MUNDURNYA Nadalsyah atau pria yang akrab disapa Koyem dari Jabatan Ketua DPD Partai Demokrat Kalteng, masih sulit diterima oleh sebagian besar kader partai berlambang bintang merci tersebut. Keputusan itu mengagetkan banyak pihak, baik internal maupun eksternal partai.
Ketersinggungan, sepertinya menjadi pemicu mundurnya Koyem dari jabatan Ketua DPD Demokrat Kalteng. Pernyataan mundur pun disampaikan Koyem melalui pesan whatapps, setelah dia mendapat teguran keras dari Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, karena tidak hadir dalam rapat penting melalui zoom yang dipimpin langsung oleh AHY.
Pesan whatapss mundurnya Koyem pun dengan cepat menyebar di media sosial. Sepertinya ada orang dalam yang sengaja membocorkan hal tersebut ke publik.
Koyem pun membenarkan hal itu. Dengan alasan kesibukan sebagai Bupati Barito Utara dan kini menjabat Ketua Umum Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia (ASBWI), Koyem mundur sebagai Ketua DPD Demokrat Kalteng, tetapi tetap sebagai kader partai.
Keputusan Koyem pun diyakini akan turut mengubah peta politik Kalteng. Dengan mundurnya Koyem dari kursi Ketua DPD Demokrat Kalteng tentu kiprahnya di partai akan berkurang dan akan berdampak pada perolehan kursi di 2024 mendatang.
Sebab, Koyem merupakan kader yang mampu membesarkan Demokrat hingga memperoleh 6 kursi di DPRD Kalteng dan 1 kursi di DPR RI. Mungkin lawan politik Koyem, saat ini tengah sumringah, karena menilai Koyem akan lemah sebagai kandidat Calon Gubernur Kalteng 2024 karena tidak lagi memimpin Demokrat.
Namun harus diketahui, Koyem merupakan pemimpin yang memiliki karakter, hingga dipercaya masyarakat memimpin Barito Utara 2 periode. Partai lain tentunya akan membuka pintu sebesar-besar bagi pengudaha Batu Bara ini untuk bergabung, terutama Nasdem, Golkar, PDI Perjuangan dan partai lainnya.
Kerasnya AHY terhadap kader, tentu harus dievaluasi. Itu terutama menyangkut harga diri dan martabat orang lain didepan kader Demokrat lainnya.
Menyimak dari isi chat Koyem, maka ada kata-kata yang kurang pantas diucapkan Ketua Umum Partai Demokrat, kepada kadernya yang berhalangan hadir karena melaksanakan tugas sebagai kepala daerah.
Sebagai pemimpin muda, AHY harusnya mampu mengendalikan emosi dan mengedepankan etika. Tidak menutup kemungkinan sikap dan cara AHY akan menjadi bom waktu bagi Demokrat. (Arjoni)