JAKARTA-Upaya
PSSI melakukan naturalisasi sejumlah pemain muda asal Brasil tak cuma
memperlihatkan acakadutnya roda organisasi yang dipimpin Iwan Bule itu. Tapi,
juga bakal sia-sia belaka.
Pelatih tim
nasional (timnas) Indonesia Shin Tae-yong memang membutuhkan tambahan tenaga
â€impor†di skuad didikannya yang disiapkan untuk Piala Dunia U-20 tahun depan
itu. Namun, yang dimaui pelatih asal Korea Selatan tersebut hanya mereka yang
punya darah atau keturunan Indonesia.
“Saya hanya mau
mencari pemain berdarah Indonesia saja, itu untuk meng-upgrade lagi satu
tingkat kemampuan pemain lokal di sini,†katanya.
Itu juga
dipertegas Nova Arianto, asisten pelatih timnas U-19. Nova mengatakan, dirinya
dan staf pelatih lain diminta mengumpulkan berbagai data dan video mengenai permainan
pesepak bola berdarah Indonesia di luar negeri.
Data-data itu
ujungnya diberikan kepada Shin Tae-yong untuk dianalisis ulang. ’’Coach Shin
yang akan melihat apakah pemain itu sesuai dengan karakter yang dibutuhkan tim
atau tidak,’’ jelasnya.
Hal tersebut
dibuktikan dengan hadirnya dua pemain yang bermain di Inggris dan beribu
perempuan Indonesia: Elkan Baggot dari klub Ipswich Town U-18 dan Jack Brown
dari Lincoln City U-18. Nama kedua malah sampai saat ini masih ikut training
camp bersama timnas U-19. Sedangkan Elkan justru diberi free
pass oleh Shin Tae-yong, yakni boleh langsung ikut ke Piala
AFC U-19 meski harus kembali berlatih bersama klubnya di Inggris.
Sedangkan
kelima pemain Brasil yang kini berlatih bersama Persija Jakarta (Thiago Apolina
Pereira dan Maike Henrique Irine De Lima), Arema FC (Pedro Henrique Bartoli
Jardim dan Hugo Guilherme Correa Grillo), serta Madura United (Robert Junior
Rodrigo Santos) sama sekali tak ada hubungan apa pun dengan Indonesia. Mereka
tak pernah main di sini dan bisa jadi juga baru kali ini menginjakkan kaki di
sini.
Padahal, dalam
satu dekade terakhir, yang mendapat kesempatan naturalisasi adalah mereka yang
punya darah Indonesia. Atau sudah cukup lama bermain di sini atau mempersunting
perempuan Indonesia.
Proyek
naturalisasi itu juga memperlihatkan karut-marutnya PSSI. Direktur Teknik PSSI
Indra Sjafri mengaku tak ada program itu. Tapi, pelatih Persija Sergio Farias
menyebut Thiago serta Maike adalah bagian dari proyek naturalisasi PSSI.
General Manager Arema Ruddy Widodo juga menyebut Arema berniat menaturalisasi
Pedro dan Hugo.
Maike dan Pedro
juga termasuk dua di antara tiga pemain yang fotonya ditampilkan dalam slide Iwan
Bule dalam webinar beberapa pekan lalu. â€Kita akan melakukan ’cara-cara luar
biasa’ untuk meraih sukses prestasi pada Piala Dunia U-20 2021. Termasuk
dimungkinkan melakukan nasionalisasi/naturalisasi pemain di usia emas sebagai
pesepak bola.†Demikian yang tertulis di slide Iwan Bule.
Ada banyak
pertanyaan dari niat PSSI yang terkesan â€simsalabim†itu. Kalau memang berniat
melakukan jalan pintas naturalisasi, mengapa tidak terbuka saja dan dijelaskan
alasannya? Mengapa tak ada koordinasi dengan direktur teknik dan pelatih timnas
yang notabene paling bertanggung jawab soal teknis? Mengapa memilih Brasil dan
apa keistimewaan para pemain itu sehingga dipilih?
Sumber Jawa
Pos di internal PSSI mengatakan, rencana awal bahkan bukan
hanya lima, tapi delapan pemain asal Brasil yang datang. Selain Persija, Arema,
dan Madura United, PSIS Semarang juga ditawari.
CEO PSIS
Semarang Yoyok Sukawi tidak menampik hal tersebut. Menurut dia, memang ada yang
menawarkan pemain kepadanya. ’’Tapi, PSIS kan punya tim talent scouting sendiri
untuk berburu pemain. Dan, bagi PSIS, pemain asing muda itu bukan hal baru.
Pemain asing sering kami kontrak umur 18 sampai 26 tahun,’’ paparnya.
Pria yang juga
anggota Executive Committee (Exco) PSSI itu menambahkan, isu naturalisasi
tersebut tidak faktual. Dia mengira, ada pihak-pihak yang sengaja mengembuskan
isu tersebut untuk mengganggu persiapan timnas U-19. ’’Ini sengaja diembuskan,
lalu digoreng sama media,’’ ucapnya.
Sementara itu,
anggota Exco PSSI lainnya, Haruna Soemitro, menegaskan agen yang menawarkan
pemain tersebut berasal dari Brasil. Para pemain yang datang, termasuk ke
Madura United, tempat dirinya menjabat direktur tim, merupakan anak didik
Marcos Cafu.
Siapa agen yang
dimaksud? Dia adalah Anderson Guido de Medeiros. Haruna mengaku tidak kenal
Medeiros. Tapi, begitu melihat pemain yang ditawarkan, Haruna langsung
kepincut.
Pemain itu
adalah Robert Junior Rodrigo Santos. Striker 19 tahun asal Brasil itulah yang
kini masuk skuad Madura United. ’’Agen ini dari Brasil dan saya belum pernah
melakukan negosiasi pemain dengan dia sebelumnya,†kata Haruna saat dihubungi Jawa
Pos kemarin.
Kemarin Jawa
Pos berusaha mewawancarai Santos seusai latihan. Tapi, ofisial
Madura United menyebut dia belum siap.
â€Nggak ada
penerjemahnya. Dia memang nggak bisa selain bahasa Portugis,†kata Tabri
Syaifullah Munir dari manajemen Madura United.
Biasanya ada
Alberto Goncalves atau Jaimerson Xavier. Keduanya bisa saja menjadi penerjemah
karena sama-sama berasal dari Brasil. Hanya, keduanya belum bergabung dalam
sesi latihan.
Santos langsung
balik ke Surabaya setelah berlatih. Dia menempati salah satu apartemen di Kota
Pahlawan itu.
Kualitas Santos
masih diragukan. Dalam latihan di Stadion Gelora Bangkalan kemarin pagi, baru
satu jam berlatih, dia sudah menepi di pinggir lapangan. Tidak kuat meneruskan
latihan yang masih tersisa satu jam lagi.
Pelatih Madura
United Rahmad Darmawan memaklumi kondisi itu. â€Karena dia baru melakukan
perjalanan jauh. Beda waktu Indonesia dan Brasil 10 jam,†katanya.
Santos
berangkat dari Brasil pada Minggu (16/8). Kemudian, Selasa (18/8) baru sampai
di Surabaya.
Sejumlah
pelatih Indonesia menyesalkan kabar tentang naturalisasi itu. Aji Santoso salah
satunya. â€Ini bukan langkah yang bijak,†kata pelatih Persebaya Surabaya yang
pernah turut mengantar Indonesia meraih emas SEA Games 1991 itu.
Mantan pelatih
timnas U-16 Fakhri Husaini juga sangat kecewa dengan upaya PSSI itu. Selain
karena sebagian besar personel timnas U-19 adalah mantan anak didiknya, isu
naturalisasi juga akan mengganggu mental pemain dalam menjalani training camp.
’’Jujur, saya sangat menyesalkan tentang kabar naturalisasi ini,’’ tuturnya.
Pemain, kata
Fakhri, akan berpikir latihan keras yang dilakukan untuk merebut posisi inti
dalam skuad sia-sia ketika mendengar rencana naturalisasi para pemain asal
Brasil.
’’Kalau ada
kabar seperti ini, apa yang dilakukan, kerja kerasnya akan sia-sia,’’ ucapnya.