26 C
Jakarta
Tuesday, December 2, 2025

Gembong Narkoba Asal Indonesia yang Jadi Buronan Interpol Ditangkap BNN di Kamboja

Badan Narkotika Nasional (BNN) bergerak cepat untuk memulangkan Dewi Astutik usai ditangkap di Kamboja pada Senin (1/12). Lantas siapa sebenarnya gembong narkoba asal Indonesia yang menjadi buronan interpol tersebut?

Menurut Kepala BNN Komjen Suyudi Ario Seto, Dewi Astutik memiliki beberapa nama alias. Yakni Kak Jinda alias Dinda, alias PA.

Dia diketahui berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Bersama Fredy Pratama, Dewi Astutik adalah pemain utama yang mendominasi kawasan Golden Triangle.

”Terdapat 2 nama utama asal Indonesia yang mendominasi kawasan Golden Triangle, yakni Fredy Pratama dan PA alias Dewi Astutik alias Kak Jinda alias Dinda,” ungkap Suyudi dalam konferensi pers di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Selasa (2/12).

Dewi Astutik menjadi aktor utama dalam penyelundupan 2 ton sabu-sabu dengan nilai mencapai Rp 5 triliun pada Mei 2025 lalu.

Baca Juga :  Miris! Oknum Anggota Polda Kalteng Ditangkap karena Miliki 81,50 Gram Sabu

Tidak hanya itu, dia juga tercatat pernah terlibat dalam berbagai kasus narkoba di Indonesia selama 2024. Karena itu, Dewi Astutik menjadi buronan interpol.

”Selain itu, PA alias Dewi Astutik alias Kak Jinda alias Dinda merupakan rekruter dari jaringan perdagangan narkotika Asia-Afrika dan juga menjadi DPO dari negara Korea Selatan,” jelas dia.

Electronic money exchangers listing

Menurut jenderal bintang tiga Polri tersebut, Dewi Astutik ditangkap oleh BNN di Kamboja berkat kerja sama dengan BAIS TNI, Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Polri, dan otoritas setempat di Kamboja.

Selain itu ada peran Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam penangkapan tersebut.

Sebelumnya, BNN melalui keterangan resmi yang disampaikan kepada awak media mengungkapkan bahwa penangkapan Dewi Astutik dilakukan di wilayah Sihanoukville, Kamboja.

Baca Juga :  ASN Diminta Jadi Garda Terdepan Melawan Narkoba

Penangkapan itu berlangsung dalam operasi senyap lintas negara yang dipimpin oleh Direktur Penindakan dan Pengejaran BNN Roy Hardi Siahaan.

”Operasi ini merupakan tindak lanjut langsung dari perintah Kepala BNN Republik Indonesia Suyudi Ario Seto yang sebulan sebelumnya menginstruksikan pembentukan tim khusus untuk melakukan operasi pengejaran internasional,” tulis BNN.

Dalam operasi tersebut, BNN mendapat dukungan penuh dari Atase Pertahanan Indonesia di Kamboja dan BAIS TNI. Peran penting BAIS TNI dalam operasi tersebut adalah melakukan pemetaan pergerakan lintas negara serta koordinasi regional.

Sementara proses diplomasi dan pemenuhan legalitas pemindahan tersangka difasilitasi oleh Duta Besar Indonesia untuk Kamboja Santo Darmosumarto bersama seluruh jajaran KBRI Phnom Penh.(jpc)

Badan Narkotika Nasional (BNN) bergerak cepat untuk memulangkan Dewi Astutik usai ditangkap di Kamboja pada Senin (1/12). Lantas siapa sebenarnya gembong narkoba asal Indonesia yang menjadi buronan interpol tersebut?

Menurut Kepala BNN Komjen Suyudi Ario Seto, Dewi Astutik memiliki beberapa nama alias. Yakni Kak Jinda alias Dinda, alias PA.

Dia diketahui berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Bersama Fredy Pratama, Dewi Astutik adalah pemain utama yang mendominasi kawasan Golden Triangle.

Electronic money exchangers listing

”Terdapat 2 nama utama asal Indonesia yang mendominasi kawasan Golden Triangle, yakni Fredy Pratama dan PA alias Dewi Astutik alias Kak Jinda alias Dinda,” ungkap Suyudi dalam konferensi pers di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Selasa (2/12).

Dewi Astutik menjadi aktor utama dalam penyelundupan 2 ton sabu-sabu dengan nilai mencapai Rp 5 triliun pada Mei 2025 lalu.

Baca Juga :  Miris! Oknum Anggota Polda Kalteng Ditangkap karena Miliki 81,50 Gram Sabu

Tidak hanya itu, dia juga tercatat pernah terlibat dalam berbagai kasus narkoba di Indonesia selama 2024. Karena itu, Dewi Astutik menjadi buronan interpol.

”Selain itu, PA alias Dewi Astutik alias Kak Jinda alias Dinda merupakan rekruter dari jaringan perdagangan narkotika Asia-Afrika dan juga menjadi DPO dari negara Korea Selatan,” jelas dia.

Menurut jenderal bintang tiga Polri tersebut, Dewi Astutik ditangkap oleh BNN di Kamboja berkat kerja sama dengan BAIS TNI, Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Polri, dan otoritas setempat di Kamboja.

Selain itu ada peran Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam penangkapan tersebut.

Sebelumnya, BNN melalui keterangan resmi yang disampaikan kepada awak media mengungkapkan bahwa penangkapan Dewi Astutik dilakukan di wilayah Sihanoukville, Kamboja.

Baca Juga :  ASN Diminta Jadi Garda Terdepan Melawan Narkoba

Penangkapan itu berlangsung dalam operasi senyap lintas negara yang dipimpin oleh Direktur Penindakan dan Pengejaran BNN Roy Hardi Siahaan.

”Operasi ini merupakan tindak lanjut langsung dari perintah Kepala BNN Republik Indonesia Suyudi Ario Seto yang sebulan sebelumnya menginstruksikan pembentukan tim khusus untuk melakukan operasi pengejaran internasional,” tulis BNN.

Dalam operasi tersebut, BNN mendapat dukungan penuh dari Atase Pertahanan Indonesia di Kamboja dan BAIS TNI. Peran penting BAIS TNI dalam operasi tersebut adalah melakukan pemetaan pergerakan lintas negara serta koordinasi regional.

Sementara proses diplomasi dan pemenuhan legalitas pemindahan tersangka difasilitasi oleh Duta Besar Indonesia untuk Kamboja Santo Darmosumarto bersama seluruh jajaran KBRI Phnom Penh.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru