26.2 C
Jakarta
Tuesday, December 31, 2024

Muhammadiyah: Pernyataan Ngabalin Ngawur dan Tuna Adab

JAKARTA, PROKALTENG.CO – Keluarga besar Muhammadiyah menuntut
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin agar
mengklarifikasi dan meminta maaf secara terbuka atas pernyataannya yang
menyebut Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Busyro Muqoddas berotak
sungsang. Pernyataan Ngabalin itu dinilai tuna adab..

“Kami menuntut Staf Ahli Utama
Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin untuk mengklarifikasi dan
menyampaikan maaf secara terbuka karena telah mencederai kredibilitas Bapak
Busyro Muqoddas selaku Pimpinan Muhammadiyah maupun kepada Keluarga Besar
Muhammadiyah yang terusik dan gerah dengan statemen ngawur tuna-adab,” ujar
Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik, Pengurus Wilayah Muhammadiyah Daerah
Istimewa Yogyakarta (LHKP PWM DIY), Suwandi Danu, melalui keterangan tertulis
Jumat (14/5/2021).

Suwandi juga meminta Presiden
Jokowi agar mengontrol KSP agar tidak mengeluarkan pernyataan yang menyinggung
publik. “Presiden harus mampu mengontrol KSP agar lebih beradab, sebagai
representasi lembaga maupun lingkar dekat presiden,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Umum
Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Sunanto menilai, pernyataan Ngabalin
tercela dan tidak punya adab. “Mengatakan berotak sungsang itu sudah sangat
mencela dan tidak beradab menurut saya,” kata Sunanto kepada wartawan, Jumat
(14/5/2021).

Baca Juga :  Gempa 5,5 Magnitudo Kembali Guncang Malang Pagi Ini

Sikap Ngabalin yang menyerang
siapa saja yang mengkritik pemerintah, justru akan merusak citra Jokowi sendiri
yang justru menyatakan terbuka menerima kritik. “Kalau saya begini, kan
prinsipnya begini bahwa di bangsa ini mengkritik boleh dengan alasan alasan
yang kuat kan, tapi membalas kritik dengan mencerca yang saya kira tidak boleh
dan itu merusak ritme bernegara,” kata Sunanto.

“Orang kalau nunjuk orang berotak
sungsang itu sebenarnya dirinya yang sungsang, otaknya yang sungsang, kalau
menunjuk orang otaknya sungsang berarti dirinya, karena kalau menunjuk orang
itu, menunjuk berarti 4 jarinya ke diri kita, itu sebenarnya dirinya lagi
ngomong bahwa otaknya lagi sungsang itu maksud saya,” sambungnya.

Dia mengatakan, seharusnya
Ngabalin bisa menjawab kritikan Busyro dengan ilmiah. Bukan malah menyerang
dengan umpatan kasar.

“Tidak melebar kepada serangan
individu dengan mengerdilkan etika dan itu merusak citra Pak Jokowi juga karena
menurut saya etika komunikasi Pak Jokowi kan santun gitu, santun dan tidak
menjelekkan orang, ya diberesin aja,” imbuhnya.

Baca Juga :  Korban Kecelakaan Meninggal di Tol Cipularang Ternyata Bos Indomaret

Sementara sorotan tak kalah tajam juga dilontarkan eksponen gerakan
mahasiswa 1998, Haris Rusly Moti.

Haris mengaku bingung dengan
perubahan Ngabalin setelah menjadi bagian dari Istana.

“Sobat, aku sangat bingung dengan
Ali Mochtar Ngabalin yang otak dan lidahnya kok bisa begitu cepat alami mutasi
setelah jadi bagian dari Sinuhun & Elbepe,” cuit Haris Rusly Moti di
Twitter-nya, @motizenchanel, Jumat (14/5).

Haris kemudian menanyakan
penyebab hingga membuat perkataan Ngabalin begitu kasar kepada pengkritik
pemerintah.

“Apakah lingkungan di sana sangat
busuk? masa otak dan lidahnya pejabat negara dalam merespon kritik persis
seperti “kotoran sapi”?” katanya.

Ali Mochtar Ngabalin sebelumnya
menyebut Busyro Muqoddas berotak sungsang usai Busyro menyatakan KPK tamat di
tangan Presiden Jokowi. Ngabalin tidak setuju dengan pernyataan Busyro.

“Otak-otak sungsang seperti
Busyro Muqoddas ini merugikan persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi
dakwah dan pendidikan umat yang kuat dan berwibawa, kenapa harus tercemar oleh
manusia prejudice seperti ini,” tulis Ngabalin.

JAKARTA, PROKALTENG.CO – Keluarga besar Muhammadiyah menuntut
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin agar
mengklarifikasi dan meminta maaf secara terbuka atas pernyataannya yang
menyebut Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Busyro Muqoddas berotak
sungsang. Pernyataan Ngabalin itu dinilai tuna adab..

“Kami menuntut Staf Ahli Utama
Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin untuk mengklarifikasi dan
menyampaikan maaf secara terbuka karena telah mencederai kredibilitas Bapak
Busyro Muqoddas selaku Pimpinan Muhammadiyah maupun kepada Keluarga Besar
Muhammadiyah yang terusik dan gerah dengan statemen ngawur tuna-adab,” ujar
Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik, Pengurus Wilayah Muhammadiyah Daerah
Istimewa Yogyakarta (LHKP PWM DIY), Suwandi Danu, melalui keterangan tertulis
Jumat (14/5/2021).

Suwandi juga meminta Presiden
Jokowi agar mengontrol KSP agar tidak mengeluarkan pernyataan yang menyinggung
publik. “Presiden harus mampu mengontrol KSP agar lebih beradab, sebagai
representasi lembaga maupun lingkar dekat presiden,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Umum
Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Sunanto menilai, pernyataan Ngabalin
tercela dan tidak punya adab. “Mengatakan berotak sungsang itu sudah sangat
mencela dan tidak beradab menurut saya,” kata Sunanto kepada wartawan, Jumat
(14/5/2021).

Baca Juga :  Gempa 5,5 Magnitudo Kembali Guncang Malang Pagi Ini

Sikap Ngabalin yang menyerang
siapa saja yang mengkritik pemerintah, justru akan merusak citra Jokowi sendiri
yang justru menyatakan terbuka menerima kritik. “Kalau saya begini, kan
prinsipnya begini bahwa di bangsa ini mengkritik boleh dengan alasan alasan
yang kuat kan, tapi membalas kritik dengan mencerca yang saya kira tidak boleh
dan itu merusak ritme bernegara,” kata Sunanto.

“Orang kalau nunjuk orang berotak
sungsang itu sebenarnya dirinya yang sungsang, otaknya yang sungsang, kalau
menunjuk orang otaknya sungsang berarti dirinya, karena kalau menunjuk orang
itu, menunjuk berarti 4 jarinya ke diri kita, itu sebenarnya dirinya lagi
ngomong bahwa otaknya lagi sungsang itu maksud saya,” sambungnya.

Dia mengatakan, seharusnya
Ngabalin bisa menjawab kritikan Busyro dengan ilmiah. Bukan malah menyerang
dengan umpatan kasar.

“Tidak melebar kepada serangan
individu dengan mengerdilkan etika dan itu merusak citra Pak Jokowi juga karena
menurut saya etika komunikasi Pak Jokowi kan santun gitu, santun dan tidak
menjelekkan orang, ya diberesin aja,” imbuhnya.

Baca Juga :  Korban Kecelakaan Meninggal di Tol Cipularang Ternyata Bos Indomaret

Sementara sorotan tak kalah tajam juga dilontarkan eksponen gerakan
mahasiswa 1998, Haris Rusly Moti.

Haris mengaku bingung dengan
perubahan Ngabalin setelah menjadi bagian dari Istana.

“Sobat, aku sangat bingung dengan
Ali Mochtar Ngabalin yang otak dan lidahnya kok bisa begitu cepat alami mutasi
setelah jadi bagian dari Sinuhun & Elbepe,” cuit Haris Rusly Moti di
Twitter-nya, @motizenchanel, Jumat (14/5).

Haris kemudian menanyakan
penyebab hingga membuat perkataan Ngabalin begitu kasar kepada pengkritik
pemerintah.

“Apakah lingkungan di sana sangat
busuk? masa otak dan lidahnya pejabat negara dalam merespon kritik persis
seperti “kotoran sapi”?” katanya.

Ali Mochtar Ngabalin sebelumnya
menyebut Busyro Muqoddas berotak sungsang usai Busyro menyatakan KPK tamat di
tangan Presiden Jokowi. Ngabalin tidak setuju dengan pernyataan Busyro.

“Otak-otak sungsang seperti
Busyro Muqoddas ini merugikan persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi
dakwah dan pendidikan umat yang kuat dan berwibawa, kenapa harus tercemar oleh
manusia prejudice seperti ini,” tulis Ngabalin.

Terpopuler

Artikel Terbaru