MILAN– Derby della Madonnina ke-296 bukanlah
milik Zlatan Ibrahimovic.Tetapi derbi di Giuseppe Meazza, Milan, kemarin WIB
(10/2), jadi milik Romelu Lukaku. Satu golnya pada menit ketiga injury time
ikut mengantar Inter Milan mencatat victory atas AC Milan ke-66 di Serie A
dengan skor 4-2.
Memanfaatkan crossing Victor Moses, Lukaku pun mencatat back to back golnya di
laga derbi Milan musim ini. Dia mengulangi capaiannya saat giornata 4 Serie A,
22 September lalu. Lukaku mengikuti jejak Ibra jadi pemain asing keenam yang
mencetak gol back to back di laga derbi Milan dalam semusim Serie A.
Spesialnya, Ibra juga melakukannya saat debut musim pertama di derbi Milan.
Tetapi itu sudah lama, 2006 – 2007 silam. Sekarang, Lukaku yang
suksesmelakukannya. Makanya striker 26 tahun itu pun layak menyombongkan
dirinya lebih bagus dari Ibra. ”Ada raja baru di kota ini (Milan),” koar Lukaku pada keterangan
unggahan di akun Instagram-nya @romelulukaku.
Ya, panggil Lukaku dengan King Lukaku atau Raja Lukaku. Tulisan dari mantan
bomber Manchester United itu seolah-olah menyindir Ibra. Seperti diketahui,
selain sering menganggap dirinya singa dan Tuhan, bomber 38 tahun itu juga
menyebut dirinya seorang raja. Di Milan dia disebut “King of Milanâ€.
Dalam unggahannya itu, Lukaku memamerkan foto selebrasi mengangkat bendera
sepak pojok setelah menciptakan gol ke-21-nya bagi Nerazzurri, julukan Inter,
itu. Bedanya ketika dia diwawancarai Sky Sport Italia setelah laga, Lukaku
tidak sesombong Ibra, ”Saya selalu berkata, yang terpenting saya bekerja untuk
tim. Saya di sini untuk menang, kami memenangi derbi kali ini dan saya sangat
gembira,” tutur Rocky, sapaan akrab Lukaku.
Satu hal lainnya yang membuat Lukaku lebih dari Ibra. Lukaku jadi raja gol di
derbi saat musim pertamanya di Serie A. Sementara Ibra sudah di Serie A dua
musim bersama Juventus di musim 2004 – 2006. ”Awal saya datang di Italia, saya
tahu ini kompetisi tersulit bagi penyerang untuk mencetak gol. Tapi saya
benar-benar terbantu dengan rekan setim di Inter, pelatih beserta staf. Mereka
membuat saya lebih cepat beradaptasi,” puji Lukaku.
Selain rekor dalam histori derbi Milan, Lukaku pun mencatat rekor produktivitas
di level klub. Dia jadi pemain tercepat yang mengoleksi 21 gol di semua ajang.
Lukaku menorehkannya dalam 30 laga di semua ajang. Ronaldo saat musim 1997 –
1998 saja baru bisa mencatatkannya dalam 36 laga pertama di semua ajang bagi
Inter.
Selain Lukaku tiga gol Inter lainnya dicetak il capitano Marcelo Brozovic
(menit ke-51), Matias Vecino (54′), dan Stefan de Vrij pada menit ke-70. Bagi
Inter, comeback dua golnya jadi comeback paling bersejarahnya. Kali terakhir
Inter melakukannya saat derbi 6 Nopember 1949. Kala itu Inter ketinggalan dua
gol terlebih dahulu sebelum membalikkan ketertinggalannya jadi 6-5.
Bek Stefan de Vrij memuji mentalitas rekan-rekannya. Termasuk Lukaku. ”Kami
mampu membuktikan bahwa kekuatan kami bukan cuma dari sisi teknis, tetapi dari
karakter kami. Kini kami tahu mentalitas kami sudah berubah,” klaim De Vrij
seperti dilansir laman Football Italia. Di era Antonio Conte, baru kemarin
Inter ketinggalan dua gol pada babak pertama.
The Godfather, julukan Conte, mengklaim dirinya tak melakukan hairdryer
treatment di jeda laga. ”Tapi kami menyadari bahwa kami tak harus menekan
lebih tinggi dalam situasi sulit seperti ini,” ungkap Conte, dalam laman resmi
klub. Meski belum mampu menggusur Juventus sebagai capolista Serie A, Inter
menyamakan poinnya dengan Juve. (ren/jpg)
Spesial Raja Lukaku
MILAN– Derby della Madonnina ke-296 bukanlah
milik Zlatan Ibrahimovic.Tetapi derbi di Giuseppe Meazza, Milan, kemarin WIB
(10/2), jadi milik Romelu Lukaku. Satu golnya pada menit ketiga injury time
ikut mengantar Inter Milan mencatat victory atas AC Milan ke-66 di Serie A
dengan skor 4-2.
Memanfaatkan crossing Victor Moses, Lukaku pun mencatat back to back golnya di
laga derbi Milan musim ini. Dia mengulangi capaiannya saat giornata 4 Serie A,
22 September lalu. Lukaku mengikuti jejak Ibra jadi pemain asing keenam yang
mencetak gol back to back di laga derbi Milan dalam semusim Serie A.
Spesialnya, Ibra juga melakukannya saat debut musim pertama di derbi Milan.
Tetapi itu sudah lama, 2006 – 2007 silam. Sekarang, Lukaku yang
suksesmelakukannya. Makanya striker 26 tahun itu pun layak menyombongkan
dirinya lebih bagus dari Ibra. ”Ada raja baru di kota ini (Milan),” koar Lukaku pada keterangan
unggahan di akun Instagram-nya @romelulukaku.
Ya, panggil Lukaku dengan King Lukaku atau Raja Lukaku. Tulisan dari mantan
bomber Manchester United itu seolah-olah menyindir Ibra. Seperti diketahui,
selain sering menganggap dirinya singa dan Tuhan, bomber 38 tahun itu juga
menyebut dirinya seorang raja. Di Milan dia disebut “King of Milanâ€.
Dalam unggahannya itu, Lukaku memamerkan foto selebrasi mengangkat bendera
sepak pojok setelah menciptakan gol ke-21-nya bagi Nerazzurri, julukan Inter,
itu. Bedanya ketika dia diwawancarai Sky Sport Italia setelah laga, Lukaku
tidak sesombong Ibra, ”Saya selalu berkata, yang terpenting saya bekerja untuk
tim. Saya di sini untuk menang, kami memenangi derbi kali ini dan saya sangat
gembira,” tutur Rocky, sapaan akrab Lukaku.
Satu hal lainnya yang membuat Lukaku lebih dari Ibra. Lukaku jadi raja gol di
derbi saat musim pertamanya di Serie A. Sementara Ibra sudah di Serie A dua
musim bersama Juventus di musim 2004 – 2006. ”Awal saya datang di Italia, saya
tahu ini kompetisi tersulit bagi penyerang untuk mencetak gol. Tapi saya
benar-benar terbantu dengan rekan setim di Inter, pelatih beserta staf. Mereka
membuat saya lebih cepat beradaptasi,” puji Lukaku.
Selain rekor dalam histori derbi Milan, Lukaku pun mencatat rekor produktivitas
di level klub. Dia jadi pemain tercepat yang mengoleksi 21 gol di semua ajang.
Lukaku menorehkannya dalam 30 laga di semua ajang. Ronaldo saat musim 1997 –
1998 saja baru bisa mencatatkannya dalam 36 laga pertama di semua ajang bagi
Inter.
Selain Lukaku tiga gol Inter lainnya dicetak il capitano Marcelo Brozovic
(menit ke-51), Matias Vecino (54′), dan Stefan de Vrij pada menit ke-70. Bagi
Inter, comeback dua golnya jadi comeback paling bersejarahnya. Kali terakhir
Inter melakukannya saat derbi 6 Nopember 1949. Kala itu Inter ketinggalan dua
gol terlebih dahulu sebelum membalikkan ketertinggalannya jadi 6-5.
Bek Stefan de Vrij memuji mentalitas rekan-rekannya. Termasuk Lukaku. ”Kami
mampu membuktikan bahwa kekuatan kami bukan cuma dari sisi teknis, tetapi dari
karakter kami. Kini kami tahu mentalitas kami sudah berubah,” klaim De Vrij
seperti dilansir laman Football Italia. Di era Antonio Conte, baru kemarin
Inter ketinggalan dua gol pada babak pertama.
The Godfather, julukan Conte, mengklaim dirinya tak melakukan hairdryer
treatment di jeda laga. ”Tapi kami menyadari bahwa kami tak harus menekan
lebih tinggi dalam situasi sulit seperti ini,” ungkap Conte, dalam laman resmi
klub. Meski belum mampu menggusur Juventus sebagai capolista Serie A, Inter
menyamakan poinnya dengan Juve. (ren/jpg)