Pneumonia
adalah salah satu penyakit yang masih mengancam anak-anak karena adanya infeksi
akibat peradangan di paru-paru. Umumnya, anak yang mengalami pneumonia bisa
menyebabkan sesak napas.
Dalam
rangka Hari Pneumonia Dunia yang jatuh pada tanggal 12 November 2020, orang tua
dan masyarakat diajak untuk menghentikan penyebaran Pneumonia. Apalagi di saat
pandemi Covid-19 seperti sekarang, perhatian terkait kesehatan paru-paru
semakin tinggi.
CEO
Save the Children Indonesia, Selina Patta Sumbung dalam webinar, Jumat (13/11)
mengatakan, setiap 1 menit 2 balita meninggal atau 2500 balita setiap hari
akibat pneumonia. Pneumonia menyebabkan 15 persen dari semua angka kematian
balita.
“Penyakit ini pembunuh balita utama di dunia
lebih banyak dari AIDS, malaria dan campak sekaligus. Di Indonesia sendiri
pneumonia bersama dengan diare penyebab utama kematian balita dan anak,â€
katanya.
Ia
mendorong berbagai pihak termasuk swasta untuk terlibat bersama dalam gerakan
STOP Pneumonia ini. Dia menyebut penyakit ini dijuluki ‘The Forgotten Killer’
atau ‘Pembunuh yang terlupakan’ bisa dihilangkan.
Salah
satu orang tua bernama Vika bercerita dalam webinar yang sama. Dia masih ingat
ketika bayinya, Lala menangis di ruang IGD. Lala tidak nyaman harus dipasang
nebulizer dan infus.
Bayi
usia 8 bulan itu tidak ingin lama-lama di rumah sakit. Apa daya, Lala harus
menghabiskan tiga hari di bangsal rumah sakit untuk mengatasi bronkopneumonia
yang dideritanya.
“Bunyi
napasnya grek-grek gitu. Nafsu makan juga turun drastis. Saya ingin menangis.
Saya hanya ingin Lala sembuh dan kembali ke rumah,†ungkap Vika mengenang
hari-hari beratnya mendampingi Lala.
Vika
adalah satu dari jutaan orang tua di dunia yang anaknya mengidap pneumonia. Di
Indonesia, berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2019 ada lebih dari 400 ribu
kasus Pneumonia di Indonesia. Jika Lala tidak terselamatkan, akan menambah
jumlah korban pneumonia.
Riset
John Hopkins University dan Save the Children menyebutkan, jika pencegahan
Pneumonia tidak dilakukan, hingga 2030 akan ada sekitar 11 juta kematian anak.
Ini bukan angka yang kecil mengingat pneumonia menjadi pembunuh nomor dua untuk
balita di Indonesia.