30.5 C
Jakarta
Wednesday, May 8, 2024

Terendam Banjir, 3.500 Hektare Sawah Petani Terancam Gagal Panen

SAMPIT,
PROKALTENG.CO

Hujan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini membuat 3.500 hektare sawah
milik petani Desa Lempuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin
Timur (Kotim) terendam banjir. Kondisi itu membuat para petani gagal panen.

Wakil Ketua DPRD
Kabupaten Kotim H.Rudianur turun langsung melihat kondisi sawah warga tersebut.
Dia sangat prihatin atas terjadinya banjir yang melanda sawah milik warga
tersebut, dan meminta pemerintah daerah untuk membantu para petani di desa
tersebut.

“Kami meminta
pemerintah Kabupaten Kotim untuk membantu para petani disana, karena selama ini
kalau terjadi hujan dengan senitasi 
tinggi maka sawah warga akan kebanjiran,” ujarnya, Kamis (20/5).

Rudianur juga
mengatakan Desa Lampuyang merupakan lumbung padi atau dikenal sebagai sentra
produksi pertanian di Bumi Habaring Hurung, maka dari itu pemerintah daerah
harus membantu bagaimana mencari sulosi agar lahan pertanian warga tidak
terendam banjir apabila terjadi hujan lebat.

Baca Juga :  Siswa SDN 1 Tarui Pinang Belajar Tanpa Kursi

“Saya melihat
pengairan atau irigasi pertanian di kawasan tersebut terbilang buruk akibat
saluran air tertimbun sedimen lumpur, ketika musim penghujan atau air Sungai
Mentaya dan anak Sungai Mentaya di Desa Bejarau tak mampu menampung air,
akhirnya air pun meluber,” sampainya.

Politikus Partai Golkar
ini juga mengatakan ribuan hektare lahan pertanian milik warga termasuk program
cetak sawah yang diprogramkan pemerintah setempat sejak tahun 2017 sulit
memaksimalkan produksi pertaniannya, karena lahan tersebut sering terendam
banjir sehingga membuat para petani gagal panen.

SAMPIT,
PROKALTENG.CO

Hujan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini membuat 3.500 hektare sawah
milik petani Desa Lempuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin
Timur (Kotim) terendam banjir. Kondisi itu membuat para petani gagal panen.

Wakil Ketua DPRD
Kabupaten Kotim H.Rudianur turun langsung melihat kondisi sawah warga tersebut.
Dia sangat prihatin atas terjadinya banjir yang melanda sawah milik warga
tersebut, dan meminta pemerintah daerah untuk membantu para petani di desa
tersebut.

“Kami meminta
pemerintah Kabupaten Kotim untuk membantu para petani disana, karena selama ini
kalau terjadi hujan dengan senitasi 
tinggi maka sawah warga akan kebanjiran,” ujarnya, Kamis (20/5).

Rudianur juga
mengatakan Desa Lampuyang merupakan lumbung padi atau dikenal sebagai sentra
produksi pertanian di Bumi Habaring Hurung, maka dari itu pemerintah daerah
harus membantu bagaimana mencari sulosi agar lahan pertanian warga tidak
terendam banjir apabila terjadi hujan lebat.

Baca Juga :  Siswa SDN 1 Tarui Pinang Belajar Tanpa Kursi

“Saya melihat
pengairan atau irigasi pertanian di kawasan tersebut terbilang buruk akibat
saluran air tertimbun sedimen lumpur, ketika musim penghujan atau air Sungai
Mentaya dan anak Sungai Mentaya di Desa Bejarau tak mampu menampung air,
akhirnya air pun meluber,” sampainya.

Politikus Partai Golkar
ini juga mengatakan ribuan hektare lahan pertanian milik warga termasuk program
cetak sawah yang diprogramkan pemerintah setempat sejak tahun 2017 sulit
memaksimalkan produksi pertaniannya, karena lahan tersebut sering terendam
banjir sehingga membuat para petani gagal panen.

Terpopuler

Artikel Terbaru