Site icon Prokalteng

Teater Keliling Pentaskan Calon Arang Cerita Rakyat Bali di 5 Kota

Teater

Teater Keliling didukung Bakti Budaya Djarum Foundation telah tampilkan Musikal Calon Arang di Bandung, Kudus, Madura, Makassar, dan Toraja, pada 15 - 24 September. (Istimewa)

PROKALTENG.CO-Melanjutkan sukses pementasan pada 2022, Teater Keliling didukung Bakti Budaya Djarum Foundation telah mementaskan Musikal Calon Arang yang dipentaskan di 5 kota. Yakni, di Bandung, Kudus, Madura, Makassar, dan Toraja, pada 15 – 24 September lalu.

Pertunjukan drama berkonsep musikal yang diadaptasi dari cerita rakyat Bali itu dikolaborasikan dengan musik, bela diri, tari, dan nyanyian. Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian mengatakan, teater keliling senantiasa menghadirkan pertunjukan yang unik dan sarat pesan. Melalui perjalanan tak henti-henti ke berbagai penjuru Indonesia, kelompok teater keliling itu berhasil menghibur dan menyebarkan cinta budaya di hati para penikmat seni di berbagai daerah yang dikunjungi.

”Konsep pentas tersebut menjadi menarik karena berkolaborasi dengan penggiat seni di daerah masing-masing tempat pementasan sehingga ada semakin banyak seniman daerah yang terlibat dalam seni pertunjukan ini,” kata Renitasari Adrian.

”Melalui kolaborasi ini, mereka belajar tentang nilai-nilai budaya, warisan nenek moyang, dan pesan-pesan yang tersembunyi dalam setiap kisah yang dipentaskan yang dapat menjadi fondasi kuat dalam membangun kecintaan mereka terhadap kebudayaan,” tamabh Renitasari Adrian melalui zoom.

Menurut dia, hal itu juga mampu memupuk rasa bangga akan warisan budaya Indonesia dan membantu menjaga tradisi-tradisi berharga agar tetap hidup dalam benak dan jiwa generasi muda.

Musikal Calon Arang bercerita tentang hidup seorang dukun sakti nan keji di sebuah desa bernama Desa Girah. Dukun itu bernama Nyi Rangda, sosok ibu yang menyayangi anaknya, Ratna Manggali.

Ratna adalah sosok cantik yang terkutuk. Dia tidak kunjung mendapat pendamping akibat ketakutan orang-orang terhadap sosok sang ibu yang menyeramkan. Bayang-bayang Nyi Rangda, sang dukun sakti menjadi konflik utama dari kisah yang mempertemukan karakter demi karakter yang akan ditemui dalam pementasan itu.

”Keberagaman budaya dan suku bangsa yang kental melalui legenda atau cerita rakyat yang dimiliki Indonesia begitu kaya. Ini menjadi penting di mana Teater Keliling ingin terus melanjutkan upaya dalam melestarikan cerita-cerita rakyat Indonesia yang tentunya menjadi identitas terbaik yang dimiliki bangsa ini,” jelas Renitasari.

Melalui kreativitas, lanjut Renitasari, cerita rakyat itu akan disajikan dalam konsep pertunjukan modern namun tidak kehilangan sisi tradisionalnya sebagai bentuk bangga terhadap apa yang budaya kita miliki.

”Harapannya tentu para milenial dapat mengenal cerita-cerita rakyat ini sebagai kekayaan yang perlu diceritakan secara turun temurun agar tidak punah keberadaannya dan sekaligus mengingatkan kembali bahwa Indonesia tidak kalah kaya dari negara-negara luar dengan materi cerita rakyat yang klasik dengan ciri khas daerah masing-masing yang begitu unik,” ujar Ketua Yayasan Teater Keliling Dolfry Inda Suri.

Teater Keliling berdiri sejak 13 Februari 1974. Selama 49 tahun terus berkeliling dari Sabang sampai Merauke dan 11 negara di dunia. Mementaskan lebih dari 1.600 pertunjukan untuk terus menebarkan nilai-nilai kemanusiaan demi Indonesia yang lebih baik melalui pendidikan karakter dan mental.

Teater Keliling didirikan Ir. Dery Syrna, Rudolf Puspa, Buyung Zasdar, dan Paul Pangemanan, dibantu tokoh teater lain Jajang C. Noer, Saraswaty Sunindya, Ahmad Hidayat, Willem Patrijawane, Syaeful Anwar, dan RW Mulyadi. (jpc/hnd)

Exit mobile version