Setiap karya seni sering kali berangkat dari
pengalaman personal kreatornya. Seniman M. Muhaimin menjelaskan, karakteristik
karya seni memang banyak dipengaruhi berbagai latar belakang seniman. Entah itu
pengalaman masa kecil, remaja, ataupun saat dewasa.
’’Semua itu memengaruhi mereka dalam
menciptakan karya. Begitu pun saya,’’ kata pria yang akrab disapa Qimin itu,
baru-baru ini.
Pengalaman personal alumnus Sekolah Tinggi
Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya itu pun yang membuatnya menciptakan
karya-karya ekspresionisme monokrom tentang berbagai problematika manusia.
’’Karya saya berangkat dari permasalahan manusia yang sulit dipecahkan dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya korban kekerasan fisik atau kasus aborsi,â€
lanjutnya. Bagi Qimin, masalah seperti itu mengakibatkan mental illness.
Dia menerangkan, permasalahan tersebut sering
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan akhirnya Qimin tertarik menuangkannya
ke lukisan. ’’Saya tertarik dengan psikologis manusia, kenapa ada depresi
misalnya. Ternyata memang ada latar belakang kenapa seseorang merasa trauma.
Saya menemukan persoalan-persoalan ini di lingkungan terdekat,’’ urai pelukis
kelahiran Sidoarjo tersebut.
Sejak 2016, Qimin fokus dengan objek akar.
Menurut dia, akar merefleksikan manusia. ’’Akar juga merupakan simbol kegagahan
dan kekukuhan. Orang harus bertahan hidup layaknya akar. Akar harus melewati
bebatuan dan penghalang lain,†paparnya. Begitu pula manusia yang harus
melewati rintangan untuk meneruskan hidup.
Selain akar, pria kelahiran 1992 itu
menghadirkan figur-figur lain. Seperti perempuan berwajah murung, laki-laki yang
meringkuk, dan manusia yang terperangkap. Visual tersebut dia temukan lewat
observasi serta kajian yang mendalam.
Karakteristik karya Qimin terlihat dari goresan
detail serta warnanya yang monokrom. Menurutnya, dia menciptakan garis detail
secara intuitif. Ini juga terpengaruh dari pengalaman personal. ’’Warna
hitam-putih saya pilih karena bisa membuat lebih dramatis. Merefleksikan
suasana orang yang sedih, putus asa, atau tertekan,’’ terangnya.
Di sisi
lain, lewat karya-karyanya, Qimin ingin menunjukkan bahwa orang-orang yang
tersakiti tidak selamanya berputus asa. Mereka mampu bangkit dan berjalan meski
dengan trauma. ’’Saya sendiri salut kepada semua yang punya masa lalu kelam
tapi masih berdiri sampai saat ini,’’ pungkasnya.