JAKARTA – Pengamat Politik Zaenal Muttaqin menyoroti
hasil survei terbaru lembaga survei Parameter Politik Indonesia. Dalam survei tersebut, nama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo
Subianto disebut menjadi sebagai calon Presiden terkuat di Pilpres 2024
mendatang.
Namun, hasil survei tersebut
diragukan Zaenal Muttaqin. Pasalnya, hasil itu berbeda jauh dengan hasil survei
yang dirilis lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada
bulan Januari.
Pada hasil survei SRMC itu, nama
Ketua Umum Partai Gerindra itu malah tidak masuk ke dalam bursa capres Pilpres
2024.
“Kalau lihat survei SRMC Januari
kemarin nama prabowo justru tidak muncul. Artinya, variable survei (PPI) masih
perlu diuji lagi,†ujarnya dihubungi PojokSatu.id, di Jakarta, Senin
(22/2/2021).
Lebih lanjut, Zaenal menilai bahwa
hasil survei Parameter Politik Indoesia itu masih terlalu dini. Sebab, gelaran
Pilpres 2024 untuk memilih presiden itu masih cukup jauh. Apalagi, ungkap
deklarator Progres 98 itu, di Pilkada 2020 lalu, Partai Gerindra yang dipimpin
Prabowo malah pemilihnya menurun drastis.
“Saya pikir masih terlalu dini. Kalau
dilihat dari Pilkada Depok dan Tangerang, trend (perolehan suara) Gerindra
malah agak menurun,†jelas Zaenal.
Menurutnya, masukanya nama Prabowo
Subianto sebagai capres terkuat di Pilpres 2024 itu karena Partai Gerindra
memainkan politik dua kaki.
“Strategi Gerindra yang bermain dua
kaki bisa jadi faktor untuk saat ini,†pungkas Zaenal.
Sebelumnya, Parameter Politik
Indonesia merilis hasil survei terbaru mereka tentang peluang figur atau tokoh
yang berpotensi bertarung di Pilpres 2024. Hasilnya, Prabowo Subianto
bertengger di urutan pertama dengan tingkat keterpilihan sebesar 23,1 persen.
Disusul Anies Baswedan 15,2 persen,
Ganjar Pranowo 14,9 persen, Ridwan Kamil 6,8 persen, dan Tri Rismaharini 6,5
persen. Selanjutnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 6,3 persen, Sandiaga Uno 4
persen, Jusuf Kalla 3,9 persen, Ustad Abdul Shomad 3,7 persen dan Gatot
Nurmantyo 3,5 persen. Sementara sebanyak 12,1 persen responden ragu-ragu
menjawab.
“Survei tersebut didapat dari
populasi survei atau responden yang telah memiliki hak pilih suara,†ujar
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, Senin
(22/2/2021).
Menurut Adi, kerangka sampel adalah
nomor telepon responden pernah diwawancarai secara tatap muka dalam survei
nasional yang diselenggarakan pada rentang waktu September 2017 hingga Desember
2020. Adapun survei dilakukan kepada 1.200 responden. Diambil dengan menggunakan
metode simple random sampling dari 6.000.
“Data target yang telah dipilih
secara random dari kerangka sampel, dan dengan margin of error survei sebesar ±
2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen,†ucap Adi.