Site icon Prokalteng

Pemkab Kotim Harus Mempunyai Peta Kajian Daerah Rawan Bencana

pemkab-kotim-harus-mempunyai-peta-kajian-daerah-rawan-bencana

SAMPIT,
PROKALTENG.CO
Saat
melakukan reses di tiga Kelurahan di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, sepuluh
anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) banyak menerima keluhan
masyarakat terkait keadaan lingkungan warga yang banjir akibat drainase yang
macet atau buntu.

“Saat kami
melakukan reses di tiga kelurahan di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, yang
masuk dalam kota Sampit, rata-rata keluhan 
warga setempat adalah seringnya terjadi banjir akibat drainase yang
mampet atau buntu, serta kerusakan jembatan,” ujar Anggota DPRD Kotim
daerah pemilihan dapil I Riskon Fabiansyah, Kamis (4/3).

Dirinya juga mengatakan
saat ini pemerintah Kabupaten Kotim belum mempunyai peta kajian daerah rawan
bencana. Diharapkan ke depannya pemerintah daerah dapat membuat peta rawan
bencana, sehingga dapat menyusun kebijakan-kebijakan kedepannya, daerah mana
saja yang rawan akan bencana, semoga nanti dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) yang akan dibuat bupati yang baru dapat membuat peta
rawan bencana itu.

“RPJMD bupati
terdahulu berakhir tahun depan, yang mana isunya pemimpin baru yakni
H.Halikinnor dan Irawati merencanakan akan melakukan penyelesaian jalan dalam
perkotaan dan penerangan jalan dan mudah-mudahan ini terealisasi,” jelasnya.

Dia menambahkan,
pihaknya perlu juga mengingatkan terkait perlunya pengadaan alat berat untuk untuk
masing-masing kecamatan. Karena ini diperlukan untuk melakukan perbaikan yang
perlu segera seperti drainase yang macet atau lainnya.

“Semoga ini dituangkan
pemimpin yang baru dalam RPJMDnya nanti,” ungkap Riskon.

Politikus muda Partai
Golkar ini juga mengatakan, pihak DPRD Kabupaten  Kotim sama dengan masyarakat, ingin apa yang
pihaknya usulkan ini disetujui dan direalisasikan oleh pemerintah kabupaten. “Kami
juga mengharapkan apa yang diusulkan masyarakat dapat disetujui dan
direalisasikan oleh pemerintah daerah, karena tahun kemarin terjadi refocusing
anggaran oleh pemerintah pusat, semoga tahun 2021 ini apa yang diusulkan dapat
direalisasikan,” tutupnya.

Sementara itu, Muhammad
Kurniawan Anwar, mengaku sangat prihatin melihat anak sungai di kawasan kota
Sampit yang tersumbat dan dangkal sehingga rawan memicu banjir. Dirinya meminta
lurah dan camat aktif untuk mencegah banjir dengan memastikan saluran air
berfungsi dengan baik. Apabila kondisi ini dibiarkan, maka akan banyak
jalan-jalan protokol yang terancam terendam saat hujan deras.

“Saya menilai bahwa banjir di kawasan kota
bisa dicegah dengan membersihkan drainase dan anak sungai agar air mengalir
lancar ke Sungai Mentaya, tetapi hal ini tergantung komitmen dan konsistensi
pemerintah daerah dalam melakukan pencegahan, karena kita harus utamakan
pencegahan. Jangan menunggu banjir dulu, baru sibuk melakukan pembenahan,”
tutupnya.

Exit mobile version