33 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Desainer Indonesia Makin Dikenal Dunia

KARYA
desainer Indonesia semakin dikenal di panggung mode dunia. Tak sekadar
busana, para desainer fashion berkesempatan menjadi ‘juru bicara’
Indonesia di negara lain dalam bidangnya. Dengan membawa koleksi lokal dan
kekayaan kain Nusantara membuat Indonesia bangga memiliki para desainer
kebanggaan tanah air.

Catatan JawaPos.com sepanjang
2019, ada beberapa desainer fashion yang berpartisipasi dalam
sejumlah perhelatan pekan mode dunia. Sebut saja nama Dian Pelangi, Itang
Yunasz, Jeny Tjahyawati, Nina Nugroho, Lia Soraya, Hannie Hananto, dan Neera
Alatas. Mereka berkesempatan menunjukkan koleksinya di panggung pekan mode
dunia.

1.    Itang
Yunasz (New York Fashion Week)

Itang
Yunasz berpartisipasi dalam New York Fashion Week (NYFW) 2019 The Shows
‘Indonesian Diversity’ pada tanggal 7 Februari 2019. Itang Yunasz menampilkan
koleksinya yang berjudul Tribal Diversity, melalui koleksi ini Itang
memperkenalkan keindahan pola-pola kain tenun ikat Sumba dan menunjukan
kemajuan tren busana muslim di Indonesia.

Itang
Yunasz, mengatakan dirinya ingin keindahan kain tenun ikat tradisional
Indonesia dikenali secara internasional melalui koleksinya. Selain itu dia
ingin semakin banyak orang mengetahui bahwa Indonesia merupakan pusat tren
busana muslim yang harus menjadi referensi bagi gaya busana muslim dunia.

Baca Juga :  Tips Cantik Merawat Kuku Tangan dan Kaki

2.     Dian Pelangi (New York Fashion Week)

Bersama
Itang Yunasz, Dian Pelangi juga ikut New York Fashion Week. Dian Pelangi
menampilkan koleksi yang diberi nama #Socialove, merepresentasikan
tren halal lifestyle melalui busana muslim dan hijab yang modern,
anggun, dinamis, dan bersifat universal. Dian Pelangi mengatakan
koleksi #Socialove diharapkan mampu mengubah persepsi mengenai busana
hijab. Saat ini busana hijab bukan lagi gaya konservatif. Busana hijab
merupakan busana yang dinamis, penuh semangat, dan anggun.

Koleksinya
merepresentasikan gaya hidup halal masa kini yang modern, dinamis dan penuh
semangat. Akulturasi mode ini juga bersifat universal dan bisa digunakan siapa
saja, tidak terbatas bagi orang yang berhijab.

3.    Jeny
Tjahyawati (Hong Kong Fashion Week)

Membuka
awal 2019, Jeny Tjahyawati berangkat menuju Hong Kong Fashion Week pada tanggal
13 Januari. Jeny Tjahyawati mengusung kain Kalimantan bertema Dayak Luxury di
mana motif seni lukis suku Dayak menjadi highlight. Dayak Luxury terinspirasi
motif seni lukis suku Dayak merupakan perpaduan antar pola dasar yang
dikreasikan menjadi beberapa variasi, sehingga menjadi kesatuan rangkaian makna
yang berarti.

Baca Juga :  Lebih Cantik dan Sehat dengan 2 Resep Masker Wajah dari Anggur

Motif
terinspirasi dari bentuk tanaman atau bunga dan yang ada di alam sekitar.
Seringkali digunakan dalam berbagai lukisan, ukiran, pahatan pada rumah adat
(rumah betang), alat musik tradisional (contoh Sape/Kecapi), senjata (Mandau,
sumpit, Telawang), topeng, serta sulam/rajutan pada busana adat. Teknik yang
menjadi sorotan pada koleksi ini adalah lipatan. Warna yang dibawa adalah hitam
dan perak.

 

4.    Hannie
Hananto (Amsterdam Modest Fashion Week 2019)

Ajang
ini diadakan pada 14-16 Desember yang diadakan di Passenger Terminal Amsterdam,
Belanda. Amsterdam Modest Fashion Week sendiri merupakan rangkaian perjalanan
dari serial Modest Fashion Week resmi yang didirikan oleh Franka Soeria dan
Ozlem Sahin dari Think Fashion. Selama ini, Hannie Hananto telah mewarnai
busana modest Indonesia dengan gaya nyentrik dalam setiap busana yang
dihadirkannya. Oleh karena itu, Hannie dinilai bisa mewakili genre pop
Indonesia untuk bersaing di pasar global.

Hannie
menghadirkan koleksi dengan tema Anggrek karena Indonesia pemilik bunga Anggrek
terbesar di Asia. Dia memilih warna yang lebih kalem. Karena, orang Eropa suka
warna monokrom.

KARYA
desainer Indonesia semakin dikenal di panggung mode dunia. Tak sekadar
busana, para desainer fashion berkesempatan menjadi ‘juru bicara’
Indonesia di negara lain dalam bidangnya. Dengan membawa koleksi lokal dan
kekayaan kain Nusantara membuat Indonesia bangga memiliki para desainer
kebanggaan tanah air.

Catatan JawaPos.com sepanjang
2019, ada beberapa desainer fashion yang berpartisipasi dalam
sejumlah perhelatan pekan mode dunia. Sebut saja nama Dian Pelangi, Itang
Yunasz, Jeny Tjahyawati, Nina Nugroho, Lia Soraya, Hannie Hananto, dan Neera
Alatas. Mereka berkesempatan menunjukkan koleksinya di panggung pekan mode
dunia.

1.    Itang
Yunasz (New York Fashion Week)

Itang
Yunasz berpartisipasi dalam New York Fashion Week (NYFW) 2019 The Shows
‘Indonesian Diversity’ pada tanggal 7 Februari 2019. Itang Yunasz menampilkan
koleksinya yang berjudul Tribal Diversity, melalui koleksi ini Itang
memperkenalkan keindahan pola-pola kain tenun ikat Sumba dan menunjukan
kemajuan tren busana muslim di Indonesia.

Itang
Yunasz, mengatakan dirinya ingin keindahan kain tenun ikat tradisional
Indonesia dikenali secara internasional melalui koleksinya. Selain itu dia
ingin semakin banyak orang mengetahui bahwa Indonesia merupakan pusat tren
busana muslim yang harus menjadi referensi bagi gaya busana muslim dunia.

Baca Juga :  Tips Cantik Merawat Kuku Tangan dan Kaki

2.     Dian Pelangi (New York Fashion Week)

Bersama
Itang Yunasz, Dian Pelangi juga ikut New York Fashion Week. Dian Pelangi
menampilkan koleksi yang diberi nama #Socialove, merepresentasikan
tren halal lifestyle melalui busana muslim dan hijab yang modern,
anggun, dinamis, dan bersifat universal. Dian Pelangi mengatakan
koleksi #Socialove diharapkan mampu mengubah persepsi mengenai busana
hijab. Saat ini busana hijab bukan lagi gaya konservatif. Busana hijab
merupakan busana yang dinamis, penuh semangat, dan anggun.

Koleksinya
merepresentasikan gaya hidup halal masa kini yang modern, dinamis dan penuh
semangat. Akulturasi mode ini juga bersifat universal dan bisa digunakan siapa
saja, tidak terbatas bagi orang yang berhijab.

3.    Jeny
Tjahyawati (Hong Kong Fashion Week)

Membuka
awal 2019, Jeny Tjahyawati berangkat menuju Hong Kong Fashion Week pada tanggal
13 Januari. Jeny Tjahyawati mengusung kain Kalimantan bertema Dayak Luxury di
mana motif seni lukis suku Dayak menjadi highlight. Dayak Luxury terinspirasi
motif seni lukis suku Dayak merupakan perpaduan antar pola dasar yang
dikreasikan menjadi beberapa variasi, sehingga menjadi kesatuan rangkaian makna
yang berarti.

Baca Juga :  Lebih Cantik dan Sehat dengan 2 Resep Masker Wajah dari Anggur

Motif
terinspirasi dari bentuk tanaman atau bunga dan yang ada di alam sekitar.
Seringkali digunakan dalam berbagai lukisan, ukiran, pahatan pada rumah adat
(rumah betang), alat musik tradisional (contoh Sape/Kecapi), senjata (Mandau,
sumpit, Telawang), topeng, serta sulam/rajutan pada busana adat. Teknik yang
menjadi sorotan pada koleksi ini adalah lipatan. Warna yang dibawa adalah hitam
dan perak.

 

4.    Hannie
Hananto (Amsterdam Modest Fashion Week 2019)

Ajang
ini diadakan pada 14-16 Desember yang diadakan di Passenger Terminal Amsterdam,
Belanda. Amsterdam Modest Fashion Week sendiri merupakan rangkaian perjalanan
dari serial Modest Fashion Week resmi yang didirikan oleh Franka Soeria dan
Ozlem Sahin dari Think Fashion. Selama ini, Hannie Hananto telah mewarnai
busana modest Indonesia dengan gaya nyentrik dalam setiap busana yang
dihadirkannya. Oleh karena itu, Hannie dinilai bisa mewakili genre pop
Indonesia untuk bersaing di pasar global.

Hannie
menghadirkan koleksi dengan tema Anggrek karena Indonesia pemilik bunga Anggrek
terbesar di Asia. Dia memilih warna yang lebih kalem. Karena, orang Eropa suka
warna monokrom.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru