lewat jalur independen.

Sudah gagal dua incaran, Ike masuk Partai Demokrat. Ia menjadi calon anggota DPR dari dapil Lampung di Pileg 2024. Tidak terpilih.

Belum menyerah. Kali ini Ike kembali mendaftar sebagai calon pimpinan KPK.

Anda mungkin mendoakannya, Tuhan mungkin mendengarkan doa Anda, tapi anggota DPR yang akan menentukannya.(Dahlan Iskan)

Terpopuler

Artikel Terbaru