Setiap orang tua pasti menyayangi dan
memanjakan anak. Namun, psikolog Dr. Hj. Fitri Sukmawati, M.Psi
menyatakan memanjakan secara berlebihan tanpa ada niat mendidik akan
menciptakan sosok anak yang tidak matang nantinya.
“Artinya, ada porsi-porsi yang tidak disadari
orang tua dalam memanjakan buah hati,†kata Fitri.
Menurut Fitri, orang tua harus mengetahui
perkembangan tahapan psikologi anak. Ketika berusia nol sampai tujuh tahun,
akan menjadi ratu dan raja orang tuanya. Dari lahir, orang tua memenuhi dan
melayani kebutuhannya.
Namun, saat beranjak remaja, orang tua harus
memberikan buah hati kesempatan untuk bisa mengurusi kebutuhannya sendiri.
Tujuannya untuk melatih perkembangan fisik dan psikomotorik anak.
“Anak dilatih untuk sesuai dengan tahapan
perkembangannya,†kata Fitri.
Ketua HIMPSI Wilayah Kalbar ini
mengatakan setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda. Orang tua
harus melihat karakteristik buah hatinya.
“Jangan hanya karena memiliki satu anak,
orang tua menjadi memanjakan dan melayaninya. Tetapi, bagaimana orang tua
membentuk buah hatinya tersebut menjadi sosok yang mandiri, disiplin dan
percaya diri,†jelas Fitri.
Fitri menuturkan banyak anak serba dipenuhi,
dilayani, dan diselesaikan masalahnya oleh orang tua, bahkan hingga dewasa.
Jika orang tua meninggal, anak akan merasa terpuruk. Karena dia tak bisa
menyelesaikan masalahnya sendiri.
“Mendampingi terus itu boleh. Tetapi,
bagaimana mendampingi dan mengajarkan anak untuk bisa menyelesaikan masalah,â€
kata Fitri.
Fitri menambagkan orang tua boleh memanjakan
anak meski telah dewasa. Namun, bukan bersifat melayani, tetapi menyayangi dan
memberi perhatian.
Misalnya, saat anak berusia di atas 14 tahun,
jadikan dia sahabat. Saat mengalami masalah, anak akan leluasa bercerita pada
orang tuanya.
Ketua Jurusan Psikologi Islam Fakultas
Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak ini mengingatkan ketika
anak telah dewasa dan menikah ada hal-hal yang tidak lagi bisa ditangani ayah
maupun ibu. Karena orang tua tidak diperkenankan mencampuri urusan rumah tangga
anaknya.
“Terkecuali orang tua
memberikan nasehat kepada buah hatinya,†tutupnya Fitri.(ghe/ila)