PALANGKA RAYA – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang
jatuh setiap tahunnya pada 1 Mei, biasanya diperingati dengan melaksanakan upacara
pengibaran bendera. Namun hal tersebut ditiadakan oleh pemerintah, guna mencegah
penyebaran Corona Virus Disease 2019 atau lebih
dikenal dengan sebutan Covid-19. Dimana sebelumnya terdapat kebijakan
pemerintah, untuk meliburkan para murid
dan menerapkan sistem belajar dari rumah.
Wakil Ketua II Komisi C DPRD Kota Palangka Raya, Shopie
Ariany, yang membidangi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) menyambut positif peringatan
Hardiknas tidak dilaksanakan apel.
Menurutnya, ditengah situasi yang sedang dihadapi saat ini,
sistem belajar dari rumah dengan sistem online sudah cukup baik. Namun peran
orang tua sangat penting untuk memantau kegiatan anak selama masa belajar
menggunakan sistem online.
Karena tidak semua sekolah, dan tidak semua guru menguasai
tekhnologi. Seperti sekarang ini digunakan kebanyakan sekolah di kota besar, melaksanakan proses ajar mengajar dengan
para murid menggunakan video confrence. Apabila menggunakan video confrence pun
jumlahnya sangat terbatas apabila menggunakan handphone atau gadget.
“Saya mendukung adanya pembatasan untuk menggunakan gadget
oleh pemerintah, terkecuali penggunaan gadget harus didampingi dan dalam
pengawasan orang tua,†ucap Shopie, Jumat (01/5).
Belajar dari rumah menurutnya, memang masih kurang begitu
efektif, karena tidak semua orang tua memiliki pengetahuan yang lebih. Dengan
keterbatasan ilmu tentunya orang tua akan mencari bahan dengan menggunakan
gadget.
Untuk itulah peran orang tua sangat penting, disaat anak
belajar dari rumah mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh sekolah, dan
peran guru memberikan penilaian dari apa yang sudah dikerjakan para murid.
“Sekedar masukan untuk para guru, apabila memungkinkan
kepada guru yang masih belum terlalu mumpuni didalam menggunakan gadget, bisa
mengajar datang kerumah murid tentunya dengan mengikuti protap yang dikeluarkan
pemerintah menjaga jarak dan pakai masker, atau bisa dengan membuatkan jadwal
khusus kepada murid secara bergantian tiga atau empat orang datang kerumah guru,
agar para murid tidak tertinggal mata pelajaran nantinya,†tutup Shopie.