28.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Hasil Pertanian Jeblok, Kelompok Tani Tanyakan Asuransi Pertanian

PULANG PISAU, PROKALTENG.CO – Klaim asuransi untuk petani di desa
Belanti Siam kecamatan Pandih Batu yang produksi padinya jeblok belum ada
kejelasan. Heri, salah satu petani yang produksi padinya jeblok mengharapkan
asuransi itu bisa diberikan.

Dia mengaku, anggota kelompok
taninya semua mengikuti program asuransi itu. “Namun untuk klaimnya masih
simpang siur. Belum ada kejelasan. Padahal dari awal kami sudah diminta untuk
ikut asuransi,” kata Heri.

Sebelumnya dia mengungkapkan,
kerusakan atau kegagalan yang bisa diajukan klaim yakni yang mencapai 75 persen
lebih. Selanjutnya, kata dia, prosedur yang harus dilakukan yakni harus lapor
kepada PUPT dan PPL.

Namun pihaknya tidak mengetahui
mekanisme itu. “Karena sebelumnya tidak ada sosialisasi tentang mekanisme itu.
Jadi padi itu banyak yang dipanen dan tidak lapor ke PUPT dan PPL. Ini yang
sekarang menjadi kendala kami dalam mengajukan klaim asuransi,” tandasnya.

Baca Juga :  Dorong Pengembangan Hutan Rakyat

Dia mengungkapkan, hampir 80
produksi padi di kelompok taninya jeblok. “Saat normal produksi produksinya
rata-rata mencapai empat ton per hektare. Sekarang rata-rata satu ton per
hektare,” kata Heri

Dia mengaku, jebloknya produksi
padinya tersebut karena serangan penyakit potong leher yang diakibatkan oleh
jamur. “Yang terkena potong leher di kelompok kami itu hampir merata. Hampir 80
persen,” ungkap dia.

Terpisah, Kepala Desa Belanti
Siam, Amiin saat dikonfirmasi terkait hal itu mengaku, untuk asuransi itu
ditangani kelompok dan PPL. “Untuk lebih jelasnya mungkin bisa konfirmasi ke
PPL,” kata Amiin.

PPL desa Belanti Siam, Dwi saat
dikonfirmasi Kalteng Pos tampaknya lebih memilih bungkam. Saat Kalteng Pos
mengonfirmasi melalui sambungan telepon tidak ada tanggapan. Begitu juga saat
dikonfirmasi melalui pesan singkat SMS juga tidak ada respons.

Baca Juga :  Awas! 58 Desa di Pulang Pisau Sangat Rawan Karhutla

PULANG PISAU, PROKALTENG.CO – Klaim asuransi untuk petani di desa
Belanti Siam kecamatan Pandih Batu yang produksi padinya jeblok belum ada
kejelasan. Heri, salah satu petani yang produksi padinya jeblok mengharapkan
asuransi itu bisa diberikan.

Dia mengaku, anggota kelompok
taninya semua mengikuti program asuransi itu. “Namun untuk klaimnya masih
simpang siur. Belum ada kejelasan. Padahal dari awal kami sudah diminta untuk
ikut asuransi,” kata Heri.

Sebelumnya dia mengungkapkan,
kerusakan atau kegagalan yang bisa diajukan klaim yakni yang mencapai 75 persen
lebih. Selanjutnya, kata dia, prosedur yang harus dilakukan yakni harus lapor
kepada PUPT dan PPL.

Namun pihaknya tidak mengetahui
mekanisme itu. “Karena sebelumnya tidak ada sosialisasi tentang mekanisme itu.
Jadi padi itu banyak yang dipanen dan tidak lapor ke PUPT dan PPL. Ini yang
sekarang menjadi kendala kami dalam mengajukan klaim asuransi,” tandasnya.

Baca Juga :  Dorong Pengembangan Hutan Rakyat

Dia mengungkapkan, hampir 80
produksi padi di kelompok taninya jeblok. “Saat normal produksi produksinya
rata-rata mencapai empat ton per hektare. Sekarang rata-rata satu ton per
hektare,” kata Heri

Dia mengaku, jebloknya produksi
padinya tersebut karena serangan penyakit potong leher yang diakibatkan oleh
jamur. “Yang terkena potong leher di kelompok kami itu hampir merata. Hampir 80
persen,” ungkap dia.

Terpisah, Kepala Desa Belanti
Siam, Amiin saat dikonfirmasi terkait hal itu mengaku, untuk asuransi itu
ditangani kelompok dan PPL. “Untuk lebih jelasnya mungkin bisa konfirmasi ke
PPL,” kata Amiin.

PPL desa Belanti Siam, Dwi saat
dikonfirmasi Kalteng Pos tampaknya lebih memilih bungkam. Saat Kalteng Pos
mengonfirmasi melalui sambungan telepon tidak ada tanggapan. Begitu juga saat
dikonfirmasi melalui pesan singkat SMS juga tidak ada respons.

Baca Juga :  Awas! 58 Desa di Pulang Pisau Sangat Rawan Karhutla

Terpopuler

Artikel Terbaru