SAMPIT, PROKALTENG.CO– Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dari daerah pemilihan (Dapil) I Kecamatan Mentawa Baru Ketapang melakukan giat reses kelompok di dua desa, yaitu Desa Bapanggang Raya dan Bapeang pada Selasa (8/6). Kegiatan reses Anggota DPRD Dapil I tersebut diikuti sebanyak 10 Anggota Dewan diantaranya, Sutik ST, H.Ardiansyah, Ir.SP Lumban Gaol, M.Kurniawan Anwar, H.Suprianto, Ir Perdamean Gultom, Bima Santoso, Riskon Fabiansyah, Khozaini dan Modika Latifah Monawarah
Saat melakukan reses di Desa Bapanggang Raya, 10 anggota dewan mendapatkan keluhan dari kepala desa terkait belum maksimalnya CSR perusahaan yang ada di wilayah desa terhadap masyarakat sekitar. Padahal mereka bekerja satu kali 24 jam, dan imbasnya ke masyarakat. Selain itu, untuk pemulihan ekonomi masyarakat di sektor pertanian dan perkebunan, mereka meminta pemerintah daerah untuk membuka lahan tidur.
"Masyarakat ada memiliki lahan tidur sebanyak 10 hektare dan rencananya lahan tersebut akan dijadikan untuk lahan pertanian warga untuk menanam sayur dan lainnya. Kami berharap ada bantuan pemerintah daerah untuk mengarap lahan tersebut dengan memakai alat berat dan juga melakukan pembuatan drainasenya karena saat musim hujan terjadi banjir di wilayah pertanian tersebut," ujar Kepala Desa Bapanggang Raya, Syahbana.
Menanggapi keluhan itu, Anggota DPRD Kabupaten Kotim, Sutik, mengatakan, pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap perusahaan yang ada di wilayah desa tersebut. Nantinya akan dirapatkan bersama dengan kepala agar dapat memberikan CSR kepada masyarakat sekitar.
Kalau untuk pengarapan lahan pertanian warga, dirinya akan melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten dan instansi terkait agar dapat membantu untuk melakukan pengarapan lahan yang masih tidur dengan alat berat yang dimiliki oleh pemerintah daerah.
Sementara saat melakukan reses di Desa Bapeang, Kepala Desa Rahmadi meminta agar petani di desanya dapat diberikan solusi tentang susahnya mendapatkan pupuk bersusidi di kios-kios penjual pupuk resmi selama ini. Mereka beli ke toko penjualan pupuk di kota dengan harga yang lumayan tinggi.
“Saya menyampaikan keluhan masyarakat selama ini, khususnya para petani, karena susahnya mendapatkan pupuk terutama urea di pasaran ketika tiba masa pemupukan padi, kadang karena tidak ada pupuk urea, para penjual itu meracikkan kami berbagai macam jenis pupuk tapi harganya masih terlalu mahal untuk para petani di desa kami,” kata Rahmadi.
Bahkan warga desa mengeluh terkait keterbatasan kuota gas elpiji 3 kilogram. “Gas elpiji 3 kg juga banyak dikeluhkan warga karena terbatasnya kuota, kadang warga kalau kehabisan mau tidak mau membeli gas yang non subsidi untuk kebutuhan sehari-harinya. semoga ini menjadi perhatian bapak-bapak anggota dewan, khususnya dapil I Kecamatan Mentawa Baru Ketapang,” ucapnya.
Menanggapi hal itu Riskon Fabiansyah anggota DPRD Kabupaten Kotim dari partai Golkar mengatakan apa yang disampaikan kepala Desa Bapeang akan disampaikan saat pembahasan hasil reses dalam rapat paripurna nanti.