33.1 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Penertiban Pekat di Sukamara Terkendala Tapal Batas

SUKAMARA Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Sukamara menegaskan komitmennya dalam menanggulangi penyakit
masyarakat (pekat) di daerah. Pihaknya tidak manampik jika masih ada prostitusi
terselubung yang beroperasi di kabupaten yang berjuluk Bumi Gawi Barinjam tersebut.

Wakil Bupati Sukamara H Ahmadi mengatakan, masalah
penyakit masyarakat menjadi masalah setiap daerah, tidak terkecuali di
Kabupaten Sukamara. Untuk itu pihaknya mengaku akan memilih langkah persuasif
demi kamanusian.

“Saya kira tindakan yang akan diambil cukup dengan
tindakan persuasif saja, karena kemanusiaan, dan mereka adalah orang yang juga
mencari rejeki, hanya saja jalannya yang salah,” ujar Ahmadi, belum lama ini.

Pemkab Sukamara menegaskan komitmennya untuk
mengatasi masalah penyakit masyarakat dan penanganannya akan difokuskan pada
pendekatan atau pembinaan secara kemanusiaan.

Baca Juga :  Ini Alasan Yati Tega Aniaya Anak Kandungnya yang Berusia 5 Tahun

“Kami tegaskan tidak ada sanksi yang berlebihan,
karena selama ini juga sudah kita berupaya terus untuk mengatasi masalah
(pekat) ini, yang jelas lebih kepada pembinaan secara kemanusiaan,” jelasnya.

Seperti diketahui sejumlah tempat prostitusi
terselubung masih beroperasi di wilayah perbatasan antara Kabupaten Sukamara,
Lamandau tepatnya di Desa Kenawan atau yang akrab di sebut Simpang Kenawan.

Di wilayah yang masuk Kecamatan Permata Kecubung,
Kabupaten Sukamara tersebut, petugas merasa kesulitan untuk melakukan
penertiban lantaran terkendala administrasi wilayah perbatasan. Apalagi di
wilayah tersebut merupakan jalur pertemuan jalan yang menghubungkan Kabupaten
Sukamara, Kotawaringin Barat dan Lamandau, dan menjadi tempat beroperasi
perusahaan perkebunan yang menjadi daya tarik bagi pelaku penyakit masyarakat.

Baca Juga :  BNNP Kalsel Sebut Oknum Anggota DPRD Tala Dua Tahun Pakai Narkoba

“Permasalahan tapal batas ini memang sudah menjadi
kendala sejak lama, dan tidak mudah diselesaikan karena memang ada kepentingan
politis dan ekonomi terlebih wilayah tersebut masuk wilayah perusahaan
perkebunan,” imbuhnya.

Wabup menambahkan, sejatinya lokasi pekat masuk di
wilayah Kabupaten Sukamara, dan kendaraannya hanya sedikit saja. Namun saat
hendak dilakukan pengamanan oleh petugas, para pelaku pekat akan menyeberang
sedikit keluar batas wilayah Kabupaten Sukamara.

“Inilah yang menjadi kendala petugas di lapangan,
salah satunya terkait masalah tapal batas,” pungkasnya. (lan/uni
/nto)

SUKAMARA Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Sukamara menegaskan komitmennya dalam menanggulangi penyakit
masyarakat (pekat) di daerah. Pihaknya tidak manampik jika masih ada prostitusi
terselubung yang beroperasi di kabupaten yang berjuluk Bumi Gawi Barinjam tersebut.

Wakil Bupati Sukamara H Ahmadi mengatakan, masalah
penyakit masyarakat menjadi masalah setiap daerah, tidak terkecuali di
Kabupaten Sukamara. Untuk itu pihaknya mengaku akan memilih langkah persuasif
demi kamanusian.

“Saya kira tindakan yang akan diambil cukup dengan
tindakan persuasif saja, karena kemanusiaan, dan mereka adalah orang yang juga
mencari rejeki, hanya saja jalannya yang salah,” ujar Ahmadi, belum lama ini.

Pemkab Sukamara menegaskan komitmennya untuk
mengatasi masalah penyakit masyarakat dan penanganannya akan difokuskan pada
pendekatan atau pembinaan secara kemanusiaan.

Baca Juga :  Ini Alasan Yati Tega Aniaya Anak Kandungnya yang Berusia 5 Tahun

“Kami tegaskan tidak ada sanksi yang berlebihan,
karena selama ini juga sudah kita berupaya terus untuk mengatasi masalah
(pekat) ini, yang jelas lebih kepada pembinaan secara kemanusiaan,” jelasnya.

Seperti diketahui sejumlah tempat prostitusi
terselubung masih beroperasi di wilayah perbatasan antara Kabupaten Sukamara,
Lamandau tepatnya di Desa Kenawan atau yang akrab di sebut Simpang Kenawan.

Di wilayah yang masuk Kecamatan Permata Kecubung,
Kabupaten Sukamara tersebut, petugas merasa kesulitan untuk melakukan
penertiban lantaran terkendala administrasi wilayah perbatasan. Apalagi di
wilayah tersebut merupakan jalur pertemuan jalan yang menghubungkan Kabupaten
Sukamara, Kotawaringin Barat dan Lamandau, dan menjadi tempat beroperasi
perusahaan perkebunan yang menjadi daya tarik bagi pelaku penyakit masyarakat.

Baca Juga :  BNNP Kalsel Sebut Oknum Anggota DPRD Tala Dua Tahun Pakai Narkoba

“Permasalahan tapal batas ini memang sudah menjadi
kendala sejak lama, dan tidak mudah diselesaikan karena memang ada kepentingan
politis dan ekonomi terlebih wilayah tersebut masuk wilayah perusahaan
perkebunan,” imbuhnya.

Wabup menambahkan, sejatinya lokasi pekat masuk di
wilayah Kabupaten Sukamara, dan kendaraannya hanya sedikit saja. Namun saat
hendak dilakukan pengamanan oleh petugas, para pelaku pekat akan menyeberang
sedikit keluar batas wilayah Kabupaten Sukamara.

“Inilah yang menjadi kendala petugas di lapangan,
salah satunya terkait masalah tapal batas,” pungkasnya. (lan/uni
/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru