Ketupat adalah makanan khas yang selalu hadir dalam perayaan Idul Fitri di Indonesia. Terbuat dari beras yang dimasak dalam anyaman daun kelapa muda atau janur, ketupat memiliki nilai lebih dari sekadar hidangan. Makanan ini sarat dengan filosofi dan makna budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Filosofi Ketupat
Dalam budaya Jawa, ketupat atau “kupat” sering dikaitkan dengan filosofi “ngaku lepat,” yang berarti mengakui kesalahan. Hal ini mencerminkan esensi dari Idul Fitri, yaitu saling memaafkan dan kembali kepada kesucian hati. Anyaman janur yang membungkus ketupat melambangkan kesalahan manusia, sedangkan nasi putih di dalamnya melambangkan hati yang bersih setelah menjalani ibadah puasa.
Selain itu, ada empat konsep utama dalam filosofi ketupat yang sering disebut dalam tradisi Jawa:
- Lebaran – Menandakan berakhirnya bulan Ramadan dan datangnya hari kemenangan.
- Luberan – Melambangkan rezeki yang berlimpah dan anjuran berbagi kepada sesama.
- Leburan – Menggambarkan penghapusan dosa setelah sebulan berpuasa dan memohon ampun.
- Laburan – Mengandung arti pemurnian diri agar kembali bersih dan suci.
Ketupat dalam Tradisi Lebaran
Ketupat tidak hanya berfungsi sebagai makanan, tetapi juga sebagai simbol kebersamaan. Setelah salat Idul Fitri, masyarakat berkumpul bersama keluarga untuk menikmati hidangan khas Lebaran, di mana ketupat sering disajikan dengan opor ayam, rendang, sayur labu, dan sambal goreng hati.
Di beberapa daerah, ketupat juga menjadi bagian dari tradisi unik. Di Lombok, misalnya. Terdapat acara “Perang Topat” atau perang ketupat yang melibatkan umat Hindu dan Islam. Tradisi ini melambangkan kerukunan antaragama dan perayaan kebersamaan.
Pelestarian Tradisi Ketupat
Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, terdapat Kampung Ketupat yang dikenal sebagai pusat produksi ketupat. Berbeda dengan daerah lain yang hanya memproduksi ketupat saat hari raya, masyarakat di kampung ini membuat ketupat setiap hari. Hal ini menunjukkan bagaimana tradisi ketupat tetap dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Ketupat bukan hanya sekadar hidangan Lebaran, tetapi juga simbol kehidupan sosial yang mencerminkan nilai kebersamaan, kesederhanaan, dan ketulusan. Keberadaannya dalam perayaan Idul Fitri mengingatkan setiap orang untuk selalu menjaga hubungan baik dengan sesama serta menghargai tradisi yang telah berlangsung lama.(jpc)