34.8 C
Jakarta
Monday, May 5, 2025

Carikan Solusi! Keterlambatan Pendistribusian dan Harga Pupuk Mahal

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Anggota Komisi II DPRD Kalteng Natalia, ST meminta kepada  Pemerintah Daerah dengan segera mencarikan solusi terkait keterlambatan pendistribusian pupuk bersubsidi jenis Urea dan NPK Phonska kepada para petani yang ada di kawasan Food estate, Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis).

“Pasalnya, apabila persoalan tersebut tidak segera ditindaklanjuti, dikhawatirkan akan mempengaruhi hasil tanam petani para petani food estate Desa Belanti Siam tahun ini,”kata legislator yang membidangi Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) ini.

Selain keterlambatan pendistribusian pupuk lanjut Natalia, informasinya para petani juga tengah dihadapi permasalahan lain, yaitu mahalnya harga pupuk bersubsidi yang dijual di toko pengecer.  Pupuk bersubsidi dijual melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Baca Juga :  DPRD Kota Banjarmasin Sharing Pelaksanaan Kesra di DPRD Kalteng

“Pemerintah menetapkan HET untuk pupuk Urea sebesar Rp112.500, namun pengecer menjualnya dengan harga Rp125.000 kepada para petani. Begitu juga NPK Phonska, HET yang ditetapkan Rp115.000, dijual dengan harga Rp135.000 untuk per-saknya,”sebut politisi perempuan dari partai Hanura Kalteng ini.

Untuk itu Natalia meminta kepada pemerintah melalui dinas/instansi terkait melakukan pengecekan sekaligus penertiban kepada para pengecer yang menjual pupuk melebihi HET. Sehingga, apabila terjadi keterlambatan pendistribusian pupuk, para petani masih bisa memanfaatkan pupuk bersubsidi yang dijual dengan harga normal. 

“Toko atau Kios petani yang menjual pupuk bersubsidi/non subsidi, obat-obatan, benih dan lain sebagainya masih dalam pengawasan pemerintah. Kami minta lakukan upaya penertiban apabila ada yang menjual melebihi HET,”tutup wakil rakyat asal Dapil I Kalteng meliputi Kabupaten Gunung Mas, Katingan dan Kota Palangka Raya ini.

Baca Juga :  Anggaran Antisipasi Kebakaran Harus Dimaksimalkan

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Anggota Komisi II DPRD Kalteng Natalia, ST meminta kepada  Pemerintah Daerah dengan segera mencarikan solusi terkait keterlambatan pendistribusian pupuk bersubsidi jenis Urea dan NPK Phonska kepada para petani yang ada di kawasan Food estate, Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis).

“Pasalnya, apabila persoalan tersebut tidak segera ditindaklanjuti, dikhawatirkan akan mempengaruhi hasil tanam petani para petani food estate Desa Belanti Siam tahun ini,”kata legislator yang membidangi Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) ini.

Selain keterlambatan pendistribusian pupuk lanjut Natalia, informasinya para petani juga tengah dihadapi permasalahan lain, yaitu mahalnya harga pupuk bersubsidi yang dijual di toko pengecer.  Pupuk bersubsidi dijual melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Baca Juga :  DPRD Kota Banjarmasin Sharing Pelaksanaan Kesra di DPRD Kalteng

“Pemerintah menetapkan HET untuk pupuk Urea sebesar Rp112.500, namun pengecer menjualnya dengan harga Rp125.000 kepada para petani. Begitu juga NPK Phonska, HET yang ditetapkan Rp115.000, dijual dengan harga Rp135.000 untuk per-saknya,”sebut politisi perempuan dari partai Hanura Kalteng ini.

Untuk itu Natalia meminta kepada pemerintah melalui dinas/instansi terkait melakukan pengecekan sekaligus penertiban kepada para pengecer yang menjual pupuk melebihi HET. Sehingga, apabila terjadi keterlambatan pendistribusian pupuk, para petani masih bisa memanfaatkan pupuk bersubsidi yang dijual dengan harga normal. 

“Toko atau Kios petani yang menjual pupuk bersubsidi/non subsidi, obat-obatan, benih dan lain sebagainya masih dalam pengawasan pemerintah. Kami minta lakukan upaya penertiban apabila ada yang menjual melebihi HET,”tutup wakil rakyat asal Dapil I Kalteng meliputi Kabupaten Gunung Mas, Katingan dan Kota Palangka Raya ini.

Baca Juga :  Anggaran Antisipasi Kebakaran Harus Dimaksimalkan

Terpopuler

Artikel Terbaru