28.9 C
Jakarta
Sunday, September 8, 2024

Laka Maut di Jalan Perusahaan Jadi Sorotan Dewan

PURUK CAHU,PROKALTENG.CO-Kecelakaan yang terjadi antara melibatkan sepeda motor dan truk di jalan perusahaan PT Borneo Prima, mendapat tanggapan dari anggota DPRD Murung Raya.

Diketahui akibat insiden itu, menyebabkan warga Desa Tabulang Ijon (46) tewas yang mengendarai sepeda motor Honda CB 150 warna merah putih.

Peristiwa terjadi di Jalan Hauling PT Borneo Prima Km 28, wilayah Desa Doan Arung Kecamatan Tanah Siang, Kamis (18/7).

Anggota DPRD Murung Raya, Bebie meminta, PT Borneo Prima dan perusahaan lain yang menggunakan jalur yang sama, diminta agar membuat jalur kiri atau jalur umum untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan di jalur hauling perusahaan.

“Kita sangat menyesalkan kejadian kecelakaan itu yang mengorbankan warga kita, seharusnya itu tidak perlu terjadi bila memang perusahaan dan karyawannya termasuk driver, operator berkomitmen dalam menjalankan SOP yang ada,” kata Bebie, Jumat (19/7) lalu.

Baca Juga :  Silahkan Promosi Kandidat Tapi Jangan Menghujat

Menurutnya, musibah tidak bisa kehendaki, tapi setidaknya bisa meminimalisir atau, mengurangi terjadinya insiden tersebut dengan cara membuat Job Safety Analysis (JSA) dalam setiap pekerja, termasuk tim hauling.

Untuk ke depan pihak PT Borneo Prima, atau perusahaan-perusahaan lain yang menggunakan jalur hauling tersebut, mau tidak mau harus merubah aturan jalur. Yaitu menggunakan jalur umum atau jalur kiri, seperti yang dilakukan oleh PT Adaro, PT MGM dan groupnya.

“Perusahan lain bisa kenapa BP tidak, padahal sama-sama jalan HPH yang dipakai bersama, karena sudah banyak sekali jalur hauling ini memakan korban jiwa,” terang Bebie kepada wartawan.

Bebie juga meminta PT Borneo Prima dan perusahaan lain yang menggunakan jalur hauling tersebut, harus membuat aturan bagi driver, operator untuk taat dan tertib pada standar kecepatan, apalagi saat melewati daerah perkampungan.

Baca Juga :  DPRD Kalteng dan DPRD Mura Minta Hakim Bebaskan Peladang

“Walaupun itu sudah dipasang rambu – rambu 20 km/ jam tapi faktanya itu kecepatan bisa sampai 50 atau 60 km/jam saat melewati perkampungan. Ini sangat berbahaya bagi pengguna jalan lain dan berpotensi besar terjadinya kecelakaan, mengingat jalur jalan ini juga digunakan oleh masyarakat,” imbuhnya.

Terkait penyiraman jalan, sekretaris Fraksi PDIP DPRD Mura dari komisi II itu juga meminta, penyiraman dengan menggunakan unit yang memang standar tambang dan harus rutin dilakukan.

Sebab debu yang bertebaran, selain merupakan salah satu faktor penyebab kecelakaan karena mengganggu jarak pandang pengemudi, juga sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan masyarakat disekitar di jalur hauling. (dad/kpg)

PURUK CAHU,PROKALTENG.CO-Kecelakaan yang terjadi antara melibatkan sepeda motor dan truk di jalan perusahaan PT Borneo Prima, mendapat tanggapan dari anggota DPRD Murung Raya.

Diketahui akibat insiden itu, menyebabkan warga Desa Tabulang Ijon (46) tewas yang mengendarai sepeda motor Honda CB 150 warna merah putih.

Peristiwa terjadi di Jalan Hauling PT Borneo Prima Km 28, wilayah Desa Doan Arung Kecamatan Tanah Siang, Kamis (18/7).

Anggota DPRD Murung Raya, Bebie meminta, PT Borneo Prima dan perusahaan lain yang menggunakan jalur yang sama, diminta agar membuat jalur kiri atau jalur umum untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan di jalur hauling perusahaan.

“Kita sangat menyesalkan kejadian kecelakaan itu yang mengorbankan warga kita, seharusnya itu tidak perlu terjadi bila memang perusahaan dan karyawannya termasuk driver, operator berkomitmen dalam menjalankan SOP yang ada,” kata Bebie, Jumat (19/7) lalu.

Baca Juga :  Silahkan Promosi Kandidat Tapi Jangan Menghujat

Menurutnya, musibah tidak bisa kehendaki, tapi setidaknya bisa meminimalisir atau, mengurangi terjadinya insiden tersebut dengan cara membuat Job Safety Analysis (JSA) dalam setiap pekerja, termasuk tim hauling.

Untuk ke depan pihak PT Borneo Prima, atau perusahaan-perusahaan lain yang menggunakan jalur hauling tersebut, mau tidak mau harus merubah aturan jalur. Yaitu menggunakan jalur umum atau jalur kiri, seperti yang dilakukan oleh PT Adaro, PT MGM dan groupnya.

“Perusahan lain bisa kenapa BP tidak, padahal sama-sama jalan HPH yang dipakai bersama, karena sudah banyak sekali jalur hauling ini memakan korban jiwa,” terang Bebie kepada wartawan.

Bebie juga meminta PT Borneo Prima dan perusahaan lain yang menggunakan jalur hauling tersebut, harus membuat aturan bagi driver, operator untuk taat dan tertib pada standar kecepatan, apalagi saat melewati daerah perkampungan.

Baca Juga :  DPRD Kalteng dan DPRD Mura Minta Hakim Bebaskan Peladang

“Walaupun itu sudah dipasang rambu – rambu 20 km/ jam tapi faktanya itu kecepatan bisa sampai 50 atau 60 km/jam saat melewati perkampungan. Ini sangat berbahaya bagi pengguna jalan lain dan berpotensi besar terjadinya kecelakaan, mengingat jalur jalan ini juga digunakan oleh masyarakat,” imbuhnya.

Terkait penyiraman jalan, sekretaris Fraksi PDIP DPRD Mura dari komisi II itu juga meminta, penyiraman dengan menggunakan unit yang memang standar tambang dan harus rutin dilakukan.

Sebab debu yang bertebaran, selain merupakan salah satu faktor penyebab kecelakaan karena mengganggu jarak pandang pengemudi, juga sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan masyarakat disekitar di jalur hauling. (dad/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/