PROKALTENG.CO-Aktris Betari Ayu mengaku mengalami kejadian mistis pada saat menjalani syuting seharian film Saranjana Kota Ghaib di wilayah hutan Kalimantan.
Sebelum memulai proses syuting, Betari Ayu dan pemain lainnya sudah sempat diberi nasihat oleh penduduk setempat untuk tetap berlaku ramah dan sopan pada siapa pun apabila bertemu di dalam hutan. Karena bisa jadi itu bukan manusia sungguhan melainkan makhluk dari dunia lain.
“Sebelum syuting pun kita sudah diwanti-wanti kalau ada orang minta foto, ladeni saja. Jadi kita buat have fun saja sambil minta izin, permisi, mau kerja karena kita ada di tanah orang,” kata Betari Ayu di bilangan Epicentrum Rasuna Said Jakarta Selatan, Kamis (19/10).
Aktris 24 tahun itu pun mengalaminya secara langsung. Pada saat berada di tengah hutan, Betari Ayu mendapatkan makanan dari seorang pria terlihat sudah agak tua.
“Terus dia juga kasih parfum ke aku, mulai curiga donk ada apa ini? Hari berikutnya, dia datang lagi kasih aku cincin terus dia kabur nggak tahu kemana. Dari melihat dia tiba-tiba nggak ada, merinding donk,” tuturnya.
Meskipun mengalami kejadian cukup janggal di tengah hutan, Betari Ayu bersama pemain lain tetap melanjutkan proses syuting sampai selesai. Betari Ayu dan yang lainnya diminta untuk tidak takut selama niatnya baik.
Selama menjalani syuting di Kalimantan, Betari Ayu dan yang lainnya tidak menginap di hotel karena lokasi syutingnya memang tidak ada hotel sama sekali. Para pemain menginap di rumah warga dan membaur dengan warga setempat.
“Tidak ada hotel jadi mereka menginap di rumah warga. Para warga memberikan support luar biasa, apapun mereka berikan untuk kelancaran proses syuting,” kata Johansyah Jumberan selaku sutradara.
Baginya, film Saranjana Kota Ghaib merupakan film yang emosional karena dia merupakan orang Kalimantan Selatan asli dan cerita yang diangkat merupakan urban legend dari sana.
“Pemakaman di bawah air yang ada di film itu beneran ada. Itu tindakan yang memang harus dilakukan karena tidak ada daratan di daerah itu. Hanya ada jalan raya yang dibuat pemerintahz sisanya rawa. Masak mau dimakamin di jalan raya,” tuturnya. (nurasikin/jpc/hnd)