26.7 C
Jakarta
Friday, March 14, 2025

Hukum Tidur Seharian saat Berpuasa Menurut Buya Yahya

Saat menjalani ibadah puasa, banyak orang yang memilih untuk tidur lebih lama agar rasa lapar dan haus tidak terlalu terasa. Bahkan, ada juga yang tidur hampir seharian penuh hingga melewatkan waktu-waktu salat.

Tapi, apakah tidur seharian saat berpuasa diperbolehkan? Dan apakah pahala puasanya tetap didapatkan? Pertanyaan ini kerap muncul di benak banyak orang, terutama mereka yang sulit menahan kantuk saat siang hari.

Dilansir melalui kanal YouTube Al-Bahjah TV dalam segmen Buya Yahya Menjawab, seorang jamaah bertanya tentang hukum seseorang yang tidur seharian selama berpuasa, bahkan sampai melewatkan waktu sholat Dzuhur dan Ashar.

Dalam video berdurasi 3 menit 36 detik tersebut, Buya Yahya memberikan penjelasan yang sangat mendetail terkait hukum tidur saat berpuasa. Buya Yahya menjelaskan bahwa yang membatalkan puasa adalah hilang akal. Hilang akal ini terbagi menjadi tiga bagian utama.

“Pertama adalah gila. Jika seseorang mengalami gangguan jiwa atau gila, maka puasanya batal,” jelas Buya Yahya. Sabtu, (1/3)

Kedua adalah hilang akal akibat pingsan, koma, atau epilepsi. Buya Yahya menjelaskan bahwa jika seseorang pingsan seharian penuh, dari setelah sahur hingga waktu berbuka, maka puasanya tidak sah.

Namun, jika ia sempat sadar walaupun sebentar di siang hari, puasanya tetap sah. “Misalnya, seseorang pingsan dari sahur lalu sempat sadar sebentar di siang hari, tetapi kemudian pingsan lagi sampai waktu berbuka, maka puasanya tetap sah,” kata Buya Yahya.

Baca Juga :  Mendekati Ramadan, Pemprov Kalteng Mulai Pantau Harga Bahan Pokok di Pasaran

Ketiga adalah tidur. Mengenai hal ini, Buya Yahya menegaskan bahwa jika seseorang tidur setelah sahur lalu bangun-bangun sudah waktu Isya, maka puasanya tetap sah. Artinya, tidur bukan termasuk hal yang membatalkan puasa.

“Kalau habis sahur tidur, lalu bangun-bangun sudah Isya, maka puasanya tetap sah. Ini adalah bentuk hilang akal yang tidak membatalkan puasa,” ujar Buya Yahya.

Namun, ada hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu sholat yang ditinggalkan. Meninggalkan sholat adalah dosa dan harus diqadha. Jika sampai melewatkan waktu sholat, maka wajib menggantinya dan tidak mengulanginya lagi.

“Adapun sholat yang ditinggalkan, tentu hukumnya dosa dan harus diqadha. Usahakan jangan diulang lagi, jika Anda benar-benar mencari ridha Allah” tegas Buya Yahya.

Lebih lanjut, bagi orang yang sulit bangun tidur saat waktu sholat tiba, Buya Yahya menyarankan untuk meminta bantuan orang lain agar dibangunkan, sehingga tidak sampai meninggalkan sholat.

Meskipun puasanya tetap sah, bukan berarti tidur seharian saat berpuasa adalah hal yang baik. Puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga bagaimana seseorang bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan ibadah yang lebih baik.

Dalam ajaran Islam, puasa adalah momen untuk meningkatkan amal ibadah, bukan sekadar menunggu waktu berbuka dengan tidur sepanjang hari. Tidur memang tidak membatalkan puasa, tetapi jika dilakukan berlebihan hingga mengabaikan kewajiban sholat, tentu ini menjadi masalah besar dalam ibadah seseorang.

Baca Juga :  Simak, Lima Keistimewaan Bulan Suci Ramadan

Buya Yahya pun kembali mengingatkan bahwa berbicara soal puasanya, maka tetap sah. Tetapi jika berbicara soal sholat yang ditinggalkan, maka hukumnya adalah dosa. Terlebih lagi jika dilakukan dengan sengaja tanpa ada usaha untuk memperbaiki kebiasaan tersebut.

Lalu, bagaimana dengan pahala puasanya? Jika seseorang tidur seharian dan melewatkan kesempatan untuk beribadah lebih banyak, maka tentu saja ia kehilangan banyak pahala yang seharusnya bisa didapatkan saat berpuasa.

Sebaliknya, jika seseorang tetap menjalankan ibadah dengan baik, membaca Al-Qur’an, berdzikir, atau setidaknya berusaha sholat tepat waktu, maka puasanya akan lebih bermakna dan pahalanya lebih besar di sisi Allah.

Maka dari itu, penting bagi setiap muslim yang berpuasa untuk tetap menjaga keseimbangan antara istirahat dan ibadah. Jangan sampai karena terlalu banyak tidur, kita kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pahala yang lebih banyak.

Jadi, tidur seharian saat berpuasa memang tidak membatalkan puasa, tetapi ada konsekuensi lain yang perlu diperhatikan, terutama jika sampai melewatkan sholat. Untuk itu, mari manfaatkan bulan Ramadan dengan sebaik-baiknya dan jangan jadikan tidur sebagai alasan untuk melewatkan ibadah yang jauh lebih penting.

Untuk informasi lebih lengkap dan detail tentang hukum tidur saat berpuasa menurut Buya Yahya, kamu bisa menonton langsung videonya di kanal YouTube resmi Al-Bahjah TV.(jpc)

Saat menjalani ibadah puasa, banyak orang yang memilih untuk tidur lebih lama agar rasa lapar dan haus tidak terlalu terasa. Bahkan, ada juga yang tidur hampir seharian penuh hingga melewatkan waktu-waktu salat.

Tapi, apakah tidur seharian saat berpuasa diperbolehkan? Dan apakah pahala puasanya tetap didapatkan? Pertanyaan ini kerap muncul di benak banyak orang, terutama mereka yang sulit menahan kantuk saat siang hari.

Dilansir melalui kanal YouTube Al-Bahjah TV dalam segmen Buya Yahya Menjawab, seorang jamaah bertanya tentang hukum seseorang yang tidur seharian selama berpuasa, bahkan sampai melewatkan waktu sholat Dzuhur dan Ashar.

Dalam video berdurasi 3 menit 36 detik tersebut, Buya Yahya memberikan penjelasan yang sangat mendetail terkait hukum tidur saat berpuasa. Buya Yahya menjelaskan bahwa yang membatalkan puasa adalah hilang akal. Hilang akal ini terbagi menjadi tiga bagian utama.

“Pertama adalah gila. Jika seseorang mengalami gangguan jiwa atau gila, maka puasanya batal,” jelas Buya Yahya. Sabtu, (1/3)

Kedua adalah hilang akal akibat pingsan, koma, atau epilepsi. Buya Yahya menjelaskan bahwa jika seseorang pingsan seharian penuh, dari setelah sahur hingga waktu berbuka, maka puasanya tidak sah.

Namun, jika ia sempat sadar walaupun sebentar di siang hari, puasanya tetap sah. “Misalnya, seseorang pingsan dari sahur lalu sempat sadar sebentar di siang hari, tetapi kemudian pingsan lagi sampai waktu berbuka, maka puasanya tetap sah,” kata Buya Yahya.

Baca Juga :  Mendekati Ramadan, Pemprov Kalteng Mulai Pantau Harga Bahan Pokok di Pasaran

Ketiga adalah tidur. Mengenai hal ini, Buya Yahya menegaskan bahwa jika seseorang tidur setelah sahur lalu bangun-bangun sudah waktu Isya, maka puasanya tetap sah. Artinya, tidur bukan termasuk hal yang membatalkan puasa.

“Kalau habis sahur tidur, lalu bangun-bangun sudah Isya, maka puasanya tetap sah. Ini adalah bentuk hilang akal yang tidak membatalkan puasa,” ujar Buya Yahya.

Namun, ada hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu sholat yang ditinggalkan. Meninggalkan sholat adalah dosa dan harus diqadha. Jika sampai melewatkan waktu sholat, maka wajib menggantinya dan tidak mengulanginya lagi.

“Adapun sholat yang ditinggalkan, tentu hukumnya dosa dan harus diqadha. Usahakan jangan diulang lagi, jika Anda benar-benar mencari ridha Allah” tegas Buya Yahya.

Lebih lanjut, bagi orang yang sulit bangun tidur saat waktu sholat tiba, Buya Yahya menyarankan untuk meminta bantuan orang lain agar dibangunkan, sehingga tidak sampai meninggalkan sholat.

Meskipun puasanya tetap sah, bukan berarti tidur seharian saat berpuasa adalah hal yang baik. Puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga bagaimana seseorang bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan ibadah yang lebih baik.

Dalam ajaran Islam, puasa adalah momen untuk meningkatkan amal ibadah, bukan sekadar menunggu waktu berbuka dengan tidur sepanjang hari. Tidur memang tidak membatalkan puasa, tetapi jika dilakukan berlebihan hingga mengabaikan kewajiban sholat, tentu ini menjadi masalah besar dalam ibadah seseorang.

Baca Juga :  Simak, Lima Keistimewaan Bulan Suci Ramadan

Buya Yahya pun kembali mengingatkan bahwa berbicara soal puasanya, maka tetap sah. Tetapi jika berbicara soal sholat yang ditinggalkan, maka hukumnya adalah dosa. Terlebih lagi jika dilakukan dengan sengaja tanpa ada usaha untuk memperbaiki kebiasaan tersebut.

Lalu, bagaimana dengan pahala puasanya? Jika seseorang tidur seharian dan melewatkan kesempatan untuk beribadah lebih banyak, maka tentu saja ia kehilangan banyak pahala yang seharusnya bisa didapatkan saat berpuasa.

Sebaliknya, jika seseorang tetap menjalankan ibadah dengan baik, membaca Al-Qur’an, berdzikir, atau setidaknya berusaha sholat tepat waktu, maka puasanya akan lebih bermakna dan pahalanya lebih besar di sisi Allah.

Maka dari itu, penting bagi setiap muslim yang berpuasa untuk tetap menjaga keseimbangan antara istirahat dan ibadah. Jangan sampai karena terlalu banyak tidur, kita kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pahala yang lebih banyak.

Jadi, tidur seharian saat berpuasa memang tidak membatalkan puasa, tetapi ada konsekuensi lain yang perlu diperhatikan, terutama jika sampai melewatkan sholat. Untuk itu, mari manfaatkan bulan Ramadan dengan sebaik-baiknya dan jangan jadikan tidur sebagai alasan untuk melewatkan ibadah yang jauh lebih penting.

Untuk informasi lebih lengkap dan detail tentang hukum tidur saat berpuasa menurut Buya Yahya, kamu bisa menonton langsung videonya di kanal YouTube resmi Al-Bahjah TV.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru