POSTINGAN artis Dinar Candy di Instagram pada 13 Juni 2025 yang mengusulkan penyediaan Lady Companion (LC) laki-laki di tempat karaoke telah memicu perbincangan hangat di media sosial.
Unggahan Surat Terbuka maupun Butuh Hiburan yang disertai tanda petik ini dengan cepat viral.
Sampai tulisan ini dibuat, postingan Dinar Candy ini mengoleksi 39,8 ribu like, 4,8 ribu komentar, dan 10,4 ribu share.
Dinar Candy menuliskan seperti ini,
SURAT TERBUKA
untuk pengusaha “KARAOKE” tolong sediakan LC laki-laki dong, kami parah wanita juga butuh hiburan dan kami juga punya duit buat booking
Fenomena ini menarik untuk dikaji lebih dalam, bukan hanya sebagai usulan semata, melainkan juga sebagai refleksi perubahan dinamika hiburan malam dan konstruksi gender di dalamnya.
Selama ini, keberadaan LC perempuan di tempat karaoke dan hiburan malam lainnya telah menjadi hal yang lumrah.
Profesi ini kerap diasosiasikan dengan eksploitasi perempuan dan mempertahankan stereotip gender tertentu.
Namun, usulan Dinar Candy peroleh dukungan dari netizen perempuan lainnya, seperti yang terlihat pada komentar akun @gresaidss yang mengatakan, “ini aku juga butuh,” tulis di kolom komentar.
Begitupun dengan akun @eviioktafiana yang berujar, “lya benerrr kita juga butuh hiburan cwo ganteng yg bisa goyangggg,” kata dia membalas postingan Dinar Candy.
Hal ini, menawarkan perspektif baru. Permintaan akan LC laki-laki mengindikasikan adanya keinginan perempuan untuk memiliki akses yang sama terhadap hiburan malam dan menikmati layanan pendamping pria, sebagaimana laki-laki telah lama menikmatinya.
Tentu saja, fenomena ini bukan tanpa kontroversi. Sebagian masyarakat mungkin memandang permintaan LC pria sebagai bentuk objektifikasi laki-laki.
Pertanyaan etis mengenai potensi eksploitasi dan dampak sosial dari profesi ini perlu dipertimbangkan secara matang.
Diskusi publik yang konstruktif sangat diperlukan untuk menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan.
Lebih lanjut, fenomena ini juga mencerminkan pergeseran peran gender dalam masyarakat.
Semakin banyak perempuan yang secara finansial mandiri dan menginginkan otonomi dalam memilih bentuk hiburan mereka.
Permintaan akan LC laki-laki dapat diinterpretasikan sebagai salah satu manifestasi dari kemandirian dan agensi perempuan tersebut.
Postingan Dinar Candy bukanlah sekedar ajakan untuk menyediakan LC laki-laki di tempat karaoke.
Ia membuka ruang diskusi yang lebih luas mengenai kesetaraan gender, akses terhadap hiburan, dan etika dalam industri hiburan malam.
Fenomena ini menantang kita untuk merefleksikan norma-norma sosial yang ada dan membayangkan bentuk hiburan malam yang lebih inklusif dan berkeadilan bagi semua gender. (jpg)