BOGOR – Polemik perekrutan Abduh Lestaluhu dan Angga
Saputro kian memanas. Persebaya Surabaya yang merasa sudah mendapatkan tanda
tangan kedua pemain terus berharap Abduh dan Angga bergabung. Sedangkan PS
Tira-Persikabo yang merupakan klub musim lalu dan sudah mengaku juga
mendapatkan tanda tangan kontrak baru kedua pemain tidak mau melepasnya ke Green Force.
Public and Relation Manager PT LIB Hanif Marjuni angkat
bicara mengenai polemik tersebut. dia membenarkan jika urusan untuk pemain
lokal, LIB selaku operator kompetisi Liga 1 yang menangani. Jika pemain asing,
baru tugas dari PSSI.
Mengenai polemik kontrak Abduh dan Angga, Hanif
mempertanyakan apakah kedua pemain masih terikat kontrak dengan Tira-Persikabo
sebelum menandatangani kontrak
baru dengan Persebaya. jika itu terjadi, Tira-Persikabo layak mendapatkan jasa
kedua pemain tersebut.
Jika memang kontraknya berakhir ketika tanda tangan dengan
Persebaya, Green Force yang layak mendapatkannya. ’’Ada aturan 30 hari sebelum
kontrak berakhir, pemain boleh cari klub baru. Masalahnya di sini, kontrak
Persikabo itu sampai kapan,’’ ujarnya.
Baginya, kejelasan kontrak kedua pemain sangat penting.
Sebab, kontrak tersebut yang nantinya jadi penentu ketika polemik tersebut
tidak selesai dan kedua tim sama-sama mendaftarkan Abduh dan Angga sebagai
pemain untuk Liga 1 2020. ’’Kami nantinya akan memutuskan, yang pertama
mendapat tanda tangan kedua pemain itu yang layak mendapatkan jasa Abduh dan
Angga di Liga 1 2020,’’ tegasnya.
Hanif menuturkan posisi LIB saat ini hanya menunggu.
Artinya, LIB tidak mau ikut campur dalam polemik yang ada. ’’Kami hanya
menerima dokumen resmi pemain untuk didaftarkan di Liga 1 saja,’’ katanya.
Bagi pria asal Madiun tersebut, polemik kontrak itu
sebenarnya salah dari pemain. artinya, sebagai pemain profesional, harusnya
Abduh dan Angga mengerti terkait situasi yang ada. Baik di klub yang
ditinggalkan atau sebelum memutuskan tanda tangan dengan klub baru. ’’Jadi APPI
sendiri kalau pemain tidak melapor, tidak akan turun. Ini case masalahnya di
pemain,’’ ujarnya.
Sekertaris Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) M.
Hardika Aji enggan berkomentar soal kesalahan pemain. Dia sendiri juga tidak
mau menunggu Abduh dan Angga melapor lebih dulu. Lebih baik APPI jemput bola
baginya. ’’Masih komunikasi intens dengan keduanya. Sementara baru Abduh yang
respon. Jadi saya belum dengar detailnya seperti apa dari yang bersangkutan,’’
terangnya.
Tapi yang jelas, polemik kontrak tidak terjadi 1-2 kali
saja di sepak bola Indonesia. APPI menyayangkan di era industri sepak bola yang
profesional seperti sekarang, hal-hal ‘tidak penting’ seperti itu terjadi.
’’Pemain secara jujur memang meminta APPI untuk melakukan mediasi. APPI sendiri
saat ini sedang mengkomunikasikan dengan pihak-pihak terkait,’’ tuturnya.
Aji menerangkan polemik kontrak sebenarnya tidak akan
terjadi jika pemain dan klub menjalankan proses dengan benar. Ada komunikasi
antara pemain dengan klub dan klub dengan klub. Jika itu dilakukan dengan baik,
harusnya polemik kontrak tidak akan ada lagi. ’’Perlu ada ketegasan dari para
stakeholder sepak bola Indonesia juga agar hal-hal seperti ini tidak terjadi
lagi,’’ harapnya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Bisnis Rhendie Arindra
menuturkan kontrak Abduh dan Angga berakhir awal Januari. Mengenai kapan,
pihaknya masih mencoba mengecek secara detail lebih dulu. sedangkan dari pihak
Persebaya yang diwakili oleh Sekertarisnya, Ram Surahman menuturkan kedua
pemain membubuhkan tanda tangan dan menerima uang muka ketika kontraknya dengan
Tira-Persikabo sudah berakhir. (rid/jpg)