Site icon Prokalteng

Dewan Soroti Kasus Begal Payudara di Palangka Raya

Ketua Komisi III DPRD Kalteng, Siti Nafsiah. (HAFIDZ/PROKALTENG.CO)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) Siti Nafsiah menyoroti kasus begal payudara yang terjadi di Palangka Raya beberapa waktu yang lalu. Menurut Nafsiah, kasus tak senonoh tersebut merupakan kejadian yang tak terduga dan perlu menjadi kewaspadaan bagi kalangan perempuan.

“Jadi memang begal yang seperti ini kadang tidak terduga. Kita sebagai wanita perlu membekali diri. Artinya dari sisi internal perempuan misalnya berpakaian harus dijaga. Jangan sampai mengundang kejadian ini,” ujarnya kepada awak media, Senin (27/3).

Menurut politisi partai Golkar ini, meskipun berpakaian merupakan kebebasan dari masing-masing pribadi, namun demikian, kejadian begal payudara ini dinilai tak memandang pakaian terbuka ataupun tertutup.

“Yang tertutup saja kejadian di salah satu perguruan tinggi tidak terekspose (terbuka,red), apalagi yang terbuka,”ujarnya.

Untuk itu, dia berharap peran dari pemerintah dan masyarakat untuk membantu menekan angka kasus kejadian tak senonoh tersebut seminimal mungkin. “Juga meningkatkan kewaspadaan diri. Jangan keluar di atas jam 9 malam sendirian. Boleh keluar malam, tapi harus ada yang mendampingi, karena sekarang kejahatan itu mengintai perempuan. Apalagi kalau naik motor dan sebagainya,” tandasnya.

Sebelumnya, Polresta Palangka Raya, menggelar jumpa pers terhadap penanganan kasus begal payudara yang terjadi pada wilayah hukumnya di Unit Jatanras Satreskrim Mapolresta Palangka Raya, Senin (27/3) siang.

Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol. Budi Santosa menjelaskan tersangka EAS (24) mengaku nekat melakukan aksi tak senonoh itu, lantaran pengaruh minuman keras yang dikonsumsinya.

“Berdasarkan pengakuan EAS, dirinya melakukan hal itu secara spontan, karena pengaruh alkohol dari minuman keras yang dikonsumsinya sebelum kejadian di salah satu rumah temannya pada kawasan Kelurahan Menteng Kota Palangka Raya,” katanya.






Reporter: M Hafidz
Exit mobile version