26 C
Jakarta
Saturday, April 26, 2025

Istri Melahirkan Bisa Sebabkan Daddy Blues, Kenali Gejalanya

Depresi
atau gangguan mood bukan hanya dialami perempuan usai melahirkan, khususnya
anak pertama. Ketika seorang pria baru menjadi ayah atau menambah momongan
lagi, pasti banyak adaptasi yang harus dilalui untuk mendampingi istri. Kondisi
ini bisa membuat pria ikut depresi.

Menurut
para ahli dan penelitian ilmiah, sebuah laporan dalam Journal of American
Medical Association menemukan, 10 persen pria di seluruh dunia menunjukkan
tanda-tanda depresi sejak trimester pertama kehamilan istri mereka hingga enam
bulan setelah anaknya lahir. Jumlah itu melonjak hingga 26 persen selama
periode tiga hingga enam bulan setelah bayi lahir.

“Itu
lebih dari dua kali tingkat depresi yang biasanya kita lihat pada pria,” jelas
Profesor Psikologi di Old Dominion University, di Norfolk, Virginia, James F.
Paulson, Ph.D., katanya seperti dilansir dari Parents, Minggu (12/7).

Survei
dilakukan pada 28 ribu ayah di seluruh dunia. Lalu apa saja faktor penyebabnya?

Baca Juga :  Selain Sehatkan Jantung, Ketahui 5 Manfaat Ajaib Olahraga Untuk Tubuh

Sebuah
studi 2014 yang diterbitkan dalam Pediatrics menemukan bahwa depresi di antara pria
yang baru jadi ayah, meningkat 68 persen selama lima tahun pertama kehidupan
bayi. Faktanya adalah, 1 dari 4 ayah baru di Amerika Serikat menjadi depresi.
Artinya ada 3 ribu ayah yang depresi setiap hari.

“Tapi
normal bagi ayah untuk membutuhkan bantuan ketika mereka memasuki masa menjadi
ayah,” kata Penulis The Men’s Doc dan pendiri situs web SadDaddy.com, Will
Courtenay, PhD, LCSW.

Penelitian
menunjukkan bahwa hormon pria juga bergeser selama kehamilan dan setelah
kelahiran, dengan alasan yang masih belum diketahui. Tingkat testosteron turun,
estrogen, prolaktin, dan kortisol naik. Beberapa pria bahkan mengalami gejala
seperti mual dan penambahan berat badan.

Menurut
Dr. Courtenay, fluktuasi hormon itu dipasangkan dengan perubahan neurokimia
yang terjadi di otak sebagai akibat dari kurang tidur. Sehingga dapat
menciptakan badai yang sempurna untuk depresi pascapersalinan pria. Faktor
risiko lain akibat depresi pascapersalinan ayah meliputi riwayat penyakit,
ketidakstabilan hubungan, masalah keuangan atau stres, dan bayi yang sakit atau
prematur.

Baca Juga :  6 Kiat Mencegah Berkeringat Setelah Mandi

Biasanya,
gejala yang terlihat bisa berupa kesedihan, bingung, tidak semangat
beraktivitas, dan mudah tersinggung. Bahkan bisa merasa tidak berharga.

Solusinya

Jika
merasakan Daddy Blues, seorang pria akan merasa lebih baik ketika dia mendapat
sedikit tidur tambahan, pergi ke gym, atau makan siang dengan seorang teman.
Namun jika gejala berlanjut, penting untuk menghubungi ahli.

“Datangi
seorang profesional kesehatan mental berlisensi. Juga, cari grup pendukung yang
menyediakan fakta tentang depresi pascapersalinan pada pria, agar keluarga
tetap bahagia dan sejahtera,” tutupnya.

Depresi
atau gangguan mood bukan hanya dialami perempuan usai melahirkan, khususnya
anak pertama. Ketika seorang pria baru menjadi ayah atau menambah momongan
lagi, pasti banyak adaptasi yang harus dilalui untuk mendampingi istri. Kondisi
ini bisa membuat pria ikut depresi.

Menurut
para ahli dan penelitian ilmiah, sebuah laporan dalam Journal of American
Medical Association menemukan, 10 persen pria di seluruh dunia menunjukkan
tanda-tanda depresi sejak trimester pertama kehamilan istri mereka hingga enam
bulan setelah anaknya lahir. Jumlah itu melonjak hingga 26 persen selama
periode tiga hingga enam bulan setelah bayi lahir.

“Itu
lebih dari dua kali tingkat depresi yang biasanya kita lihat pada pria,” jelas
Profesor Psikologi di Old Dominion University, di Norfolk, Virginia, James F.
Paulson, Ph.D., katanya seperti dilansir dari Parents, Minggu (12/7).

Survei
dilakukan pada 28 ribu ayah di seluruh dunia. Lalu apa saja faktor penyebabnya?

Baca Juga :  Selain Sehatkan Jantung, Ketahui 5 Manfaat Ajaib Olahraga Untuk Tubuh

Sebuah
studi 2014 yang diterbitkan dalam Pediatrics menemukan bahwa depresi di antara pria
yang baru jadi ayah, meningkat 68 persen selama lima tahun pertama kehidupan
bayi. Faktanya adalah, 1 dari 4 ayah baru di Amerika Serikat menjadi depresi.
Artinya ada 3 ribu ayah yang depresi setiap hari.

“Tapi
normal bagi ayah untuk membutuhkan bantuan ketika mereka memasuki masa menjadi
ayah,” kata Penulis The Men’s Doc dan pendiri situs web SadDaddy.com, Will
Courtenay, PhD, LCSW.

Penelitian
menunjukkan bahwa hormon pria juga bergeser selama kehamilan dan setelah
kelahiran, dengan alasan yang masih belum diketahui. Tingkat testosteron turun,
estrogen, prolaktin, dan kortisol naik. Beberapa pria bahkan mengalami gejala
seperti mual dan penambahan berat badan.

Menurut
Dr. Courtenay, fluktuasi hormon itu dipasangkan dengan perubahan neurokimia
yang terjadi di otak sebagai akibat dari kurang tidur. Sehingga dapat
menciptakan badai yang sempurna untuk depresi pascapersalinan pria. Faktor
risiko lain akibat depresi pascapersalinan ayah meliputi riwayat penyakit,
ketidakstabilan hubungan, masalah keuangan atau stres, dan bayi yang sakit atau
prematur.

Baca Juga :  6 Kiat Mencegah Berkeringat Setelah Mandi

Biasanya,
gejala yang terlihat bisa berupa kesedihan, bingung, tidak semangat
beraktivitas, dan mudah tersinggung. Bahkan bisa merasa tidak berharga.

Solusinya

Jika
merasakan Daddy Blues, seorang pria akan merasa lebih baik ketika dia mendapat
sedikit tidur tambahan, pergi ke gym, atau makan siang dengan seorang teman.
Namun jika gejala berlanjut, penting untuk menghubungi ahli.

“Datangi
seorang profesional kesehatan mental berlisensi. Juga, cari grup pendukung yang
menyediakan fakta tentang depresi pascapersalinan pada pria, agar keluarga
tetap bahagia dan sejahtera,” tutupnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru