25.6 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

Sebanyak 122 Balita di Teluk Sampit Mengalami Gizi Buruk

SAMPIT, PROKALTENG.CO – Lebih dari seratus anak bawah lima tahun (balita) di Kecamatan Teluk Sampit, Kotawaringin Timur (Kotim) mengalami penurunan berat badan (BB), kurang gizi dan bahkan ada yang mengalami gizi buruk. Hal ini diketahui dalam rilis yang disampaikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim pada publikasi stunting di aula Bappelitbagda, Kamis (28/10).

Berdasarkan total balita yang dientry dalam aplikasi ePPGBM per kecamatan pada tahun 2021 terdapat sebanyak 122 balita yang mengalami gizi buruk atau kurang gizi di Kecamatan Teluk Sampit,” kata Plt Kepala Dinkes Kotim, Umar Kaderi.

Adapun, jumlah sasaran balita yang disasar di Kecamatan Teluk Sampit sebanyak 1.029, namun yang sudah dientry dalam aplikasi 603 balita atau sekitar 60 persen dari target.

Baca Juga :  Masyarakat Transmigrasi TPA dan TPS Diharapkan Selalu Harmonis

Dari total balita yang sudah dientry itu, diketahui gizi balita untuk ukuran tinggi badan yang sangat pendek sebanyak 61 balita, gizi pendek sebanyak 113 balita serta gizi pendek dan sangat pendek sebanyak 174 balita atau sekitar 29 persen.

Sedangkan untuk balita yang mengalami gizi buruk di kecamatan tersebut  sebanyak 32 balita, kurang gizi 90 balita maka total balita yang mengalami gizi buruk dan kurang gizi yakni 122 balita atau sekitar 20 persen.

Umar menjelaskan, indikator status gizi lanjutnya, pertama Indeks Berat Badan menurut Umur ( BB / U ) yaini memberikan  indikasi masalah gizi secara umum karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan. Kemudian berat badan rendah dapat disebabkan karena pendek (masalah gizi kronis) atau menderita penyakit infeksi (masalah gizi akut).

Baca Juga :  Pemkab Awasi Ketat Penyaluran Bantuan Sosial

Sementara, kata Umar untuk indeks tinggi badan umur ( TB / U ) memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama . Misalnya kemiskinan, perilaku hidup tidak sehat dan asupan makanan kurang dalam waktu yang lama sehingga mengakibatkan anak menjadi pendek.

Selain itu, untuk indeks berat badan tinggi badan ( BB / TB ) memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang tidak lama (singkat).

SAMPIT, PROKALTENG.CO – Lebih dari seratus anak bawah lima tahun (balita) di Kecamatan Teluk Sampit, Kotawaringin Timur (Kotim) mengalami penurunan berat badan (BB), kurang gizi dan bahkan ada yang mengalami gizi buruk. Hal ini diketahui dalam rilis yang disampaikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim pada publikasi stunting di aula Bappelitbagda, Kamis (28/10).

Berdasarkan total balita yang dientry dalam aplikasi ePPGBM per kecamatan pada tahun 2021 terdapat sebanyak 122 balita yang mengalami gizi buruk atau kurang gizi di Kecamatan Teluk Sampit,” kata Plt Kepala Dinkes Kotim, Umar Kaderi.

Adapun, jumlah sasaran balita yang disasar di Kecamatan Teluk Sampit sebanyak 1.029, namun yang sudah dientry dalam aplikasi 603 balita atau sekitar 60 persen dari target.

Baca Juga :  Masyarakat Transmigrasi TPA dan TPS Diharapkan Selalu Harmonis

Dari total balita yang sudah dientry itu, diketahui gizi balita untuk ukuran tinggi badan yang sangat pendek sebanyak 61 balita, gizi pendek sebanyak 113 balita serta gizi pendek dan sangat pendek sebanyak 174 balita atau sekitar 29 persen.

Sedangkan untuk balita yang mengalami gizi buruk di kecamatan tersebut  sebanyak 32 balita, kurang gizi 90 balita maka total balita yang mengalami gizi buruk dan kurang gizi yakni 122 balita atau sekitar 20 persen.

Umar menjelaskan, indikator status gizi lanjutnya, pertama Indeks Berat Badan menurut Umur ( BB / U ) yaini memberikan  indikasi masalah gizi secara umum karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan. Kemudian berat badan rendah dapat disebabkan karena pendek (masalah gizi kronis) atau menderita penyakit infeksi (masalah gizi akut).

Baca Juga :  Pemkab Awasi Ketat Penyaluran Bantuan Sosial

Sementara, kata Umar untuk indeks tinggi badan umur ( TB / U ) memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama . Misalnya kemiskinan, perilaku hidup tidak sehat dan asupan makanan kurang dalam waktu yang lama sehingga mengakibatkan anak menjadi pendek.

Selain itu, untuk indeks berat badan tinggi badan ( BB / TB ) memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang tidak lama (singkat).

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru