31.9 C
Jakarta
Tuesday, April 30, 2024

Breaking News: Malaysia Umumkan Lockdown Mulai 18 Maret

Malaysia
akhirnya mengumumkan 
lockdown atau menutup akses negaranya
selama dua minggu mulai 18 Maret 2020. Malaysia akan menutup semua bisnis
kecuali toko kelontong yang menjual makanan dan kebutuhan sehari-hari, dalam
langkah membendung lonjakan infeksi Coronavirus atau virus korona COVID-19.

Dalam
pidato langsung pada Senin malam ini (16/3), Perdana Menteri Muhyiddin Yassin
mengatakan pemerintah akan menerapkan Perintah Pengendalian Gerakan mulai 18
Maret hingga 31 Maret. Sebab kasus di sana naik hingga 553 kasus, menjadi yang
tertinggi di Asia Tenggara.

“Pemerintah
memandang situasi ini dengan serius, terutama dengan perkembangan gelombang
kedua infeksi,” katanya seperti dilansir dari South China Morning Post,
Senin (16/3).

“Kami
tidak bisa menunggu lebih lama untuk hal-hal menjadi lebih buruk. Tindakan
drastis harus segera dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit dengan
membatasi pergerakan publik. Ini adalah satu-satunya cara kita dapat mencegah
lebih banyak orang terinfeksi oleh wabah yang dapat menghancurkan kehidupan,”
tegasnya.

Baca Juga :  Indonesia Siap Berjuang untuk Keadilan Sosial, Setelah Kembali Masuk D

Gerakan
dan pertemuan massa di seluruh negeri telah dilarang, termasuk kegiatan
keagamaan, olahraga, sosial dan budaya. Untuk menegakkan ini, semua rumah
ibadah dan tempat bisnis harus ditutup kecuali untuk supermarket, pasar umum,
toko serba ada dan toko serba ada yang menjual kebutuhan sehari-hari.

“Semua
kegiatan keagamaan di masjid akan ditangguhkan, termasuk salat Jumat,” katanya.

Perdana
menteri juga mengatakan semua orang Malaysia yang baru saja kembali dari luar
negeri diharuskan menjalani pemeriksaan kesehatan dan karantina sendiri selama
14 hari. Juga akan ada pembatasan yang dikenakan pada masuknya wisatawan ke
Malaysia. Sementara orang Malaysia dilarang bepergian ke luar negeri.

Selain
itu, semua taman kanak-kanak, sekolah dasar dan menengah serta sekolah swasta,
serta semua lembaga pendidikan tinggi negeri dan swasta dan lembaga pelatihan
keterampilan nasional akan ditutup. Perdana menteri juga mengumumkan penutupan
semua tempat pemerintah dan swasta kecuali yang terlibat dalam layanan penting.
Termasuk air, listrik, energi, telekomunikasi, transportasi, penyiaran,
keuangan, keamanan dan kesehatan.

Baca Juga :  Innalillah, Ledakan Dahsyat di Lebanon Tewaskan Puluhan Orang dan Ribu

“Jangan
panik, jangan khawatir, dan tetap tenang. Saya percaya dengan pembatasan yang
diterapkan oleh Pemerintah, kami akan dapat memblokir penyebaran wabah ini,”
ungkapnya.

Pengumuman
Muhyiddin datang karena negara itu melaporkan lonjalan 125 kasus baru pada hari
Senin (16/3). Dan 95 di antaranya terkait dengan pertemuan agama Islam massal
Tabligh Akbar.

Pertemuan
agama itu membuat 16 ribu orang berkumpul untuk berdoa dari tanggal 27 Februari
hingga 1 Maret. Dari 14 ribuan warga Malaysia yang hadir, hanya 7 ribu yang
dites.(jpc)

 

Malaysia
akhirnya mengumumkan 
lockdown atau menutup akses negaranya
selama dua minggu mulai 18 Maret 2020. Malaysia akan menutup semua bisnis
kecuali toko kelontong yang menjual makanan dan kebutuhan sehari-hari, dalam
langkah membendung lonjakan infeksi Coronavirus atau virus korona COVID-19.

Dalam
pidato langsung pada Senin malam ini (16/3), Perdana Menteri Muhyiddin Yassin
mengatakan pemerintah akan menerapkan Perintah Pengendalian Gerakan mulai 18
Maret hingga 31 Maret. Sebab kasus di sana naik hingga 553 kasus, menjadi yang
tertinggi di Asia Tenggara.

“Pemerintah
memandang situasi ini dengan serius, terutama dengan perkembangan gelombang
kedua infeksi,” katanya seperti dilansir dari South China Morning Post,
Senin (16/3).

“Kami
tidak bisa menunggu lebih lama untuk hal-hal menjadi lebih buruk. Tindakan
drastis harus segera dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit dengan
membatasi pergerakan publik. Ini adalah satu-satunya cara kita dapat mencegah
lebih banyak orang terinfeksi oleh wabah yang dapat menghancurkan kehidupan,”
tegasnya.

Baca Juga :  Indonesia Siap Berjuang untuk Keadilan Sosial, Setelah Kembali Masuk D

Gerakan
dan pertemuan massa di seluruh negeri telah dilarang, termasuk kegiatan
keagamaan, olahraga, sosial dan budaya. Untuk menegakkan ini, semua rumah
ibadah dan tempat bisnis harus ditutup kecuali untuk supermarket, pasar umum,
toko serba ada dan toko serba ada yang menjual kebutuhan sehari-hari.

“Semua
kegiatan keagamaan di masjid akan ditangguhkan, termasuk salat Jumat,” katanya.

Perdana
menteri juga mengatakan semua orang Malaysia yang baru saja kembali dari luar
negeri diharuskan menjalani pemeriksaan kesehatan dan karantina sendiri selama
14 hari. Juga akan ada pembatasan yang dikenakan pada masuknya wisatawan ke
Malaysia. Sementara orang Malaysia dilarang bepergian ke luar negeri.

Selain
itu, semua taman kanak-kanak, sekolah dasar dan menengah serta sekolah swasta,
serta semua lembaga pendidikan tinggi negeri dan swasta dan lembaga pelatihan
keterampilan nasional akan ditutup. Perdana menteri juga mengumumkan penutupan
semua tempat pemerintah dan swasta kecuali yang terlibat dalam layanan penting.
Termasuk air, listrik, energi, telekomunikasi, transportasi, penyiaran,
keuangan, keamanan dan kesehatan.

Baca Juga :  Innalillah, Ledakan Dahsyat di Lebanon Tewaskan Puluhan Orang dan Ribu

“Jangan
panik, jangan khawatir, dan tetap tenang. Saya percaya dengan pembatasan yang
diterapkan oleh Pemerintah, kami akan dapat memblokir penyebaran wabah ini,”
ungkapnya.

Pengumuman
Muhyiddin datang karena negara itu melaporkan lonjalan 125 kasus baru pada hari
Senin (16/3). Dan 95 di antaranya terkait dengan pertemuan agama Islam massal
Tabligh Akbar.

Pertemuan
agama itu membuat 16 ribu orang berkumpul untuk berdoa dari tanggal 27 Februari
hingga 1 Maret. Dari 14 ribuan warga Malaysia yang hadir, hanya 7 ribu yang
dites.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru