Site icon Prokalteng

Bohemian Blangkon

Bismillah mahkamah loyo

Bismillah DPR melongo

Bismillah awas tukang bakso

***

ANDA pun bisa menebak: itu pasti syair parodi dari lagu Bohemian Rhapsody-nya Freddy Mercury. Tapi Anda tidak akan bisa menebak kelompok musik mana yang membuat parodi itu. Yang videonya beredar luas belakangan ini.

Saya mampir New York tiga hari lalu. Di New York saya dapat kiriman video tersebut.

Saya memang suka mendengarkan lagu Bohemian Rhapsody. Tapi saya kaget membuka video tersebut. Penyanyinya pakai blangkon semua. Pakai baju lurik khas Jawa pula. Lalu ada yang pakai make up topeng.

Lebih kaget lagi mendengarkan liriknya. Ampuuuuun. Gak tahan mendengarkannya. Lalu saya matikan. Penasaran. Saya hidupkan lagi. Kadang teks itu saya lirik dengan sebelah mata terpejamkan.

Satire yang benar-benar “asu” –untuk meminjam istilah seniman Butet Kartaredjasa.

Anda sudah tahu: banyak penyanyi Indonesia yang melantunkan Bohemian Rhapsody-nya The Queen. Salah satunya grup band Dewa (d/h Dewa 19). Di lagu itu Dewa “menyewa” vokalis kulit putih Amerika, Jeff Scott Soto –sebagai Freddy Mercury.

Tentu juga tampil di video itu dewanya Dewa: Ahmad Dhani. Pun semua personel band Dewa.

Terlihat juga Jeff melempar jaket seperti yang dilakukan almarhum Freddy Mercury saat menyanyikan Bohemian Rhapsody. Hanya tidak terlihat bulu ketiaknya yang lebat.

Tentu Anda juga masih ingat heboh Bohemian Rhapsody jelang pemilihan presiden, tahun 2016. Maksud saya: menjelang masa kampanyenya. Saat itu capres Prabowo berhadapan dengan incumbent Jokowi.

Ahmad Dhani ketika itu meluncurkan video tiruan Freddy Mercury. Yakni di lagu yang Anda pasti bisa menyanyikannya: We Will Rock You. Hanya saja saat itu di liriknya dimasukkan kata Prabowo dan Sandi Uno.

Kabarnya The Queen marah: mengapa lagunya dipakai untuk kepentingan politik. Konon pejabat dari Queen sampai datang ke Jakarta. Entah apa yang terjadi, yang jelas lagu tiruan itu hanya dinyanyikan beberapa hari saja. Setelah itu hilang dari peredaran.

Sedang Bohemian Rhapsody versi Dewa terus beredar sampai sekarang. Kabarnya karena memang sudah dapat izin resmi dari manajemen The Queen.

Begitu banyak versi Bohemian Rhapsody yang dinyanyikan penyanyi Indonesia. Termasuk oleh Once –mantan vokalis Dewa yang kini jadi anggota DPR dari PDI Perjuangan. Nama aslinya Anda sudah tahu: Elfonda Mekel. Dari Dapil Jakarta.

Tapi rasanya Anda sepakat: justru Tony Wenas-lah yang mampu menyanyikan Bohemian Rhapsody dengan suara yang paling mirip Freddy Mercury.

Tony justru bukan penyanyi profesional. Jabatan Tony saat ini adalah direktur utama perusahaan Indonesia-Amerika: PT Freeport.

Mungkin Tony pernah di persimpangan jalan: pilih jadi penyanyi dan pianis atau jadi ahli keuangan perusahaan. Rupanya dua-duanya bisa jalan bersama. Sambil jadi Dirut PT Freeport ia terus menyanyi dan main piano.

Saya pun mencoba menelusuri kiriman video parodi Bohemian Rhapsody yang beredar sekarang ini. Tentu penelusuran saya sangat terbatas. Dari jauh. Dari New York.

Gagal.

Yang ingin saya tahu: apakah versi “asu” itu sudah seizin The Queen. Ini kan untuk politik. Anti Jokowi.

Apakah tidak ada pejabat dari The Queen yang akan datang ke Jakarta. Untuk melarang peredaran lagu yang lagi-lagi tanpa seizinnya. Atau jangan-jangan sudah dapat izin.

Saya tidak berhasil menelusuri itu.

Sulitnya lagi saya benar-benar tidak kenal siapa saja yang tampil di video itu. Pergaulan saya, di kalangan musik, sangat terbatas. Saya hanya kenal Inul Daratista –karena sering makan di resto Korean Food miliknyi di SCBD: Yongdairi. Atau Ahmad Dhani.

Pernah ke rumahnya. Atau Ari Lasso –yang pernah jadi vokalisnya Dewa 19, sebelum digantikan Once. Atau Yuni Shara dan adiknya sesama orang Jatim. Atau Judika yang pernah sama-sama ke Danau Toba saat konvensi. Dan beberapa lagi.

Tapi saya tidak kenal siapa saja yang di video Bohemian Rhapsody a la Jawa itu.

Dugaan saya langsung ke Yogyakarta. Mana ada kreativitas “asu” seperti itu kalau tidak dari Yogyakarta.

Maka saya hubungi Butet Kartaredjasa. Si raja “asu” dari Yogyakarta. Saya pikir ini pasti bagian dari pentas teater terbarunya berjudul Putra Sang Maestro. Yang juga akan dibintangi Cak Lontong.

Butet pernah mengirimi saya poster promosi Putra Sang Maestro. Sebelum saya berangkat ke Amerika. Maksudnya: agar saya nonton.

Saya minta maaf tidak akan bisa beli tiketnya. Di tanggal pentas itu saya sudah ke Tiongkok.

“Apakah Bohemian Rhapsody Jawa itu kelompok Anda? Bagian dari Putra Sang Maestro?” tanya saya ke Butet.

“Bukan”.

“Hah? Bukan?”

“Bukan”.

“Anda kenal mereka?”

“Tidak”.

“Tapi, itu pasti dari Yogya kan?”

“Kalau tidak Yogya pasti Solo. Hanya anak-anak dari dua kota tersebut yang bisa ‘asu’ seperti itu”.

“Jadi, Anda benar-benar tidak tahu siapa mereka?”

“Tidak tahu. Dan sayangnya mereka tidak memberi tahu saya”.

Berarti perusuh Disway yang tahu siapa mereka. Tolong, please, bocorkan sedikit ke saya.(Dahlan Iskan)

 

Exit mobile version