26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Food Estate Diharapkan Atasi Masalah Ketersediaan Pangan

PALANGKA
RAYA
, PROKALTENG.CO Ketua
Komisi II DPRD Provinsi Kalteng Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA)
L
ohing
Simon berharap kenaikan harga kedelai tidak memberi dampak yang besar dan
berkepanjangan bagi masyarakat Kalteng.

Politikus PDI Perjuangan ini
mengatakan, naiknya harga bahan dasar pembuatan tahu/tempe tersebut, otomatis
akan memberikan dampak negatif kepada masyarakat khususnya para
pengolah/pengrajin tahu/tempe di Kalteng.

“Maka dari itu kami
mendorong kepada pemerintah khususnya dinas terkait, apapun untuk ketersediaan
pangan baik itu jagung, kedelai, padi dan sebagainya harus diupayakan dalam
waktu ke depan. Sehingga tidak terjadi kelangkaan-kelangkaan yang berdampak
pada kenaikan harga kebutuhan bahan pokok tersebut,” ucap Lohing Simon
, Minggu (10/1).

Baca Juga :  Komisi II Siapkan Rekomendasi Soal Jalan Eks Pertamina

Dengan adanya program
ketahanan pangan lanjutnya, yaitu food estate diharapkan dapat menjadi program
yang bermanfaat untuk provinsi Kalteng secara menyeluruh. Selain itu juga,
melalui program foos estate, DPRD Kalteng berharap, bahan pokok seperti jagung,
padi, singkong dan kedelai dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan seluruh
warga Kalteng.

“Secara umum, saya menilai,
Kalteng memang belum siap untuk mengembangkan tanaman kedelai. Mengingat bahan
dasar pembuatan tahu/tempe tersebut sampai saat ini masih mendatangkan dari
luar pulau. Kami harap ini dapat menjadi perhatian pemerintah ke depannya,” ujar
L
ohing
Simon.

Sedangkan untuk harga cabai
yang turut mengalami kenaikan,
Lohing menilai di tengah pandemi Covid-19 seperti
sekarang ini seharusnya masyarakat harus lebih kreatif. Memanfaatkan pekarangan
rumah untuk membudidayakannya. Jadi tidak terpaku dengan kenaikan harga
dipasaran.

Baca Juga :  Legislator Ikuti Proses Evakuasi Korban Laka Air di Sungai Sabangau

“Jika harga eceran tahu
mengalami kenaikan di pasaran dari Rp.5000 menjadi Rp.6000 per 10 bijinya. Saya
rasa pengrajin tahu maupun tempe memiliki alasan. Kedelai sendiri saat ini
dihargai Rp.9.550 per kg, di mana sebelumnya hanya Rp.7.300 per kg. Belum lagi
mereka dikenakan biaya beberapa kali biaya pengiriman. Namun jika semua kembali
normal, kami yakin para pengrajin juga akan ikut menurunkan harga ecerannya,”
tutup
L
ohing
Simon.

PALANGKA
RAYA
, PROKALTENG.CO Ketua
Komisi II DPRD Provinsi Kalteng Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA)
L
ohing
Simon berharap kenaikan harga kedelai tidak memberi dampak yang besar dan
berkepanjangan bagi masyarakat Kalteng.

Politikus PDI Perjuangan ini
mengatakan, naiknya harga bahan dasar pembuatan tahu/tempe tersebut, otomatis
akan memberikan dampak negatif kepada masyarakat khususnya para
pengolah/pengrajin tahu/tempe di Kalteng.

“Maka dari itu kami
mendorong kepada pemerintah khususnya dinas terkait, apapun untuk ketersediaan
pangan baik itu jagung, kedelai, padi dan sebagainya harus diupayakan dalam
waktu ke depan. Sehingga tidak terjadi kelangkaan-kelangkaan yang berdampak
pada kenaikan harga kebutuhan bahan pokok tersebut,” ucap Lohing Simon
, Minggu (10/1).

Baca Juga :  Komisi II Siapkan Rekomendasi Soal Jalan Eks Pertamina

Dengan adanya program
ketahanan pangan lanjutnya, yaitu food estate diharapkan dapat menjadi program
yang bermanfaat untuk provinsi Kalteng secara menyeluruh. Selain itu juga,
melalui program foos estate, DPRD Kalteng berharap, bahan pokok seperti jagung,
padi, singkong dan kedelai dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan seluruh
warga Kalteng.

“Secara umum, saya menilai,
Kalteng memang belum siap untuk mengembangkan tanaman kedelai. Mengingat bahan
dasar pembuatan tahu/tempe tersebut sampai saat ini masih mendatangkan dari
luar pulau. Kami harap ini dapat menjadi perhatian pemerintah ke depannya,” ujar
L
ohing
Simon.

Sedangkan untuk harga cabai
yang turut mengalami kenaikan,
Lohing menilai di tengah pandemi Covid-19 seperti
sekarang ini seharusnya masyarakat harus lebih kreatif. Memanfaatkan pekarangan
rumah untuk membudidayakannya. Jadi tidak terpaku dengan kenaikan harga
dipasaran.

Baca Juga :  Legislator Ikuti Proses Evakuasi Korban Laka Air di Sungai Sabangau

“Jika harga eceran tahu
mengalami kenaikan di pasaran dari Rp.5000 menjadi Rp.6000 per 10 bijinya. Saya
rasa pengrajin tahu maupun tempe memiliki alasan. Kedelai sendiri saat ini
dihargai Rp.9.550 per kg, di mana sebelumnya hanya Rp.7.300 per kg. Belum lagi
mereka dikenakan biaya beberapa kali biaya pengiriman. Namun jika semua kembali
normal, kami yakin para pengrajin juga akan ikut menurunkan harga ecerannya,”
tutup
L
ohing
Simon.

Terpopuler

Artikel Terbaru