PALANGKA
RAYA, PROKALTENG.CO – Untuk
mendukung upaya pemerintah dalam program ketahanan pangan, Ketua Komisi II DPRD
Kalimantan Tengah (Kalteng), Lohing Simon, mendorong, para petani lokal
mengembangkan pengelolaan pertanian modern di wilayah food estate.
“Food Estate merupakan
teknologi pertanian modern. Sebelumnya masyarakat di sana hanya terbiasa dengan
dua musim tanam, dengan hadirnya program Food estate maka berubah menjadi tiga
musim. Untuk itu kami minta petani lokal dapat menyesuaikan diri dan
beradaptasi dengan pertanian modern,†ucap pria yang akrab disapa
Lohing ini kepada awak media, Kamis (4/2).
Dia menjelaskan, dengan
adanya perubahan pengelolaan pertanian, disinyalir akan memberikan pengaruh
positif terhadap hasil panen. Selain itu, dia meminta para petani melakukan
penyesuaian untuk dapat menyukseskan program dimaksud.
“Menurut fakta di lapangan,
di mana dari dua menjadi tiga musim ditambah lagi musim hujan, hasil panen
otomatis menjadi terkendala. Dimana hasil panen biasanya bisa mencapai 4 ton,
sekarang mungkin bisa berkurang,†ungkap politikus PDI Perjuangan Kalteng
tersebut.
Dengan hasil panen yang
tidak maksimal, sambungnya, bisa saja masyarakat beranggapan atau menilai
program food estate tidak berjalan dengan baik bahkan tidak dapat memberikan
keuntungan.
“Kalau saya berpikir
positif saja. Namanya juga pertanian modern, ditambah lagi dengan teknologi
yang tinggi. Seperti irigasi, tata kelola air dan semuanya, jadi semuanya wajar-wajar
saja jika untuk hasil masih kurang maksimal, karena ini juga tahap uji coba,”
terangnya.
Lohing membandingkan antara
kultur musim didaerah pulau Jawa dan Kalimantan yang agak sedikit berbeda.
Sehingga menurutnya, program tersebut butuh penyesuaian lebih lanjut.
“Saya menilai kejadian
tersebut diluar perhitungan semua pihak di dalamnya. Di samping itu juga
kurangnya hasil panen dikarenakan seringnya hujan. Maka dari itu kami harap
para petani dapat secepatnya menyesuaikan musim, sehingga program food estate
dapat berjalan sesuai harapan,†pungkasnya.