25.6 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Penularan Covid-19 dari Ibu Hamil Bisa Terjadi setelah Bayi Dilahirka

Hingga
kini belum ada penelitian kuat yang menyatakan bahwa penularan Covid-19 terjadi
pada ibu hamil ke janin yang dikandung. Adanya penularan bisa terjadi setelah
bayi dilahirkan dan berinteraksi dengan sang ibu yang sudah terkonfirmasi.

’’Terjadi
saat kontak pemberian ASI. Bukan melalui ASI-nya, ya,’’ jelas dr Manggala Pasca
Wardhana SpOG. Untuk menghindari hal tersebut, ibu dan bayi bisa dipisahkan dan
alat ASI bisa disterilkan dulu sebelum diberikan ke bayi.

Namun,
rapid test reaktif bisa ditemukan pada bayi yang baru dilahirkan ibu
terkonfirmasi Covid-19. ’’Ini karena mereka terkena antibodi si ibu. Maka,
untuk dipastikan harus dengan swab juga. Apakah benar positif atau negatif,’’
jelas dr Hendera Henderi SpOG.

Ibu
hamil memang dianjurkan untuk menjalani isolasi mandiri dua minggu sebelum
melahirkan. Manggala mengatakan, langkah tersebut bertujuan untuk menjaga agar
ibu tidak terpapar dan bisa melahirkan dalam kondisi sehat. Hendera
menambahkan, ibu hamil dan anggota keluarga yang tinggal bersama wajib
mengikuti protokol kesehatan. ’’Karena risiko ini berat bagi ibu hamil dan bayi
nanti,’’ tegas Hendera.

Baca Juga :  4 Alasan Anda Harus Mencuci Wajah Sebelum Tidur

Jika
sang ibu hamil sudah terpapar, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Hal itu
bergantung gejala yang dirasakan. ’’Penanganan obat sebenarnya bergantung pada
gejala masing-masing saja,’’ jelas Manggala. Ketua Pokja Jaminan Kesehatan
Nasional POGI Pusat tersebut memaparkan, adanya perbedaan obat antara ibu hamil
dan penderita Covid-19 lain tidak bergantung pada janin.

Bagi
ibu hamil yang masuk OTG (orang tanpa gejala), Hendera meminta pasien menjaga
imunitas tubuh. Makanan yang mengandung gizi tinggi dan serat melalui buah
serta sayur wajib dipenuhi. ’’Kita juga berikan asupan vitamin D, vitamin C,
dan probiotik,’’ tambahnya. Ibu hamil didorong untuk olahraga ringan pagi dan
sore. ’’Bisa dengan senam atau jalan kaki,’’ paparnya.

Baca Juga :  Bisakah Pusing Setelah Makan Dicegah?

Selain
itu, ibu hamil sebisa mungkin menghindari stres dan harus cukup tidur. Untuk
proses persalinan, Hendera menyarankan tindakan operasi Caesar untuk ibu hamil
yang sudah terkonfirmasi. ’’Ini lebih bisa terkontrol persebaran virusnya,’’
tuturnya. Namun, rekomendasi tersebut berbeda-beda. Bergantung fasilitas
kesehatan di lokasi.

Dalam
rekomendasi penanganan infeksi Covid-19 pada maternal yang dikeluarkan POGI,
tidak ada tipe persalinan yang paling direkomendasikan. Pemilihan pervaginam
atau Caesar ditentukan berdasar kondisi sang ibu dan keinginan ibu beserta
keluarga.

Jika
Ibu Hamil Terkonfirmasi Covid-19

Penanganan
obat dilakukan sesuai dengan gejala.

Ibu
hamil tanpa gejala dibantu dengan vitamin C, probiotik, dan vitamin D.

Istirahat
cukup serta mengonsumsi menu bergizi tinggi dan mengandung serat.

Ibu
hamil tanpa gejala sebaiknya rutin olahraga pagi dan sore seperti senam ringan
atau jalan kaki.

Persatuan
Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI)

Hingga
kini belum ada penelitian kuat yang menyatakan bahwa penularan Covid-19 terjadi
pada ibu hamil ke janin yang dikandung. Adanya penularan bisa terjadi setelah
bayi dilahirkan dan berinteraksi dengan sang ibu yang sudah terkonfirmasi.

’’Terjadi
saat kontak pemberian ASI. Bukan melalui ASI-nya, ya,’’ jelas dr Manggala Pasca
Wardhana SpOG. Untuk menghindari hal tersebut, ibu dan bayi bisa dipisahkan dan
alat ASI bisa disterilkan dulu sebelum diberikan ke bayi.

Namun,
rapid test reaktif bisa ditemukan pada bayi yang baru dilahirkan ibu
terkonfirmasi Covid-19. ’’Ini karena mereka terkena antibodi si ibu. Maka,
untuk dipastikan harus dengan swab juga. Apakah benar positif atau negatif,’’
jelas dr Hendera Henderi SpOG.

Ibu
hamil memang dianjurkan untuk menjalani isolasi mandiri dua minggu sebelum
melahirkan. Manggala mengatakan, langkah tersebut bertujuan untuk menjaga agar
ibu tidak terpapar dan bisa melahirkan dalam kondisi sehat. Hendera
menambahkan, ibu hamil dan anggota keluarga yang tinggal bersama wajib
mengikuti protokol kesehatan. ’’Karena risiko ini berat bagi ibu hamil dan bayi
nanti,’’ tegas Hendera.

Baca Juga :  4 Alasan Anda Harus Mencuci Wajah Sebelum Tidur

Jika
sang ibu hamil sudah terpapar, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Hal itu
bergantung gejala yang dirasakan. ’’Penanganan obat sebenarnya bergantung pada
gejala masing-masing saja,’’ jelas Manggala. Ketua Pokja Jaminan Kesehatan
Nasional POGI Pusat tersebut memaparkan, adanya perbedaan obat antara ibu hamil
dan penderita Covid-19 lain tidak bergantung pada janin.

Bagi
ibu hamil yang masuk OTG (orang tanpa gejala), Hendera meminta pasien menjaga
imunitas tubuh. Makanan yang mengandung gizi tinggi dan serat melalui buah
serta sayur wajib dipenuhi. ’’Kita juga berikan asupan vitamin D, vitamin C,
dan probiotik,’’ tambahnya. Ibu hamil didorong untuk olahraga ringan pagi dan
sore. ’’Bisa dengan senam atau jalan kaki,’’ paparnya.

Baca Juga :  Bisakah Pusing Setelah Makan Dicegah?

Selain
itu, ibu hamil sebisa mungkin menghindari stres dan harus cukup tidur. Untuk
proses persalinan, Hendera menyarankan tindakan operasi Caesar untuk ibu hamil
yang sudah terkonfirmasi. ’’Ini lebih bisa terkontrol persebaran virusnya,’’
tuturnya. Namun, rekomendasi tersebut berbeda-beda. Bergantung fasilitas
kesehatan di lokasi.

Dalam
rekomendasi penanganan infeksi Covid-19 pada maternal yang dikeluarkan POGI,
tidak ada tipe persalinan yang paling direkomendasikan. Pemilihan pervaginam
atau Caesar ditentukan berdasar kondisi sang ibu dan keinginan ibu beserta
keluarga.

Jika
Ibu Hamil Terkonfirmasi Covid-19

Penanganan
obat dilakukan sesuai dengan gejala.

Ibu
hamil tanpa gejala dibantu dengan vitamin C, probiotik, dan vitamin D.

Istirahat
cukup serta mengonsumsi menu bergizi tinggi dan mengandung serat.

Ibu
hamil tanpa gejala sebaiknya rutin olahraga pagi dan sore seperti senam ringan
atau jalan kaki.

Persatuan
Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI)

Terpopuler

Artikel Terbaru