Site icon Prokalteng

Pembelajaran Tatap Muka di Kotim Perlu Dievaluasi

pembelajaran-tatap-muka-di-kotim-perlu-dievaluasi

SAMPIT,KALTENGPOS.CO–Anggota Komisi III DPRD Kabupaten
Kotawaringin Timur (Kotim) Riskon Fabiansyah meminta pemerintah daerah
melakukan evaluasi kembali terkait sekolah tatap muka di Sekolah Menengah
Tingakat Pertama (SMP). Pasalnya saat ini angka pasien positif Covid-19 terus
meningkat.

“Intinya
kebijakan pemerintah daerah untuk sekolah tatap muka harus betul-betul dikaji
ulang pelaksanaannya. Ini agar tidak ada anak-anak  kita yang terpapar virus corona, karena saat
ini peningkatan kasus kembali meningkat. Hingga hari ini kasus pasien positif
sudah hampir seratus orang,” ujar Riskon di ruang kerjanya, Kamis (12/11).

Riskon meminta
masyarakat untuk menambah kewaspadaan, mengingat ada salah seorang guru di
Kotim yang meninggal dunia karena positif Covid-19. Bahkan, salah seorang
pejabat eselon II di lingkungan pemerintah Kabupaten Kotim saat ini sudah ada
yang terpapar.

“Untuk
pembelajaran tatap muka di sekolah perlu juga diketahui bagi orang tua murid.
Bagi yang tidak setuju untuk pembelajaran tatap muka di sekolah, diperbolehkan
untuk anaknya belajar dari rumah seperti sebelumnya. Mereka tidak usah takut
terkena sanksi dari sekolah karena itu sudah sesuai dengan SKB 4 kementerian,
kerena hingga saat SK tersebut belum di cabut,” ucapnya.

Politikus
Partai Golkar ini juga mengatakan terkait meningkatnya pasien Covid -19 yang
terjadi di Kabupaten Kotim ini, ini perlu menjadi atensi semua pihak. Bukan hanya
pemerintah daerah saja tetapi juga seluruh lapisan masyarakat agar terus menyosialisasikan
pemakaian masker, cuci tangan dengan sabun, jarak dan hindari kerumunan.

“Kami
mengimbau masyarakat Kabupaten Kotim untuk tetap mematuhi protokol kesehatan
yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Hal ini untuk mencegah penyebaran virus
yang mematikan itu,” ujar Riskon.

Dirinya
juga meminta seluruh camat, lurah, kepala desa, RW dan RT juga harus menyosialisasikan
protokol kesehatan secara masif, karena merekalah yang berhadapan langsung
dengan masyarakat. “karena sampai saat ini masih banyak masyarakat yang
tidak percaya dengan virus yang mematikan itu,” pungkasnya.

Exit mobile version