25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Tangani Gizi Buruk dan Stunting di Kotim

SAMPIT, PROKALTENG.CO – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diminta lebih serius. Untuk menangani kasus stunting dan gizi buruk yang masih tinggi di daerah ini. Khususnya di wilayah selatan seperti Kecamatan Teluk Sampit dan Mentaya Hilir Selatan. Untuk saat ini masih ada ratusan lebih balita yang mengalami gizi buruk dan stunting.

“Kami sangat prihatin terhadap masih banyaknya anak balita di wilayah selatan Kabupaten Kotim yang mengalami gizi buruk dan stunting. Kami minta pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan untuk lebih serius lagi menangani kasus gizi buruk dan stunting di wilayah tersebut,” kata Anggota DPRD Kabupaten Kotim Hj.Rusmawati, Jumat (9/6).

Menurutnya kasus gizi buruk dan kasus stunting ini bukan masalah baru. Kasus ini sudah ada sejak lama, untuk mengurangi kasus gizi buruk dan stunting di daerah ini, maka pemerintah daerah wajib memprioritaskan dan menangani kasus tersebut dengan serius.

Baca Juga :  Ingin RAPBD Perubahan Tahun 2021 Menyentuh Kepentingan Masyarakat

“Kalau pemerintah serius menangani masalah kasus gizi buruk dan stunting. Dipastikan generasi 10 sampai 20 tahun kedepan akan cemerlang. Pemerintah adalah organ paling paham dan mengetahui kondisi ekonomi, sosial serta kesehatan masyarakat hingga ke lingkup terkecil. Dibutuhkan inisiatif langsung dari pemerintah sendiri,” ujar Rusmawati yang merupakan anggota DPRD dari daerah pemilhan III yang meliputi wilayah selatan.

Dirinya juga mendorong supaya pemerintah Kabupaten Kotim dapat menyisihkan anggaran. Untuk mengatasi dan menangani kasus gizi buruk dan stunting. Mencari tahu apa penyebabnya apakah yang menderita gizi buruk itu yang ekonomi ke bawah atau tidak. Kalau ada yang ekonominya cukup harus di cari tahu penyebab lain, supaya dapat menekan kenaikan kasus tersebut.

Baca Juga :  Pengamanan Aparat di Momen Natal dan Tahun Baru Diapresiasi

“Kalau memang gizi buruk itu terjadi karena faktor ekonomi orang tua yang kurang mampu memenuhi gizi pada saat hamil. Pemerintah daerah perlu membuat suatu program yang dapat melayani memberikan gizi atau vitamin kepada ibu hamil secara gratis melalui puksesmas  setempat,” ucap Rusmawati. (pri/bah)

SAMPIT, PROKALTENG.CO – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diminta lebih serius. Untuk menangani kasus stunting dan gizi buruk yang masih tinggi di daerah ini. Khususnya di wilayah selatan seperti Kecamatan Teluk Sampit dan Mentaya Hilir Selatan. Untuk saat ini masih ada ratusan lebih balita yang mengalami gizi buruk dan stunting.

“Kami sangat prihatin terhadap masih banyaknya anak balita di wilayah selatan Kabupaten Kotim yang mengalami gizi buruk dan stunting. Kami minta pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan untuk lebih serius lagi menangani kasus gizi buruk dan stunting di wilayah tersebut,” kata Anggota DPRD Kabupaten Kotim Hj.Rusmawati, Jumat (9/6).

Menurutnya kasus gizi buruk dan kasus stunting ini bukan masalah baru. Kasus ini sudah ada sejak lama, untuk mengurangi kasus gizi buruk dan stunting di daerah ini, maka pemerintah daerah wajib memprioritaskan dan menangani kasus tersebut dengan serius.

Baca Juga :  Ingin RAPBD Perubahan Tahun 2021 Menyentuh Kepentingan Masyarakat

“Kalau pemerintah serius menangani masalah kasus gizi buruk dan stunting. Dipastikan generasi 10 sampai 20 tahun kedepan akan cemerlang. Pemerintah adalah organ paling paham dan mengetahui kondisi ekonomi, sosial serta kesehatan masyarakat hingga ke lingkup terkecil. Dibutuhkan inisiatif langsung dari pemerintah sendiri,” ujar Rusmawati yang merupakan anggota DPRD dari daerah pemilhan III yang meliputi wilayah selatan.

Dirinya juga mendorong supaya pemerintah Kabupaten Kotim dapat menyisihkan anggaran. Untuk mengatasi dan menangani kasus gizi buruk dan stunting. Mencari tahu apa penyebabnya apakah yang menderita gizi buruk itu yang ekonomi ke bawah atau tidak. Kalau ada yang ekonominya cukup harus di cari tahu penyebab lain, supaya dapat menekan kenaikan kasus tersebut.

Baca Juga :  Pengamanan Aparat di Momen Natal dan Tahun Baru Diapresiasi

“Kalau memang gizi buruk itu terjadi karena faktor ekonomi orang tua yang kurang mampu memenuhi gizi pada saat hamil. Pemerintah daerah perlu membuat suatu program yang dapat melayani memberikan gizi atau vitamin kepada ibu hamil secara gratis melalui puksesmas  setempat,” ucap Rusmawati. (pri/bah)

Terpopuler

Artikel Terbaru